Kondisi stres yang berkepanjangan jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan depresi. Tak jarang beberapa tindakan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain adalah akibat dari depresi. Sebagai contoh, sebuah kasus ibu tewas dalam sumur di Jepara, baru-baru ini.
Depresi sendiri dapat menunjukkan gejala baik fisik maupun psikologis. Orang yang menderita depresi cenderung selalu merasa putus asa, sedih, cemas, dan khawatir. Sedangkan gejala fisik yang muncul antara lain adalah selera makan menurun, sulit tidur, dan sakit kepala berkepanjangan.
Depresi membuat orang sulit berkonsentrasi dan berpikir jernih. Kadang pula timbul ide untuk menyakiti diri sendiri atau mencoba bunuh diri.
Artikel Terkait: Balita Menangis Semalaman, Ternyata Sang Ibu Tewas di Sampingnya
Jika mengalami ciri-ciri seperti di atas, sebaiknya langkah yang pertama dilakukan adalah berkonsultasi dengan ahli, seperti dokter, psikolog, atau psikiater. Intervensi dini pada depresi dapat mencegah berbagai komplikasi yang diakibatkannya.
Sayangnya penderita depresi berat seringkali tak menyadari bahwa dirinya mengalami depresi. Oleh karena itu penting bagi keluarga untuk menjadi pelindung dan pengayom yang baik untuk penderita depresi.
Ibu Berusia 50 Tahun Ditemukan Tewas Dalam Sumur
Kamis, 24 September 2020 lalu Rita Listiyowati Guwadi ditemukan oleh sang anak telah tewas mengambang di dalam sumur di rumahnya. Kepala BPBD Jepara, Kusmiyanto, mengonfirmasi bahwa benar korban sudah meninggal dunia.
Diketahui korban tinggal sendiri hanya bersama anaknya di Krasak RT 07 RW 14, Desa Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Pada awalnya, rumah mereka kedatangan dua orang tamu dan sang anak pun mencari keberadaan ibunya sekitar pukul 09.00 WIB.
Sang anak mencari ke dalam kamar, namun hasilnya nihil. Dicari di kamar mandi pun sosok sang ibu tak tampak barang hidungnya. Melihat sumur yang berdekatan lokasinya dengan kamar mandi, sang anak curiga karena penutup kayu di atas sumur tampak terbuka.
“Kemudian saksi mengambil senter yang digunakan untuk menerangi ke dalam sumur, dan mendapati korban sudah berada di dalam sumur tersebut. Saksi melapor kepada pihak berwajib dan ditemukan korban dalam kondisi sudah meninggal dunia,” Kusmiyanto bercerita seperti yang dimuat di Detik News.
Temuan jenazah tersebut dilaporkan ke petugas kepolisian dan diteruskan ke Basarnas. Basarnas Jepara pun menugaskan satu tim untuk melakukan penyelamatan dengan menggunakan alat vertikal rescue.
Diduga Bunuh Diri Karena Depresi Akibat Penyakit HIV dan TBC
Sekitar pukul 11.20 WIB, tim SAR berhasil mengangkut jenazah korban ke permukaan setelah proses evakuasi selama kurang lebih 30 menit. Pada jenazah ditemukan luka lecet di bagian kaki namun tak ada tanda-tanda korban mengalami kekerasan sebelum meninggal.
Belum diketahui secara pasti kronologi kejadian yang sebenarnya hingga korban dapat terjun ke dalam sumur karena tidak ada saksi. Namun diduga Rita nekat mengakhiri hidupnya karena menderita depresi akibat penyakit yang tak kunjung sembuh.
“Diketahui korban mempunyai riwayat depresi, dari keterangan keluarga korban juga memiliki penyakit HIV dan TBC. Selanjutnya korban dilakukan pemulasaran oleh pihak puskesmas,” ungkap Kusmiyanto.
Artikel Terkait: Tak Dapat Dihubungi Selama 3 Hari, Ibu dan Anak di Pontianak Ditemukan Tewas
Depresi bisa Memicu Perilaku Bunuh Diri
Keinginan untuk bunuh diri seringkali muncul karena sudah merasa tak ada lagi jalan keluar atas masalah yang tengah dihadapi. Sayangnya bunuh diri bukanlah jalan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah.
Mengutip dari Healthline, lebih dari 45 persen orang yang meninggal karena bunuh diri didiagnosis depresi atau memiliki gangguan kesehatan mental.
Apabila Parents mengetahui orang terdekat memiliki pemikiran untuk bunuh diri, lakukan tindakan pencegahan seperti berikut:
- Mintalah bantuan professional
- Jauhkan benda tajam dan berbahaya dari penderita depresi
- Pastikan penderita depresi mendapatkan obat anti depresi sesuai dengan dosis yang dianjurkan
- Hindari kontak pasien dengan narkoba dan alkohol
- Dampingi dan awasi penderita depresi agar tak mencelakakan dirinya sendiri
Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan menganjurkan masyarakat untuk mengakses nomer telepon gawat darurat di 119 sebagai salah satu pelayanan pencegahan bunuh diri. Beberapa rumah sakit pun disiagakan untuk melayani panggilan telepon konseling pencegahan bunuh diri.
Kondisi seperti sekarang yang serba sulit ditambah adanya pandemi memang secara sedikit banyak berkontribusi kepada kesehatan mental. Disinilah peran keluarga menjadi sangat penting untuk saling mendukung dan melindungi.
Semoga kasus ibu tewas dalam sumur di Jepara berikut bisa menjadi pembuka mata kita semua bahwa depresi itu nyata adanya.