Sejumlah harga komoditas di dalam negeri kemungkinan terdampak konflik Rusia-Ukraina. Akibat perang tersebut, tidak hanya berdampak pada harga minyak, melainkan harga mie instan naik juga.
Pasalnya, Indonesia mengimpor gandum dari Ukraina yang dipakai sebagai bahan utama pembuatan roti hingga mie instan.
Impor gandum Indonesia terbilang tinggi. Sebab, Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis sehingga tidak mendukung untuk pertanian gandum.
Seperti apa fakta yang memicu kenaikan harga mie instan dan roti? Mari ketahui seperti dilansir dari berbagai sumber!
Fakta Harga Mie Instan Naik karena Konflik Rusia-Ukraina
Harga Mie Instan Naik karena Rusia dan Ukraina Negara Eksportir Gandum

Rusia dan Ukraina diketahui sebagai negara eksportir gandum top global. Karena itu, perang yang berkecamuk di antara dua negara ini memicu kekhawatiran terjadinya gangguan produksi dan rantai pasok.
Berdasarkan Riset BRI Danareksa Sekuritas, Rusia dan Ukraina menyumbang 29% dari total pasar ekspor gandum internasional.
Namun untuk kebutuhan roti, mie instan, hingga sumber pangan karbohidrat lain, Indonesia harus mengimpor gandum dari negara lain. Pada 2020 saja, nilai impor gandum RI mencapai US$2,6 miliar dengan total volume impor mencapai 10,2 juta ton.
Ukraina yang sedang diserbu Rusia menjadi salah satu pemasok gandum terbesar bagi Indonesia.
Artikel terkait: Jangan biarkan anak balita ketagihan mi instan, peringatan untuk Parents
Ukraina Pemasok Utama Gandum ke Indonesia Sebabkan Harga Mie Instan Naik
Ukraina Pemasok Utama Gandum ke Indonesia
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Ukraina berada di urutan pertama sebagai pengimpor gandum di Indonesia. Pada tahun 2020, impor gandum Indonesia dari Ukraina mencapai 2,96 juta ton.
Secara keseluruhan di tahun 2020, total impor gandum Indonesia sebanyak 10,299 juta ton. Dengan begitu, Ukraina berkontribusi pada lebih dari 20 persen stok gandum di Tanah Air.
Kemudian pada Januari 2022, serealia termasuk gandum tercatat menjadi komoditas impor yang naik paling tinggi. Komoditas dengan kode HS 10 ini tercatat naik 130,3 juta dollar AS secara bulanan (month to month/mtm) terhadap Desember 2021.

Kenaikan harga turut dipengaruhi oleh harga minyak yang naik tinggi dan sempat tembus 100 dollar AS per barel. Hal ini membuat ongkos logistik untuk pengiriman menjadi makin mahal.
Meski begitu, penyesuaian harga tetap bergantung pada para pengusaha di bidang makanan dan minuman yang bahan utamanya banyak dari gandum.
Artikel terkait: Bahaya Makan Mie Instan dengan Nasi, Double Kalori = Lemak!
Harga Gandum Naik Pengaruhi Kinerja Keuangan Perusahaan atau Emiten Konsumen

Harga gandum yang melonjak ke level tertingginya hampir 1 dekade terakhir dan sempat menyentuh US$9,32 per 60 bushel akan turut berdampak pada kinerja keuangan perusahaan atau emiten konsumen dalam negeri.
Beberapa emiten yang memiliki eksposur terhadap gandum sebagai bahan baku produksi antara lain PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dengan produk unggulanya roti serta mie instan.
Menurut analis sektor konsumen BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto, gandum memiliki kontribusi sebesar 16% dari Harga Pokok Produksi (HPP/COGS) MYOR dan 15% dari HPP ICBP.

Berdasarkan analisis sensitivitas yang dilakukan oleh Natalia, kenaikan sebesar 1% harga gandum akan menyebabkan laba bersih ICBP turun 0,9% dan untuk kasus MYOR laba bersihnya bisa turun 1,2% di tahun 2022 ini.
Dalam riset yang bertajuk Higher commodity prices pose a threat, Natalia menjabarkan bahwa bukan hanya kenaikan harga gandum saja yang menjadi ancaman bagi kinerja keuangan emiten sektor konsumen, tetapi harga komoditas lain seperti minyak mentah, CPO dan susu juga akan berdampak pada penurunan bottom line perusahaan. Oleh sebab itu Natalia memberikan rating netral untuk sektor konsumen.
Artikel terkait: Perbanyak konsumsi gandum utuh untuk rahasia hidup sehat ala ahli gizi
Invasi Militer Rusia ke Ukraina

Dilansir dari Aljazeera, Selasa 1 Maret 2022, konvoi militer Rusia yang turun di ibu kota Ukraina membentang sekitar 64 km, menurut Maxar Technologies.
Perusahaan pencitraan satelit AS itu mengatakan, gambar yang diambil pada hari Senin menunjukkan konvoi itu berisi ratusan kendaraan lapis baja, tank, artileri derek dan kendaraan pendukung logistik milik Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan militer rusia untuk menempatkan pasukan pencegahannya, termasuk senjata nuklir, dalam ‘siaga khusus.’ Hal ini diinstruksikan karena ‘pernyataan agresif’ dari Barat, di tengah kecaman luas atas invasi ke Ukraina. Karena itu, kesiagaan serangan nuklir ditingkatkan.
Hari ke-6 serangan militer Rusia ke Ukraina, puluhan tentara Ukraina tewas dalam serangan Rusia Seorang pejabat Ukraina mengatakan serangan artileri Rusia terhadap unit militer di Okhtyrka, sebuah kota antara Kharkiv dan Kyiv, menewaskan sedikitnya 70 tentara Ukraina pada hari Senin.
Dmytro Zhyvytskyy, kepala Administrasi Negara Daerah Sumy mengunggah foto-foto reruntuhan bangunan empat lantai yang hangus dan tim penyelamat sedang mencari puing-puing.
Rusia Terus Menembaki Ukraina Selama Negosiasi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Rusia mengintensifkan penembakan di Ukraina dalam upaya untuk memaksa pemerintahnya membuat konsesi selama pembicaraan yang diadakan sebelumnya pada hari Senin 28 Februari 2022.
“Pembicaraan berlangsung dengan latar belakang pengeboman dan penembakan di wilayah kami, kota-kota kami. Sinkronisasi penembakan dengan proses negosiasi sudah jelas. Saya percaya Rusia mencoba menekan (pada Ukraina) dengan metode sederhana ini,” ujar Zelensky dalam video yang beredar.
Pejabat Kharkiv mengatakan rudal Rusia telah menyerang daerah pemukiman. Kepala pemerintahan regional di Kharkiv Oleg Synegubov mengatakan serangan rudal Rusia telah menghantam pusat kota terbesar kedua di Ukraina, termasuk daerah pemukiman dan gedung administrasi kota.
Synegubov mengatakan, Rusia telah meluncurkan GRAD dan rudal jelajah di kota timur dan menuduh Moskow bersalah atas kejahatan perang. Dia menambahkan pertahanan kota tetap bertahan meskipun ada pengeboman.
Baca juga:
Isu Perang Rusia dan Ukraina, Ini Cara Menjelaskan Tentang Konflik Negara pada Anak
Pasangan Ukraina Menikah di Tengah Perang, Niat Bela Negara Bersama
Menetap di Ukraina, WNI dan Istrinya yang Hamil 9 Bulan Lapor Kondisi Pascainvansi Rusia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.