Bisa Megancam Nyawa, Ketahui Gejala dan Penyebab Hipertensi Pulmonal

Hipertensi pulmonal dapat sulit terdeteksi karena gejalanya kerap menyerupai penyakit lain yang mengenai jantung atau paru.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hipertensi pulmonal adalah salah satu tipe hipertensi yang mengenai pembuluh darah arteri di dalam paru dan jantung bagian kanan. Kondisi ini terjadi ketika tekanan di dalam pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke paru terlalu tinggi. 

Jantung memiliki empat ruang, yakni dua ruang atas (serambi/atrium) dan dua ruang bawah (bilik/ventrikel). Setiap kali darah memasuki jantung, bilik kanan akan memompa darah ke paru melalui pembuluh darah besar yang disebut arteri pulmonalis.

Sesampainya di paru, darah melepaskan karbondioksida dan menangkap oksigen. Selanjutnya, darah akan mengalir ke sisi kiri jantung melalui vena pulmonalis. Umumnya, darah mudah mengalir ke sisi kiri jantung melalui rangkaian pembuluh darah paru ini.

Namun demikian, perubahan sel-sel pada pembuluh arteri pulmonalis dapat menyebabkan dindingnya menjadi kaku, membengkak, dan menebal. Perubahan ini dapat memperlambat atau menghambat aliran darah dari jantung ke paru, menyebabkan hipertensi pulmonal.

Pada sebagian individu, hipertensi pulmonal terus memburuk secara perlahan dan dapat mengancam nyawa. 

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Gejala awal mencakup kesulitan bernafas saat beraktivitas dan merasa sangat Lelah. Seiring dengan waktu, individu dapat mengalami gejala seperti:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Pembengkakan pada perut, tungkai bawah, pergelangan kaki.
  • Rasa tertekan atau nyeri di dada.
  • Pingsan.
  • Tidak merasa lapar.
  • Nyeri perut.
  • Kebiruan pada bibir dan kulit (sianosis).
  • Detak jantung cepat atau berdebar-debar.

Gejala yang lebih jarang, yakni batuk dan muntah darah.

Penyebab Hipertensi Pulmonal

Beberapa penyebab yang mendasari tingginya tekanan darah pada pembuluh arteri paru mencakup:

  • Penyakit jantung bawaan.
  • Penyakit jaringan ikat.
  • Penyakit jantung koroner.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Penyakit hati kronis (sirosis).
  • Bekuan darah pada pembuluh darah paru.
  • Penyakit paru kronis seperti emfisema.
  • Faktor genetik.

Hipertensi pulmonal dapat terjadi pada usia berapapun, termasuk anak-anak. Insidensnya meningkat seiring dengan bertambahnya usia, terutama pada lansia berusia 75 tahun ke atas. Penyakit ini lebih banyak diderita oleh wanita dan orang berkulit hitam.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Komplikasi Hipertensi Pulmonal

Komplikasi tersering yang bisa muncul, mencakup:

    • Pembesaran ruang jantung kanan dan gagal jantung (cor pulmonale). Pada kondisi ini, bilik kanan jantung membesar sehingga perlu bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui pembuluh arteri pulmonalis yang menyempit atau tersumbat. Alhasil, dinding jantung menebal dan bilik kanan melebar agar mampu menampung darah. Akan tetapi, perubahan ini membuat dinding jantung semakin menegang. Lama-kelamaan, jantung akan kelelahan dan gagal memompa darah (gagal jantung).
    • Timbulnya bekuan darah. Hipertensi pulmonal meningkatkan risiko terbentuknya bekuan darah pada pembuluh darah kecil di dalam paru.
    • Aritmia atau irama jantung yang tidak teratur. Kondisi ini dapat memicu jantung berdebar, rasa melayang, hingga pingsan. Beberapa jenis aritmia juga dapat mengancam nyawa.
    • Perdarahan di dalam paru, yang tampak sebagai batuk berdarah (hemoptisis).
  • Pada ibu hamil, hipertensi pulmonal dapat mengancam nyawa janin.

Diagnosis Hipertensi Pulmonal

Selain wawancara dan pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang. Jenis pemeriksaan bergantung pada gejala dan masalah kesehatan lain yang dimiliki. Biasanya, pemeriksaan yang pertama kali dilakukan adalah USG jantung atau ekokardiogram. Pemeriksaan ini dapat melihat aliran darah di dalam dan di luar ruang jantung, serta fungsi pompa jantung.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pemeriksaan lain yang mungkin diperlukan untuk menentukan penyebab hipertensi pulmonal antara lain:

    • Pemeriksaan radiologi seperti rontgen atau CT scan dada.
    • Rekam jantung atau elektrokardiogram (EKG).
    • Pemeriksaan darah.
    • Pemeriksaan fungsi paru.
    • Sleep study. Pemeriksaan ini menilai pola bernafas, kadar oksigen, dan fungsi tubuh lain saat seseorang tidur malam. 
  • Kateterisasi arteri pulmonalis. Pemeriksaan ini mengukur tekanan di dalam pembuluh darah yang menuju paru. Dokter akan memasukkan selang tipis fleksibel melalui pembluh darah di lipat paha, leher, atau bahu. Selang kemudian digerakkan menuju pembuluh darah jantung.

Pengobatan Hipertensi Pulmonal

Hipertensi pulmonal diobati dengan beberapa macam obat berbeda. Ada yang fungsinya untuk mengobati gejala, ada pula yang berfungsi untuk mengobati penyakitnya itu sendiri.

Pengobatan yang digunakan untuk mengatasi gejala, yakni:

  • Diuretik seperti furosemid untuk mengendalikan pembengkakan pada tungkai bawah dan kaki.
  • Pengencer darah untuk mencegah terbentuknya bekuan darah di paru.
  • Oksigen portabel. 
  • Olahraga ringan seperti berjalan dapat membantu.

Sedangkan pengobatan untuk mengatasi hipertensi pulmonal umumnya bertujuan untuk melebarkan pembuluh darah paru. Obat ini diberikan dalam bentuk obat minum, suntikan di bawah kulit, atau selang infus.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebagian individu dengan gejala serius mungkin memerlukan operasi. Salah satu opsi, yakni, atrial septostomi, di mana jantung dilubangi untuk mengurangi beban kerjanya. Cara lain dengan transplantasi paru atau transplantasi jantung-paru. Melalui transplantasi, dokter menggantikan organ yang rusak dengan organ dari donor yang sehat.

Pencegahan yang Bisa Dilakukan

Sebagian kasus hipertensi pulmonal bisa dicegah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan mengendalikan penyakit lain yang sudah ada, seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit hati kronis, dan penyakit paru kronis akibat merokok. 

Namun, perlu diingat bahwa hipertensi ini merupakan penyakit yang serius. Meski diobati, penyakit ini tidak bisa sembuh secara permanen. Bagi orang dewasa, penyakit cenderung memburuk seiring dengan waktu dan semakin lama semakin membuat penderitanya sulit melakukan aktivitas sehari-hari.

Bagi anak-anak, penyakit dapat membaik atau memburuk seiring dengan waktu. Oleh sebab itu, selalu ikuti anjuran dan saran pengobatan dari dokter agar perburukan penyakit dapat diperlambat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan