Di awal kehamilan saya mengalami morning sickness yang tidak kenal waktu. Kadang saat pagi, siang, atapun malam hari. Bisa juga terjadi saat saya sedang bersantai sambil menonton youtube melalui komputer. Penciuman saya menjadi lebih tajam, bahkan ada suara motor dari luar rumah pun saya mual karena bau bahan bakar. Hal yang unik pernah saya rasakan adalah mencium bau suami yang pada saat itu kami masih berjarak sekitar 3 meter saya pun langsung mual dan muntah. Sampai suami saya merasa sedih, apakah dia tidak akan dicintai kembali. Padahal bukan karena saya tidak cinta atau merasakan jijik, memang itulah perasaan yang timbul secara tiba-tiba. Untungnya hal tersebut hanya terjadi sebentar saja yaitu sekitar satu minggu. Kami pun menjaga jarak, padahal saya yang suka dimanjakan oleh suami harus menahan sampai keadaan membaik. Untungnya suami mengerti keadaan saya dan kami melaluinya bersama. Intinya saya tidak bisa mencium wewangian atau bau-bau yang tajam, entah itu parfum ataupun pewangi pakaian dan juga yang lainnya.
Namun tidak hanya itu, masalah makanan pun saya harus menerima kalau tidak bisa makan nasi. Akhirnya saya memutuskan untuk mengganti nasi dengan karbohidrat yang lain. Ada sekitar satu bulan saya hanya bisa mengkonsumsi nasi jagung. Untungnya keluarga dari suami sangat baik. Karena untuk mendapatkan nasi jagung harus pergi ke pasar. Jadilah Setiap pagi karena suami kerja, bapak mertua yang membelikan. Kalau kehabisan kadang bulek (adik dari ibu mertua) yang membelikan. Saya sangat bersyukur karena terbantu dengan mereka.
Masalah morning sickness saya alami hingga usia kehamilan di 6 bulan. Sampai saya bertanya ke bidan langganan saya di kampung. Apakah normal masih saja terjadi morning sickness saat usia tersebut. Dan Bidan pun menjawab tidak masalah.Sebenarnya saya happy menjalani kehamilan pertama ini,suami yang sangat perhatian, dan sering menuruti keinginan saya. Dan akhirnya saya pun bisa lebih tenang menjalani kehamilan hingga sampai melahirkan buah hati kami.