Hamil dengan kista, berbahayakah bagi kesehatan janin?
Akibat beberapa kondisi kesehatan tertentu, wanita bisa hamil dengan kista. Namun, apakah kista ini bisa membahayakan janin? berikut penjelasannya!
Hamil dengan kista pastilah akan membuat seorang calon ibu sangat khawatir dengan kesehatan janinya. Namun, apakah kista ini benar benar dapat membahayakan kesehatan janin?
Dilansir dari Daily Mail, salah satu tempat paling umum terjadinya kista pada wanita adalah di indung telur (ovarium). Ada beberapa jenis kista ovarium, dan untuk membedakannya, petugas kesehatan harus memeriksa jaringan yang melapisi kista di bawah mikroskop setelah kista diangkat.
Jenis kista yang paling umum adalah kista yang berbentuk seperti kantung yang berisi cairan atau yang disebut teratoma. Kista kecil sering sembuh dan tidak memerlukan perawatan. Ketika kista lebih besar atau persisten, ini mungkin perlu perawatan lebih lanjut.
Artikel terkait: Disangka hamil, ternyata perutnya ditumbuhi tumor kista 26 kg
Hamil dengan kista, bagaimana gejalanya?
Dilansir dari Parenting Firstcry, pada kebanyakan wanita, kista ovarium tidak menunjukkan gejala yang nyata. Namun, dalam beberapa kasus, ketika kista tumbuh dalam ukuran besar dan menghalangi suplai darah atau menekan organ-organ sekitarnya, kista akan menimbulkan gejala yang jelas, seperti:
- Siklus menstruasi sebelum hamil sering tidak teratur
- Sering buang air kecil saat hamil (jika ukuran kista besar)
- Merasa sangat lelah dan terjadi dengan sering
- Sulit atau sakit saat buang air besar
- Sering merasa kembung.
Hamil dengan kista, berbahayakah bagi janin?
Bisakah kista ovarium mempengaruhi kehamilan? Jawabannya iya dan tidak. Risiko yang ditimbulkan tergantung pada jenis dan ukuran kista selama kehamilan.
Kista ovarium yang tumbuh hingga ukuran besar membutuhkan ruang dan memberikan tekanan pada kandung kemih, sehingga kista ini bisa menganggu kesehatan saluran kemih. Kista yang besar juga kemungkinan bisa pecah dan mengeluarkan darah dan cairan (isi kista) ke dalam rongga perut, yang berisiko menimbulkan infeksi.
Dalam beberapa kasus, kista juga bisa membuat suplai darah ke ovarium terputus, dan meningkatkan risiko peritonitis, yaitu peradangan pada lapisan rongga perut yang berbahaya bagi ibu dan janin. Pemutusan aliran darah ke ovarium juga menyebabkan gejala seperti nyeri panggul yang parah, mual dan muntah.
Selain itu, kista yang besar berpotensi menyebabkan rasa sakit yang parah jika mereka terpelintir atau pecah. Kista yang besar juga bisa mencegah kepala bayi masuk ke jalan lahir saat proses persalinan.
Artikel terkait: Ada benjolan di vagina? Bisa jadi kista bartholin, waspadai gejalanya
Hamil dengan kista, perlukah dioperasi?
Karena kista besar dapat membahayakan ibu dan janin, operasi sering disarankan untuk menghilangkan kista pada usia kehamilan 18 minggu. Ini biasanya cukup aman dan tidak berdampak pada kehamilan.
Operasi ini memang menimbulkan sedikit risiko keguguran, tetapi membiarkan kista terus tumbuh tanpa tindakan operasi akan lebih membahayakan ibu dan janin.
Baca juga:
Mengenal Kista Ovarium: Gejala, Cara Mengatasi, hingga Pencegahan