Istri marah pada suami tentu hal yang wajar. Pun sebaliknya, suami marah pada istri tentu saja merupakan hal lumrah terjadi pada kehidupan rumah tangga.
Menjalani pernikahan, tentu saja tak seindah dongeng. Jadi tak perlu bermimpi kalau setiap momen yang dilalui akan selalu semanis madu.
Oooh, tentu saja tidak seperti ini.
Faktanya, bukan tidak mungkin pada akhirnya para suami akan sering mengajukan pertanyaan seperti, “Mengapa istri saya sering marah bahkan sepanjang waktu?”
Hal-hal kecil pun bisa membuatnya kesal. Saat si kecil menjatuhkan remah-remah makanan di lantai, atau melihat handuk basah diletakkan di atas kasur? Kondisi seperti ini bisa saja membuat tombol kemarahan istri menyala.
Hal kecil yang bisa menyulut emosi para istri ini pun akhirnya bisa membuat para suami terheran-heran. Membuat para suami tidak bisa mengerti mengapa istri bersikap seperti itu.
Para suami, kami cukup memahami kebingungan Anda dan itulah sebabnya kami ada di sini berusaha untuk membantu mencari tahu mengapa para istri bisa sering marah sepanjang waktu.
Kami akan menjelaskan alasannya, termasuk cara paling tepat meredakan kemarahan istri.
Pentingnya memahami kemarahan perempuan
Para suami, sebelum mengetahui mengapa istri tampak sering marah sepanjang waktu, Anda perlu memahami beberapa perbedaan utama emosi wanita dan pria.
Penelitian menunjukkan bahwa baik pria maupun wanita mengalami kemarahan pada frekuensi yang sama. Namun, cara mereka mengungkapkannya tentu saja berbeda.
Pada umumnya, pria sering kali memperlihatkan kemarahan mereka secara terbuka, sementara wanita seringkali menyembunyikan kemarahan mereka.
Psikolog Sandra Thomas menjelaskan, secara tradisional para pria, memandang kemarahan sebagai kualitas “maskulin”, dan perkelahian fisik dipandang sebagai bentuk tanda kejantanan.
Sementara bagi wanita, melakukan langkah seperti itu sebenarnya tidak dianjurkan. Wanita biasanya mendapat pesan bahwa kemarahan itu tidak menyenangkan dan tidak feminin. Karena itu, kemarahan seorang perempuan sering diarahkan ke saluran berbeda seperti merajuk.
Pada tahun 1993, Thomas mengadakan sebuah penelitian, Women’s Anger Study, yang melibatkan 535 wanita berusia antara 25 dan 66 tahun.
Studi ini mengungkapkan ternyata ada tiga akar yang memicu kemarahan perempuan, yaitu ketidakberdayaan, ketidakadilan dan orang lain yang tidak bertanggung jawab.
Perempuan juga menunjukkan kemarahan mereka secara berbeda dari pria. Studi lain menemukan bahwa perempuan yang sering meluapkan kemarahannya secara berulang, cenderung lebih bisa mengekspresikan kemarahan mereka
Sekarang setelah memahami fakta-fakta penting tentang emosi kemarahan pada perempuan, mari kita jawab alasan mengapa istri marah pada suami?
Mengapa istri marah pada suami sepanjang waktu?
Perlu dipahami bahwa rasa marah kerap muncul karena akumulasi kelelahan yang menyebabkan stres. Kondisi inilah yang kemudian membuat seorang perempuan sulit mengendalikan emosinya.
Dan inilah tiga alasan yang masuk akal:
1. Istri merasa lelah dari hal-hal yang mungkin tidak terlintas di benak para suami. Bukan hanya lelah secara fisik, tapi juga bisa lemah secara emosi.
Mungkin istri merasa lelah karena telah banyak menghabiskan waktu berlari mengejar anak-anak saat menemani bermain di halaman rumah. Mungkin juga lelah karena pulang kerja harus berhadapan dengan kemacetan.
Atau mungkin istri sangat lelah karena terjaga hampir sepanjang malam menjaga si kecil? Atau coba perhatikan apakah istri merasa kelelahan karena sedang melalui fase melekat dan menolak untuk tidur sendirian sehingga harus digendong sepanjang malam?
Atau, bisa juga kemarahannya disebabkan karena ia lelah berurusan dengan tingkal laku balita yang benar-benar menguji kesabarannya? Belum lagi dengan pekerjaan domestik yang harus diselesaikan.
Di sinilah amarah mulai masuk. Di mana rasa letih menyebabkan stres, dan berujung sebabkan kemarahan. Sebuah survei mengungkapkan bahwa stres dipandang sebagai faktor utama yang sering menyebabkan kemarahan pada perempuan.
Jadi tidak mengherankan bahwa seorang istri yang kelelahan dan stres selalu marah.
Istri marah pada suami, sudah saatnya suami membantu istri
Langkah penting yang dibutuhkan istri tentu saja tawarkan bantuan, bahkan dengan cara kecil. Saat istri Anda sudah puas menyusui, mengapa tidak membawakannya segelas air dan makanan ringan? Atau berikan pijat yang bisa membantunya melepas lelah. Jangan lupa, untuk mengambil alih untuk mengawasi balita atau si kakak.
Selain itu, mengapa tidak mengajak istri berbelanja? Terlebih jika memang persediaan bahan makanan sudah habis. Lihatlah isi lemari es atau dapur, jika melihat Anda kehabisan susu, roti, telur, atau apa pun, pergilah berbelanja.
Ingatlah saja bahwa secara historis, perempuan sebenarnya telah “dilatih” untuk menyembunyikan kemarahan mereka. Jadi hindari memancing emosinya, dan segera membantu.
