Ucapan kita mempengaruhi pola makan sehat anak
Membiasakan anak agar memiliki pola makan sehat memang tidak mudah. Dan dalam upaya membujuk ia makan atau mencoba makanan baru, tanpa disadari kita malah menjauhkannya dari pola makan sehat yang kita inginkan.
Saat si Kecil ngambek tidak mau makan, apakah Parents pernah mengatakan seperti ini, “Ayo, habiskan makannya biar jadi anak pintar”?
Ya, kalimat seperti di atas memang masih sering kita gunakan untuk meminta anak menghabiskan makanan di piringnya.
Namun, tahukah Parents, kalimat seperti tersebut ternyata memiliki dampak negatif bagi kebiasaan makan anak?
Berikut adalah beberapa contoh kalimat serta akibat yang bisa ditimbulkan pada pola makan sehat si kecil.
1. Kalimat yang menggunakan rasa sayang untuk membujuk si Kecil makan
- “Ayo cobain, dong, Dik. Kasihan kan Ibu, sudah capek-capek masakin Adik!”
- “Ibu akan marah kalau Adik nggak mau makan!”
- “Adik sayang Ibu, kan? Ayo, cobain ini. Dikiiitttt aja!”
Kalimat di atas hanya akan menggiring si Kecil untuk terus makan demi mendapatkan perhatian dan kasih sayang. Hal ini hanya akan membuatnya salah mengartikan makna makanan.
Lebih jauh, bisa jadi ia akan memiliki pendapat bahwa ia harus melakukan sesuatu jika ingin mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang lain meski ia tidak menyukainya.
Alternatif kalimat yang lebih baik:
- “Dik, ini buah jambu merah. Selain lezat, buah ini kaya vitamin yang akan membuat adik tidak gampang sakit.”
- “Kue ini special lho, Dik. Ada wortel kesukaan Adik yang sembunyi di dalamnya.”
- “Kiwi ini enak lho, lembut dan manis seperti strawberi kesukaan Adik.”
Intinya, buatlah anak melihat kualitas rasa yang ada pada makanan. Jadi, ia makan karena ia memang ingin mencoba dan mendapat manfaat dari makanan tersebut; bukan karena hal lain. Dengan demikian, kita mengajarkan perinsip dasar pola makan sehat sejak dini.
2. Kalimat yang membandingkan
- “Tuh, kakak aja habis makannya. Ayo, kalo mau cepet besar seperti kakak, habiskan makanannya.”
- “Adik memang pandai, sekarang makannya selalu habis.”
- “Wah, hebat ya, Adik makannya banyak!”
Kalimat seperti di atas, sebetulnya hanya membohongi si Kecil. Selain itu ia akan belajar mengabaikan rasa kenyang yang ia rasakan.
Adalah lebih baik untuk berhenti makan ketika kenyang atau merasa sudah cukup makan dibanding menghabiskan semua makanan yang ada di dalam piring.
Alternatif kalimat yang lebih baik:
- “Sudah merasa cukup makannya?”
- “Apakah Adik sudah merasa kenyang?”
- “Apakah perut Adik sudah tidak bunyi ‘kriuk-kriuk’?”
Kalimat di atas akan membantu anak untuk mengidentifikasi seperti apakah rasa kenyang. Hasilnya, anak pun akan terhindar dari makan yang berlebihan.
3. Kalimat yang menyalahkan pendapat si Kecil
- “Tuh, kan, makanannya enak.”
- “Ibu bilang juga apa, lezat kan kuenya?”
- “Adik sih, belum mau nyoba udah ngga mau duluan.”
Kalimat di atas akan membuat si Kecil merasa salah dengan pendapatnya saat ia menolak mencoba makanan baru. Hal seperti ini dapat menjauhkan si Kecil dari pola makan sehat atau malah membuat si Kecil takut berpendapat dalam hal apa pun.
Alternatif kalimat yang lebih baik:
- “Bagaimana? Apa adik suka dengan rasanya?”
- “Dari beberapa kue yang kemarin Ibu buat, Adik suka yang mana?”
- “Nah, Adik tahu sekarang, bahwa menyukai banyak makanan itu menyenangkan.”
- “Wah, Adik sekarang punya banyak pilihan makanan favorit, ya!”
Kalimat di atas akan membantu anak untuk mengerti bahwa ia kini punya banyak pilihan makanan serta mampu membuat pilihan. Hal ini juga menjauhkan fokus tentang siapa yang benar dan salah terhadap pendapatnya itu.
4. Kalimat yang mengancam
- “Kalau sayur itu ngga dihabiskan, Adik nggak boleh meninggalkan meja makan!”
- “Nggak boleh makan puding kalo adik belum menghabiskan sayur bayam itu!”
- “Ibu akan marah kalau Adik nggak mau makan ini!”
Kalimat di atas, hanya akan membuat si Kecil membenci makanan atau malah aktivitas makan itu sendiri.
Alternatif kalimat yang lebih baik:
- “Besok kita coba lagi makanan ini ya, Dik? Setuju?”
- “Menurut Adik, bagusnya ini dimasak apa ya?”
Kalimat di atas akan mendorong si Kecil untuk mengungkapkan pendapatnya tentang makanan yang ia suka; serta alasan mengapa ia tidak menginginkannya.
Menurut pembaca, adakah kalimat lain yang kadang menghambat anak untuk memiliki pola makan sehat? Mari berbagi bersama kami.
Diadaptasi dari “What You Say Really Matters?” dalam Feeding Young Children in Group Settings, Dr. Janice Fletcher dan Dr. Laurel Branen, University of Idaho.
Baca juga artikel parenting menarik lainnya:
Mencari Alternatif Kata “Jangan”
Outsourcing Parenting, Apakah Anda Salah Satu Pelakunya?