Media sosial seakan tak pernah kehabisan cerita-cerita lucu. Baru-baru ini viral sebuah gambar ibu bantu anaknya hafalan online yang sukses membuat warganet ngakak.
Gambar yang viral di Twitter itu memperlihatkan seorang siswi tengah mengikuti ujian online di depan laptop. Sekilas, tak ada yang aneh dari penampakan foto tersebut. Namun, warganet segera menyadari adanya kejanggalan ketika membaca caption yang tertera.
Viral Gambar Ibu Bantu Anaknya Hafalan Online, Begini Ceritanya
Sumber: Shutterstock
Cerita ini bermula ketika sang anak yang masih duduk di bangku sekolah sedang mengikuti ujian hafalan online di depan laptop. Kakaknya yang juga tinggal serumah awalnya mengira adiknya sedang serius belajar.
Namun, ketika diamati lagi, ternyata adiknya diam-diam memakai earphone yang disembunyikan di balik kerudungnya. Ia lebih kaget lagi ketika menyadari ibunya yang berada di dalam kamar ternyata sedang menelepon adiknya.
“Tugas online menghafal. Eh, kirain dia hafal beneran ternyata dia pakai hansfree [earphone], ditelepon dong dari kamar sebelah,” kata sang kakak.
Usut punya usut, sang ibu ternyata sedang membantu adiknya mengerjakan tugas ujian hafalan. Melalui panggilan telepon yang tersambung lewat earphone, sang ibu memberi tahu materi hafalan kepada adiknya.
Sontak, ia pun tertawa ngakak ketika mengetahui hal ini. Sang kakak juga sempat mengabadikan momen tersebut lewat sebuah video yang kemudian diunggah lewat TikTok dan diunggah ulang oleh akun Twitter @howtodresvvel.
Viral Gambar Ibu Bantu Anaknya Hafalan Online, Warganet Bagikan Cerita Serupa
Sumber: Unsplash
Video yang viral di Twitter itu ternyata memantik warganet untuk membagikan cerita serupa yang tak kalah lucu, salah satunya seperti yang diungkapkan oleh akun @ItsDestan.
“Adek gue hafalan surat-surat pendek Al-Quran, emak gue di belakang kamera berdiri sambil megang Quran segede gaban biar kebaca sama adek gue,” ungkapnya.
Tak mau kalah dengan @ItsDestan, akun lain bernama @svosaurs juga membagikan pengalamannya sendiri ketika berurusan dengan materi hafalan.
“Gue dulu kalau ngaji ada tugas hafalan pura-pura ketiduran biar bisa bolos. Pernah waktu SMA disuruh hafalan, surahnya gue bikin nyanyian pakai lagu BIG BANG – SOBER. Jadi pas mau maju hadap-hadapan sama gurunya, gue nyanyi temen-temen sibuk ngetawain. Iya emang sebodoh itu gue kalau disuruh hafalan,” kata @svosaurs.
Apa yang dilakukan oleh ibu dan anak itu sepintas mirip dengan kisah dalam kartun Spongebob and The Squarepants. Dalam sebuah episode, Spongebob yang tengah mengikuti ujian Surat Izin Mengemudi (SIM) bertindak curang dengan menaruh walkie talkie di dalam kepalanya.
“Kayak Spongebob episode lancar mengemudi karena ada walkie talkie di dalem kepalanya wkwkwkwk. Tapi itu kan curang,” tulis @Whitefanggg.
Tips Jadi Orang Tua yang Kompak Bagi Anak
Sumber: Shutterstock
Meskipun banyak yang mengatakan tindakan ibu dan anak di atas termasuk curang, namun ada satu hal yang patut dicontoh dari cerita mereka, yaitu kekompakan.
Kisah keduanya menunjukkan, anak dan orangtua bisa bekerjasama dengan baik untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Perlu diketahui, kekompakan keluarga bisa membantu tumbuh kembang anak.
Psikolog anak, Sani B. Hermawan mengatakan, anak yang tumbuh dalam keluarga yang kompak cenderung tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif. Ia juga tumbuh menjadi pribadi yang tidak suka memberontak.
Selain itu, keluarga yang kompak membuat anak merasa lebih dekat dengan keluarganya. Antar anggota keluarga jadi sering berdialog, anak tidak malu untuk curhat, dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Bagaimana agar Anak dan Orangtua bisa Kompak?
Ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk membuat keluarga Anda menjadi keluarga yang kompak. Apa saja?
1. Orang tua harus bersikap perhatian kepada anak, baik secara fisik maupun psikologis.
Menurut Sani, hal ini penting untuk menciptakan kebersamaan di antara anggota keluarga.
2. Orang tua harus menerima segala kekurangan dan kelebihan anak.
Setiap manusia memiliki plus dan minus masing-masing, begitu juga seorang anak. Orang tua yang baik akan menerima keduanya dengan sikap terbuka sehingga anak tak akan menyimpan rahasia dan tidak merasa terbebani dengan banyak tuntutan.
3. Melakukan aktivitas bersama di dalam dan di luar rumah.
Seperti halnya kehidupan di sekolah atau di kantor, anggota keluarga juga perlu melakukan aktivitas bersama, baik itu di rumah maupun di luar rumah. Bukankah keluarga tak ubahnya seperti sebuah tim? Untuk menjadi tim yang mampu bekerjasama dengan baik, maka perlu melakukan pekerjaan bersama agar tercipta teamwork yang bagus.
Nah, Parents, apakah keluarga Anda termasuk keluarga yang kompak? Kalau belum, jangan berkecil hati ya. Masih ada waktu untuk membuat keluarga Anda kompak seperti kisah ibu dan anak di atas. Yuk mulai lakukan tiga hal di atas supaya keluarga jadi kompak!
Sumber: Suara.com, Kompas.com
Baca juga:
Long Distance Parenting: Tips kompak merawat anak saat orangtua tinggal berjauhan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.