Ibu bekerja tak perlu dilema
Rasa bersalah karena kurang menghabiskan waktu bersama anak-anak, seringkali menghinggapi para ibu bekerja. Namun penelitian yang dilakukan oleh Harvard Bussiness School baru-baru ini bisa jadi memberikan pikiran tersendiri bagi para ibu yang bekerja.
Penelitian menyebutkan, ibu bekerja ternyata memiliki kesempatan melihat anak-anaknya lebih sukses di masa depan
Seperti yang ditulis dalam laporan yang di keluarka ke publik pada tanggal 19 Juni, anak-anak perempuan dari ibu bekerja cenderung lebih mudah mendapatkan pekerjaan, lebih mudah dipromosikan pada posisi supervisor, dan menghasilkan lebih banyak uang dibanding anak-anak perempuan lain yang ibunya tidak bekerja di luar rumah.
Para peneliti juga menemukan sebuah perbedaan statistik bahwa anak-anak laki-laki dari ibu yang bekerja ternyata lebih bersedia untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan juga mengerjakan tugas-tugas rumah dibanding anak laki-laki dari ibu-ibu yang tinggal di rumah.
Dengan menganalisa data dari 24 negara, para peneliti menyimpulkan bahwa anak-anak perempuan dari ibu bekerja 4,5%-nya mampu memiliki usaha sendiri dibanding anak-anak perempuan dari ibu yang tinggal di rumah.
Meski angkanya kecil, namun cukup signifikan bila dilihat pada level 99%. Karena artinya kurang dari 1% hasil ini bukanlah sebuah kebetulan.
Dugaan pengaruh ibu bekerja pada sikap anak
Kathleen McGinn, kepala peneliti dan professor di Harvard Business School mengatakan kehidupan ibu yang bekerja ternyata memiliki pengaruh tersendiri pada anak-anak perempuan mereka, yaitu memperbesar peluang mereka untuk bekerja hingga pada level supervisor.
Hal ini sangat mungkin terjadi karena dinamika ibu bekerja tentu menciptakan suasana dan kebiasaan yang berbeda pula, dan secara tidak langsung tentu akan mempengaruhi pola pikir anak-anak mereka.
Pesan utama yang ingin disampaikan dari penelitian ini adalah ibu bekerja sebaiknya tidak lagi terlalu merasa bersalah, karena aktivitas mereka, dalam jangka panjang, bisa jadi memberikan efek positif untuk anak-anak.
McGinn menjelaskan bahwa, “Saat Anda berangkat bekerja, Anda akan membantu anak-anak untuk memahami bahwa ada banyak kesempatan untuk mereka di luar sana. Jadi, bertahanlah.”
Bagaimana tanggapan para ibu tentang hasil penelitian di atas?
Saat berbincang dengan banyak kawan sesama ibu rumah tangga dan juga ibu yang berkarir di luar rumah tentang hasil penelitian Harvard tersebut, sebagian besar dari kami setengah tidak percaya. Pasalnya banyak pula contoh dari anak dari ibu-ibu yang tinggal di rumah, sukses mendulang karir saat mereka dewasa.
Selain itu, saat ini banyak pula ibu dirumah namun juga memiliki memiliki usaha sampingan atau bekerja dari rumah.
Bagi anak-anak yang ibunya bekerja dari rumah, mereka akan melihat contoh bagaimana ibu-ibu mereka menyelaraskan pekerjaan rumah tangga dengan aktivitas sampingan mereka.
Anak-anak akan melihat bagaimana ibunya mengatur waktu, menuliskan target kemudian berusaha mencapainya, atau malah bagaimana kedua orangtua mereka bekerja sama dalam membagi tugas-tugas agar kepengasuhan anak-anaknya tak terabaikan.
Sebagian besar ibu rumah tangga saat ini juga cukup perduli terhadap cara-cara kepengasuhan yang benar. Mereka bersedia belajar bagaimana metode kepengasuhan yang tepat untuk menghantarkan anak-anaknya menuju masa depan yang lebih cerah.
Bagi saya, ibu rumah tangga yang juga bekerja dari rumah, bukanlah ibu bekerja atau ibu di rumah yang akan membuat seorang anak lebih sukses, namun lebih kepada pengetahuan pengasuhan yang orangtua, terutama si Ibu miliki.
Bagaiamana dengan Anda? Silahkan sampaikan pendapat Parents di kolom komentar kami, ya…
Reference: businessinsider.com, nytimes.com
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.