Saat sebuah perselingkuhan terjadi, seringkali pihak yang diselingkuhi atau korban menyalahkan diri sendiri. Padahal, kepribadian pelaku selingkuh yang menjadi masalah utamanya. Jika seseorang memang tidak punya kecenderungan untuk selingkuh, maka godaan apapun yang datang pasti bisa tidak akan tertarik untuk selingkuh.
Setidaknya inilah yang dipaparkan oleh Psikolog pernikahan dan pakar hubungan keluarga, Roslina Verauli, M.Psi.,Psi. Melalui akun media sosialnya, lulusan psikologi Universitas Indonesia ini menjelaskan beberapa karakter dan kepribadian pelaku selingkuh untuk membuktikan bahwa korban yang diselingkuhi tidaklah bersalah.
Mengenali Karakter dan Kepribadian Pelaku Selingkuh
Melalui akun Instagramnya @verauli.id, perempuan yang bekerja sebagai dosen di Universitas Tarumanegara ini menyoroti banyaknya kasus perselingkuhan yang membuat korban melakukan self blaming atau menyalahkan diri sendiri.
“Kerap istri menyalahkan atau meragukan dirinya saat pasangan diketahui berselingkuh. Relasi pernikahan pun turut mengalami krisis. Keluarga juga ikut terdampak. Orang luar apalagi, ikut menyalahkan istri. Padahal, perselingkuhan lebih berkaitan dengan karakteristik kepribadian peselingkuh,” kata Verauli.
Lulusan magister psikologi UI tahun 2003 ini menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan tentang karakter dan kepribadian pelaku selingkuh adalah alasan utama seseorang bisa melakukan perselingkuhan. Karakter ini disebut sebagai Dark Trait Personality yang terdiri dari Machiavellianism, Psychoath dan Narcissism.
Dark Trait Personality
Lebih lanjut, Verauli menuturkan bahwa orang-orang yang punya kepribadian narsistik, sosiopat dan machiavellianism memiliki satu kesamaan, yakni suka berbohong, manipulatif serta komitmen rendah dalam hubungan.
Orang-orang dengan kepribadian ini biasanya lebih suka mencari pasangan untuk hubungan yang singkat bahkan meski dia telah memiliki pasangan yang terikat hubungan jangka panjang seperti pernikahan.
Dan menurut penelitian, karakter affair & Dark Triads personality ini lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibanding perempuan.
Karena itulah banyak lelaki yang terjebak dalam hubungan singkat yang hanya bersifat senang-senang saja demi kenikmatan sesaat. Mereka akan melakukan taktik yang manipulatif demi mendapatkan apa yang dia inginkan.
Bahkan ketika perselingkuhannya diketahui oleh pasangan sah, dia akan mencari berbagai cara untuk melimpahkan kesalahan kepada korban perselingkuhan dan bukan pada dirinya.
Teori Big 5: OCEAN, Kepribadian Pelaku Selingkuh yang perlu Diwaspadai
Verauli juga menjelaskan tentang Teori Big 5: OCEAN, yang menjadi petunjuk karakter seseorang yang memiliki potensi untuk selingkuh. Beberapa diantaranya ialah suka berbohong atau tidak jujur dan tidak punya malu bahkan kepada diri sendiri.
Hal ini perlu dipahami karena orang yang berselingkuh mendapatkan kesenangan dari melanggar aturan, demi memenuhi hasrat pribadi, mereka menghalalkan segala cara.
Ketika seseorang mengaku berselingkuh, biasanya dia memiliki tujuan untuk menyakiti pasangan dan mengakhiri pernikahan. Kalau tidak ketahuan, dia akan tetap berselingkuh dan tetap menjaga citra suami/istri yang baik di depan pasangan.
Kepribadian Pelaku Selingkuh juga bisa Dimiliki oleh Perempuan
Terakhir, Verauli juga mengingatkan bahwa kepribadian pelaku selingkuh ini tak hanya dimiliki oleh laki-laki, namun perempuan juga bisa memilikinya. Karena itu istri juga bisa berselingkuh dari suaminya.
“Penting untuk diingat, trait kepribadian tak menjadi faktor tunggal penyebab perselingkuhan. Butuh kombinasi aspek kepribadian dan faktor situasional pendukung lainnya, seperti: adanya kesempatan hingga profil pernikahan yang berisiko; pola komunikasi yang minim, tekanan finansial, hingga jarak secara fisik & emosional,” papar Verauli.
Kemudian, ia juga menambahkan bahwa sebelum memutuskan berpisah karena alasan selingkuh, ada baiknya suami dan istri melakukan konseling pernikahan agar rumah tangga bisa diselamatkan.
“Melalui konseling pernikahan hingga ‘couple therapy’ akan dipahami isu utamanya. Baru dapat diputuskan, akankah dapat dibenahi dan dimaafkan, hingga reunited hidup bahagia bersama lagi. Semoga obrolan singkat yang saya kutip dari bahasan di IGS ini bermanfaat,” tutupnya.
Baca juga:
Benarkah Selingkuh Bikin Lebih Bahagia? Ini Penjelasan Psikolog Roslina Verauli