Temukan cara meredakan stresnya. Ini bisa sekecil pijatan leher dan bahu (tanpa dia memintanya) untuk meredakan ketegangan, atau memberinya hari libur untuk menikmati me time. Para suami tentu saja yang paling memahami istri sehingga tahu yang terbaik dan dibutuhkan istri.
Akui kelelahannya. Jangan memejamkan mata karena kelelahan atau hanya duduk diam bermain game, sementara dia hampir pingsan karena kelelahan.
Malah, sekadar bertanya, “Kamu pasti sangat lelah. Adakah yang bisa saya lakukan untuk membantu?” akan menghadirkan ketenangan untuk para istri.
2. List pekerjaan yang tidak pernah berhenti berputar
Pekerjaan kantor, pekerjaan domestik dimulai dengan mengurus anak-anak, membuat jadwal menu makan, belum lagi membeli dan bahan makanan untuk keluarga, termasuk membuat janji dokter, menghadapi anak demam, mendampingi anak sekolah, hingga list pekerjaan yang lainnya.
Apakah Anda lelah membaca daftar pekerjaan ini? Yah, ini merupakan persoalan seorang istri sekaligus ibu yang harus dihadapi setiap saat. Inilah yang disebut sebagai pekerjaan tak kasat mata.
Memang benar bahwa pembagian kerja di rumah memang idealnya perlu dilakukan bersama-sama. Nyatanya tetap saja perempuan, istri atau ibu pada umumnya masih melakukan lebih banyak pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak.
Penting untuk dipahami juga, bahwa proses persalinan dan menyusui telah banyak menyedot energi. Jika tidak mendapatkan dukungan secara emosional, tentu saja bisa membuat kelelahan fisik dan mental.
Istri marah pada suami, apa yang bisa dilakukan suami?
Hargai apa yang telah dilakukan istri, mesipun pekerjaanya sering kali tak kasat mata. Hargai dan tentu saja ulurkan bantuan.
Pahami mengapa dia mungkin merasa sangat lelah meskipun dia baru saja bangun dari tidur siang. Alih-alih bertanya-tanya bagaimana ini terjadi lebih baik tanyakan apa yang bisa dilakukan untuk membantu istri.
Biar bagaimana pun suami sebagai support system utama istri, Anda berdua perlu bekerja sama. Mulai dari pengasuhan anak atau mengerjakan pekerjaan domestik, terlebih lagi jika memang di rumah tidak memiliki asisten rumah tangga.
Latih anak-anak untuk bisa membantu. Bahkan anak-anak balita pun sudah bisa diajarkan untuk mandiri, mengerjakan apa yang bisa dilakukan sendiri. Bahkan, tak ada salahnya untuk memberikan salah satu pekerjaan rumah ringan agar si kecil bisa bertanggung jawab,
3. Kehilangan rasa berdaya
Menjadi seorang ibu adalah pengalaman luar biasa. Tetapi peran menjadi ibu tentu saja memberi kekuatan dan menghilangkan kekuatan pada saat yang sama. Masalahnya hal ini memang tidak selalu dipahami pria.
Menjadi seorang ibu, mau tidak mau membuat kehidupan sering kali hanya berkutat di dunia anak dan keluarga. Akibatnya, kehidupan dunia luar apalagi menikmati me time menjadi sesuatu hal yang sangat langka.
Menjadi istri sekaligus ibu membuat seorang perempuan kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri. Payudaranya bukan miliknya lagi, bahkan untuk menikmati makan dan mandi dengan tenang saja sering kali sulit didapatkan. Terasa pahit dan menyedihkan? Bisa jadi, tapi bukan berarti seorang istri atau ibu menyesal melakukannya.
Pada dasarnya setiap keputusan kecil yang diambil istri akan ditentukan oleh kesejahteraan anak. Hal ini juga berlaku saat memutuskan apakah terus bekerja di kantor atau fokus menjadi ibu rumah tangga.
Beberapa perempuan mungkin bisa memutuskannya dengan tenang. Tetapi ada juga yang tidak, di mana keputusan yang diambil hanya berdasarkan keterpaksaan. Ujung-ujungnya tentu saja bisa menimbulkan kemarahan.
Istri marah pada suami, apa yang bisa dilakukan suami :
Kami mengerti, Anda tidak bisa melahirkan atau menyusui. Tetapi Anda dapat berada di sisi istri Anda saat dia melahirkan, Anda juga tentu saja bisa membantu mengganti popok, memandikan bayi, dan belajar bagaimana menenangkannya dan menidurkannya.
Ada begitu banyak yang bisa dilakukan seorang suami untuk memberikan bantuan pada istrinya.
Ketika suami secara aktif berperan dalam mengasuh anak, tentu saja akan memberikan para istri untuk bisa merasa berdaya karena bisa memiliki kesempatan untuk melakukan apa yang dia suka.
Dukung istri Anda dalam keputusannya. Tolong jangan membuatnya merasa buruk jika dia memutuskan kembali bekerja. Jika pengasuhan anak merupakan masalah, aktifkan bekerja dengannya untuk mendapatkan solusi: pengasuhan anak, mempekerjakan pembantu, atau mungkin bahkan mempertimbangkan untuk tinggal di rumah sendiri.
Kadang, setelah menjadi orangtua akan cenderung fokus pada kesejahteraan anak-anak. Tapi bagaimana dengan ibu mereka … istri Anda?
Ketika istri marah pada suami, sudah tahu kan apa yang benar-benar dibutuhkan para istri?
Disadur dari artikel Nalika Unatenne, theAsianparent Singapura
Baca juga:
Tak ada salahnya romantis terhadap suami, sudah coba 5 hal ini, Bun?