Mata Anak Hampir Buta Karena Mainan Fidget Spinner, Peringatan Bagi Orangtua
Seorang ibu di Inggris memperingati semua orangtua agar waspada terhadap mainan fidget spinner setelah anaknya hampir buta saat memainkan benda tersebut.
Fidget spinner adalah mainan yang diklaim bisa membantu orang-orang dengan permasalahan sulit berkonsentrasi. Selain itu alat yang dimainkan dengan cara diputar ini dianggap bisa meredakan kegelisahan bagi anak yang menderita ADHD.
Artikel Terkait: Gejala, Penyebab dan Cara Merawat Anak ADHD
Mainan ini sedang menjadi tren di kalangan remaja indonesia, karena cara memainkannya yang mudah. Hanya dengan memegangmya pakai dua jari, kemudian diputar.
Namun orangtua harus mewaspadai mainan yang satu ini, karena seorang anak telah menjadi korban. Anak bernama Isaac yang berasal dari Inggris ini, hampir kehilangan penglihatannya karena mainan berputar tersebut.
Seperti diberitakan oleh Kidspot, Isaac sangat pandai memainkan gadget yang satu ini. Dan dia suka menunjukkan keahliannya bermain Fidget Spinner pada teman-temannya.
Akan tetapi, keahlian Isaac bermain Fidget Spinner berubah menjadi bencana. Ketika mainan berbentuk baling-baling tersebut melukai mata Isaac, dan hampir membuatnya buta.
Molly, sang ibu menyatakan bahwa ia membagikan musibah yang menimpa Isaac, agar orangtua lain bisa lebih waspada terhadap potensi bahaya dari mainan ini. Karena Fidget Spinner sangat populer di kalangan anak-anak.
“Isaac melemparkan Fidget Spinner agak tinggi, namun tidak bisa menangkapnya ketika benda itu meluncur ke bawah. Tapi malah sudut mata kirinya yang terkena benda tersebut.”
Sudut mata kiri Isaac terjepit Fidget Spinner yang masih berputar, namun Molly merasa beruntung karena Isaac tidak sampai kehilangan penglihatannya. Dan mainan itu tidak mengenai bola matanya secara langsung, yang kemungkinan besar bisa membuat Isaac menderita cedera yang lebih serius.
Kini, Isaac menderita luka di sudut mata kirinya. Yang membuat Isaac tidak bisa melihat dari sisi tersebut, sehingga dia harus menolehkan kepalanya ke kiri untuk bisa melihat lebih jelas.
Molly telah melarang anaknya untuk bermain Fidget Spinner, namun Isaac masih memiliki akses terhadap mainan tersebut lewat teman-temannya.
Sekolah Caroll di New York, juga telah melarang penggunaan mainan yang membuat anak-anak kecanduan ini. Karena potensi bahaya yang dimilikinya. Mereka mengirimkan newsletter pada orangtua yang menyatakan bahwa anak-anak dilarang membawa Fidget Spinner ke sekolah, apalagi memainkannya.
Fidget Spinner awalnya hanya diperuntukkan bagi anak-anak yang menderita ADHD atau gangguan kecemasan. Namun, dalam waktu singkat mainan ini menjadi populer dan semua anak-anak memilikinya.
Pelarangan Fidget Spinner terkait kasus cedera yang terjadi pada beberapa anak termasuk Isaac, membuat para orangtua dan guru yang memiliki anak dengan gangguan kecemasan merasa stres. Karena anak mereka membutuhkan mainan itu untuk mengatasi gangguan kecemasan yang diderita.
Mirror melaporkan, per tanggal 26 April 2017, guru-guru di Inggris telah melarang penggunaan Fidget Spinner pada anak-anak. Hal ini membuat marah para siswa yang memiliki kebutuhan terhadap benda itu, juga mengalami kesulitan belajar. Karena mereka merasa terbantu dengan mainan tersebut.
Seorang ayah bernama Bernie Egan mengatakan. “Saya pikir pihak sekolah harus bisa membuat segalanya menjadi seimbang. Hanya karena sebuah benda memiliki potensi bahaya, bukan berarti nilai terapi yang dimiliki benda itu harus diabaikan.”
Bila Anda memiliki anak yang punya gangguan kecemasan atau ADHD, dan harus memainkan Fidget Spinner untuk mengatasinya. Ada baiknya Anda mengawasi sang anak saat memainkan benda tersebut, atau memperingatkannya untuk berhati-hati.
Semua benda dan mainan memiliki potensi bahaya jika tidak digunakan dengan benar. Berhati-hati adalah kunci, waspada adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya bahaya.
Semoga bermanfaat.