8 Hal yang sebaiknya tidak diucapkan pada orangtua yang sudah lanjut usia

Hati-hati dengan ucapan Anda. Meski terkadang polah orangtua Anda yang memancing amarah. Salah ucap sedikit saja, Anda bisa membuat mereka sakit hati.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kondisi orangtua Anda nggak lagi seperti dulu. Kesehatan fisik mereka sudah menurun, kemampuan kognitif pun mengikuti. Wajar saja kalau mereka jadi lebih mudah pikun atau sulit menangkap ucapan Anda. Mereka pun jadi lebih sensitif. Karena itu, ada hal yang tidak boleh diucapkan pada orangtua.

Tidak adil jika Anda membandingkan mereka ketika masih muda. Tidak adil juga jika Anda mengganggap mereka bukan lagi sebagai orangtua yang mengerti segala hal.

So, ada baiknya kini Anda mengontrol  ucapan yang Anda tujukan kepada mereka. Orangtua Anda bisa menyalah artikan ucapan Anda lho.

Berikut 8 hal yang sebaiknya tidak dikatakan kepada orangtua Anda.

1. “Kok bisa sih ayah tidak ingat?”

Anda terheran-heran, kenapa ayah Anda tidak ingat kalau SIM A-nya sudah berakhir masa berlakunya sejak tahun lalu. Jangankan masa berlaku SIM, kunci mobil saja ia bisa lupa taruh di mana. Atau bahkan kacamata yang ada di atas kepalanya saja bisa dicara-cari setengah mati.

Banyak para ahli mengatakan bahwa ingatan kita dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya adalah keinginan kita untuk mempertahankan dan faktor usia seseorang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebaiknya….

Ayah, yuk, pasang reminder di handphone. Dan ingatkan kembali bahwa membawa SIM yang tidak berlaku melanggar lalu lintas dan bisa dikenakan sanksi.

Untuk beberapa hal penting, ajak orang tua Anda mencatat di tempat yang mudah dan sering mereka lihat.

Bila perlu beritahu orang ketiga yang dekat atau tinggal bersama orangtua Anda di rumah. Minta ia untuk mengingatkan orangtua Anda.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. “Ibu pasti bisa melakukan itu kalau benar-benar mau mencoba.”

Jika dulu, ibu Anda bisa dengan mudahnya membetulkan selang gas di dapur. Sekarang, ia malah lebih sering membuat gas bocor karena tidak menutupnya dengan benar.

Tugas-tugas sederhana yang dulu menjadi aturan di rumah, sekarang justru dilanggar oleh ibu Anda. Ia tidak lagi menaruh sepatu di rak sepatu. Alasannya, rak sepatu terlalu penuh sehingga ia kesulitan meletakkannya.

Kemampuan motorik halus dan motorik kasar orangtua Anda jelas tak se-ahli Anda. Masih ingatkan Anda pada istilah, perkembangan orang yang sudah tua akan kembali seperti anak-anak? Ini benar lho.

Sebaiknya….

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ibu, jika ibu merasa ada kesulitan atau hadapi masalah, bicara sama aku, ya. Ajakan Anda untuk berbagi masalah ini akan membuat ibu Anda tidak lagi malu atau gengsi untuk meminta tolong.

Jika Anda saja masih suka gengsi minta bantuan orang lain, apalagi orangtua Anda. Mereka biasa memberikan bantuan pada anaknya, tapi kini meminta bantuan pada anak.

Yang orangtau Anda perlu tahu adalah Anda adalah anak yang bisa siap sedia memberikan bantuan.

3. “Perasaan baru kemarin aku ajarin ayah pakai HP baru. Sudah lupa lagi!”

Belajar sesuatu yang baru, apalagi berbau teknologi, bukan keahliaan orangtua Anda. Kognitifnya tidak lagi mampu menangkap cepat pelajaran yang baru. Dulu, mereka tidak mengenal teknologi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Teknologi sekarang maju begitu pesat. Hal ini jelas tidak membuat otak mereka sanggup mengingatnya.

Sebaiknya….

“Mengoperasikan smartphone ini memang tidak mudah, yah. Lama-lama ayah juga bisa. Aku buatkan catatan ya. Nanti ayah bisa lihat catatan itu supaya lebih mudah.”

Anda tulis dalam sebuah kertas. Buat catatan yang detail, seperti Anda membuatkan catatan untuk si kecil, ya. Biarkan orangtua Anda terbiasa terlebih dahulu dengan teknologi tersebut. Ia perlu contekan untuk memudahkan pakai ponsel barunya.

