Memiliki anak adalah impian setiap ibu, namun karena berbagai kondisi kesehatan yang mungkin dialaminya, si ibu jadi sulit untuk hamil. Ibu yang sulit untuk memiliki anak akan merasa iri pada rekan-rekannya yang memiliki bayi, karena ia tak bisa merasakan indahnya menjadi ibu seperti perempuan lain.
Sebagai sesama perempuan, seringkali kita mencoba menghibur atau memberi dukungan. Namun demikian, ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dikatakan pada ibu yang sedang program hamil (promil), karena bisa mengakibatkan perasaannya makin terpuruk.
Mengacu pada tulisan di laman Parents, setidaknya ada 11 hal yang tidak boleh dikatakan pada ibu yang sedang mencoba untuk hamil. Karena bisa membuat kondisi mentalnya semakin memburuk.
1. Menyuruh untuk santai dan berhenti berusaha terlalu keras
Bagi ibu yang sedang menjalani promil, tentu memiliki harapan agar usahanya segera membuahkan hasil. Pada bulan-bulan pertama, ia mungkin bisa bersikap santai.
Namun bulan-bulan berikutnya, ketika hasil tes kehamilannya tetap negatif, dia tidak akan lagi bisa merasa santai.
Menyuruhnya untuk tidak terlalu ngoyo berusaha untuk hamil juga bukan hal yang baik untuk dikatakan. Bagi Anda yang telah memiliki anak mungkin akan berpikir, mengapa harus berusaha begitu keras, jika Tuhan sudah menakdirkan, pasti akan diberi anak.
Ingatlah Bunda, tidak semua orang diberkahi dengan rahim yang subur dan kondisi kesehatan yang fit. Keinginan untuk hamil pastinya memiliki alasan tersendiri, apakah itu untuk melengkapi pernikahan, menghilangkan kesepian, atau agar suami tidak menikah lagi demi punya anak dari perempuan lain.
Jadi, menyuruh untuk santai pada ibu yang sedang promil, apalagi menyuruhnya tidak berusaha terlalu keras, sebaiknya jangan dilakukan. Karena bisa saja hal itu akan membuat si ibu malah jauh lebih terpuruk, karena merasa usahanya gagal dan sia-sia belaka.
2. Menyarankan untuk adopsi
Mungkin Anda merasa prihatin melihat teman yang berusaha begitu keras untuk hamil, namun tak kunjung berhasil. Tapi jangan sekali-kali menyarankannya untuk melakukan adopsi.
Proses adopsi tidak semudah seperti yang kita lihat di film atau sinetron. Ada berbagai prosedur dan persyaratan yang rumit, yang harus dipenuhi calon orangtua adopsi, sebelum bisa membawa pulang seorang anak untuk dipanggil sebagai anak sendiri.
Belum lagi, keputusan untuk adopsi harus berdasarkan persetujuan suami, juga keluarga mertua dari kedua pihak. Bisa saja, suami istri mau adopsi tapi orangtua mereka tak setuju, karena inginkan cucu dari keturunan mereka sendiri.
Jadi, hindari menyarankan untuk adopsi, itu hanya akan membuat mereka semakin sedih.
3. “Mungkin kamu doanya kurang.”
Anak memang pemberian Tuhan, namun bukan berarti mereka yang belum dikaruniai anak tidak disayang oleh Tuhan. Kita tidak pernah tahu berapa jam yang telah dihabiskan oleh si ibu, untuk memanjatkan doa pada Tuhan demi kehadiran seorang anak, berapa banyak airmata yang ia cucurkan saat berdoa memohon agar dikaruniai anak.
Jadi, daripada mengatakan bahwa doa si ibu kurang manjur. Lebih baik mengatakan bahwa Anda ikut berdoa untuk keberhasilannya memiliki anak. Dengan begini, dia akan merasa senang bahwa ia tak sendirian dalam upaya ‘merayu’ Tuhan untuk memberinya anak.
4. Mengatakan bahwa Anda tak percaya pada perawatan kesuburan
Anda tidak percaya pada perawatan kesuburan? Sebaiknya simpan pendapat ini sendiri, jangan sekali-kali mengatakannya di depan ibu yang sedang promil. Karena efeknya bisa sangat menyakitkan.
Bagi mereka yang telah memiliki anak, mereka tidak akan pernah mengalami perasaan putus asa yang dialami ibu yang tak memiliki anak. Apapun akan dilakukan agar impian memiliki anak terwujud, salah satunya dengan melakukan perawatan kesuburan.
Jadi, jangan menularkan sikap skeptis Anda pada ibu yang sedang promil, karena Anda tak pernah tahu bagaimana rasanya mendambakan seorang anak, sebab Anda telah memilikinya.
5. “Siapa yang mandul?”
Pertanyaan seperti ini tentunya sangat tidak sopan untuk dilontarkan. Mandul bukan satu-satunya alasan pasangan tidak bisa memiliki anak.
Sering terjadi, jika pasangan sulit memiliki anak, maka dianggap bahwa salah satu dari mereka mandul. Padahal, banyak kasus yang terjadi suami dan istri sama-sama sehat dan subur, namun tetap sulit memiliki anak.
Selain itu, perkara mandul adalah urusan pribadi suami istri yang tidak layak untuk diungkapkan ke orang lain diluar rumah mereka. Jadi jangan berusaha untuk menggalinya.
6. “Tidak setiap wanita ditakdirkan untuk hamil.”
Kalimat seperti ini akan sangat menyakitkan saat dilontarkan pada ibu yang sedang promil. Apalagi jika dia sudah berusaha keras, melakukan segala cara agar berhasil.
Berbicara soal takdir, berarti berbicara soal kuasa Tuhan. Anda tidak akan pernah tahu pasti mengapa dia tak kunjung hamil, meski sudah menjalani berbagai perawatan.
Jadi, jangan bersikap mendahului Tuhan dengan mengatakan bahwa dia tidak ditakdirkan untuk hamil. Selain menyakitkan, hal tersebut bisa membuat ibu yang sulit memiliki anak menjadi semakin stres, bahkan depresi.
7. Menyembunyikan kehamilan karena takut menyinggung perasaan
Teman yang baik adalah orang yang selalu terbuka dengan kawannya, tak peduli dalam waktu sesulit apapun. Menyembunyikan kehamilan darinya bukan cara yang baik untuk menjaga perasaannya.
Bisa jadi ia akan merasa iri atau sedih mendengar kabar kehamilan Anda, namun ia akan tetap turut berbahagia bersama Anda. Karena itulah makna teman yang sesungguhnya, ikut merayakan kebahagiaan yang dialami teman.
8.”Setidaknya kau tidak direpotkan oleh bayi yang sakit.”
Ungkapan seperti ini akan membuat Anda terlihat sebagai orang yang tak bersyukur. Disaat teman Anda berusaha keras untuk memiliki anak, berdoa dalam setiap helaan nafas agar bisa mendengar tangisan bayi di tengah malam, namun Anda malah mengeluh tentang repotnya mengurus bayi.
Anda sebagai ibu pastinya tahu, meski mengurus bayi, apalagi yang sedang sakit, sangatlah repot dan melelahkan, namun dibalik itu semua ada kebahagiaan. Karena Anda bisa melihat wajahnya yang lucu, memberinya kasih sayang selagi merawatnya, dan perasaan damai saat melihat ia tidur dengan nyenyak.
Percayalah, ibu yang sulit memiliki anak akan lebih memilih bangun setiap malam merawat bayinya yang sakit, dibandingkan harus termenung di tengah malam di dalam rumah yang sepi tanpa tangisan bayi.
9. “Semua akan terjadi pada waktunya.”
Mengatakan hal seperti ini, akan terkesan merendahkan segala usaha yang ia lakukan agar bisa hamil. Karena seolah-olah ia sedang menentang kuasa Tuhan, dengan berusaha untuk hamil.
Tuhan memang menentukan segalanya, namun bukan berarti manusia tidak boleh berusaha. Bukankah Tuhan akan memberi apa yang manusia inginkan, jika manusia itu berusaha dengan keras?
10. “Sayang sekali, padahal aku cepat sekali hamil. Walau jarang berhubungan.”
Detail seperti ini tak perlu Anda berikan pada teman yang sedang berusaha keras untuk hamil. Anda beruntung karena tidak perlu melakukan perawatan kesuburan, karena bisa hamil dengan cepat.
Tapi bagi teman Anda yang sedang promil, kadang berhubungan secara rutin saja tidak cukup. Mereka harus menjalani berbagai pengobatan agar promil mereka berhasil.
11. Saat promilnya berhasil, jangan tanyakan metodenya
Kita tidak tahu berapa banyak metode medis yang ia jalani hingga ia berhasil hamil. Menanyakan hal ini termasuk tidak sopan, kecuali jika ia dengan sukarela memberitahu Anda.
Atau bila Anda sendiri sedang menjalani promil, maka Anda bisa menanyakannya. Tapi bila pertanyaan ini hanya berdasarkan rasa penasaran, sebaiknya jangan.
Lebih baik fokus untuk mengucapkan selamat dan merayakan keberhasilan promilnya. Itu akan membuat kebahagiaan yang ia rasakan menjadi berlipat ganda.
Baca juga:
6 Kebohongan yang Dapat Dikatakan pada Ibu Baru Untuk Membantunya Melewati Tahun Pertama