Pengakuan Sedih Seorang Ibu, "Aku Tak Bisa Bertemu Anakku sejak Hari Pertamaku Menjadi Ibu"

Pandangan dan informasi yang diceritakan di dalam artikel ini merupakan pendapat penulis dan belum tentu didukung oleh theAsianparent atau afiliasinya. TheAsianparent dan afiliasinya tidak bertanggung jawab atas konten di dalam artikel atau tidak bisa diminta pertanggungjawaban untuk kerusakan langsung atau tidak langsung yang mungkin diakibatkan oleh konten ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hari pertama ku menjadi Ibu adalah hari paling membahagiakan dan menyedihkan dalam hidup aku. Kenapa? Karna saat itu aku gak bisa langsung bertemu anak ku, aku melahirkan dengan kondisi positif Covid-19, sepanjang persalinan aku kehabisan tenaga karna sudah satu hari aku diboyong pindah-pindah lokasi melahirkan. Hal itu membuat bayiku terlalu lama di dalam perut dan berakhir dengan dia menelan terlalu banyak air ketuban, anak ku lahir tanpa tangisan, hal yang sempat membuat ku takut setengah mati.

Setelah lahir, anak ku langsung dibawa oleh perawat untuk ditangani karna kondisinya yang kurang baik, sementara aku masih nggak berdaya di meja persalinan. Satu hari setelah melahirkan aku diperbolehkan pulang, sementara anak ku harus tetap tinggal di RS karena kondisinya.

Aku pikir itu akan berakhir dalam 2 atau 3 hari, air susu sudah banyak aku buang. Wah, sedih banget kalo inget momen itu. Momen kami ditelpon jam 3 dini hari, menyatakan kalo anak kami harus pindah rumah sakit lagi karena kadar oksigennya yang lemah, ditambah dia tidak bisa bernapas sendiri (harus dibantu selang yang dimasukan ke mulut) berhari-hari kami menunggu, banyak air mata dan do’a yang terus dipanjatkan, suamiku juga setiap hari pulang pergi untuk mengecek kondisi anak kami. Padahal saat itu masih bulan puasa, dan dia setiap hari mengunjungi anaknya di RS, sampai akhirnya sepuluh hari yang terasa seperti puluhan tahun itu selesai.

Anak ku pulang ke rumah, menemui Ibu dan merasakan ASI untuk pertama kalinya, pertama kali merasakan kulitnya, badannya yang kecil mungil. Aku sampai bisa merasakan benjolan tulang punggungnya, aku terbayang betapa dia pasti ketakutan selama 10 di RS sendirian, bersama orang asing dan tanpa pelukan. Tapi, sekarang anak ku sudah di sini dan perjalanan bergadang pun dimulai, bangun setiap 2 jam sekali untuk memastikan kondisinya baik-baik saja.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Segalanya menjadi sesuatu yang baru dan yang pertama, banyak hal mengejutkan yang terjadi juga. Seperti saat pertama kali gumoh, aku sampai menangis karna takut anak ku kenapa-kenapa lagi. Tapi, ternyata itu hal yang normal katanya. Banyak hal yang harus aku dan suamiku sesuaikan, terutama perubahan mood yang sering aku rasakan, dan anakku keadanya berangsur membaik sampai sekarang usianya sudah 6 bulan, dalam kondisi yang sehat dan aktif.

***

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

johan kimi