4. “Ayah bicara apa sih, kok ngelantur. Tadi kita tidak bicara soal itu.”

Kerap kali kalimat ini muncul saat ayah Anda tiba-tiba tidak fokus. Tidak fokus pada topik utama obrolan Anda. Kesal. Ya, sudah pasti. Apalagi kalau yang dibicarakan tidak nyambung dan tidak ada urusannya dengan Anda. Ada beberapa anak yang mengganggap itu obrolan buang-buang waktu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebaiknya….

“Ayah, aku suka sekali sama hasil tanaman di belakang . Kalau aku tanam di rumah, bagaimana pendapat Ayah?” Anda bisa mengarahkan kembali obrolan tadi. Yang tadinya bicara tentang tanaman sayur di belakang rumah, lalu melenceng ke politik perdagangan sayur.

Alihkan, jangan membentak ayah Anda sedang ngelantur. Sebab jika Anda lakukan itu, bisa-bisa ia merasa Anda tidak menghargainya sedang berbicara.

Orangtua Anda tidak muda lagi. Beberapa kemampuannya sudah menurun. Jadi wajar saja jika sesekali polahnya seperti anak-anak lagi.

5. “Ibu sudah bilang itu ke saya berulang-ulang.”

Mengatakan hal yang sama lebih dari satu kali juga sering dilakukan oleh para orangtua yang sudah lanjut usia. Lagi-lagi, mereka sudah kurang fokus sehingga lupa dengan apa yang pernah dikatakan. Tak perlu kesal, hitung-hitung reminder buat Anda, bukan.

Sebaiknya….

“Oh ya. Ok baiklah.” Atau ungkapan lain yang merespon ucapan orangtua Anda dengan positif. Jika Anda masih ingat dengan obrolan tersebut, coba buat humor sesekali.

Tebakan-tebakan Anda bisa membuat orangtua Anda tersenyum. Meski sebenarnya Anda sudah tahu ceritanya, dari cerita mereka sebelumnya.

6. “Bu, kalau ibu sudah tidak ada. Saya mau koleksi barang-barang perak ibu, ya.”

Meminta jatah warisan sebelum orangtua meninggal, sangatlah tidak sopan. Bisa jadi orangtua Anda berpikir kalau Anda mengharapkan mereka cepat-cepat meninggal. Jangan pernah sekali-kali ungkapkan hal ini ya, Parents!

Sebaiknya….

Biarkan orangtua Anda yang mengaturnya sendiri dalam surat wasiatnya. Orangtua pasti akan adil dengan anak-anaknya. Anda cukup ungkapan ketertarikan Anda pada koleksi perak ibu Anda saja. Beliau pasti akan membaca ‘kode’ dari Anda.

7. “Ayah, Ibu, Aku tidak mau melihat atau mendengar ini, please.”

Menonton film atau mendengarkan musik adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh orangtua kita. Plus dengan suara yang keras. Maklum pendengarannya tidak lagi sesempurna dulu.  Buat Anda tontonan atau musiknya nggak enak dilihat atau didengar. Nggak trendy!

Jamannya memang sudah beda. Mungkin beberapa masa dari mereka tidak enak lagi dilihat dan didengar oleh Anda. Tapi, jangan salahkan era mereka. Mereka hidup di era-nya, tak ada yang salah jika mengenang masa-masa dulu berdua.

Sebaiknya….

Biarkan saja mereka bernostalgia. Jika Anda melihat ada raut wajah lelah, ajak mereka untuk beristirahat di dalam kamar. Ini bisa jadi saat yang tepat untuk mengganti channel TV.

8. “Ha-lo?! Cucu ayah itu namanya Ryana.”

Entah berapa kali ayah Anda salah menyebutkan nama si kecil. Bahkan tak hanya nama cucunya, nama pasangan Anda pun ia suka keliru. Normal saja sebenarnya. Tapi jika orangtua Anda sudah kelewatan pelupanya, hati-hati bisa jadi gejala alzheimer.

Sebaiknya….

Tanpa perlu nada nyolot atau menekan, katakan saja bahwa nama cucunya bukan Diana, melainkan Ryana. Sesimple itu untuk mengingatkan orangtua Anda. Nada marah bukan solusi dari kekesalan Anda.

Anda punya saran bagaimana berkomunikasi dengan orangtua yang sudah lanjut usia lainnya? Bagikan di kolom komentar ya..

 

Referensi: nextavenue
Baca juga:

Saat Peraturan di Rumah Berbeda Dengan Aturan Kakek-Nenek

Penulis

Natalia Dian