Pasca melahirkan seorang ibu sering memiliki puluhan pertanyaan berkaitan dengan kesehatannya. Bahkan hal yang sudah menjadi rutinitas sehari-hari seperti BAB atau BAK menjadi hal-hal yang paling sering dipertanyakan.
Berikut beberapa rangkuman pertanyaan yang paling sering ditanyakan pasca melahirkan.
1. Tentang pemulihan rahim pasca melahirkan
Pada hari kedua atau ketiga pasca melahirkan, seorang ibu akan mulai mengalami kontraksi yang merupakan pertanda awal rahim akan kembali ke ukuran semula. Ukuran rahim seorang ibu saat hamil akan membesar hampir 500 kali ukuran semula agar cukup untuk menampung bayi ukuran 3-4 kg. Pasca melahirkan ia akan mengecil , sekitar sebesar kepalan tangan orang laki-laki dewasa. Dan setelah 2 minggu kemudian ia akan semakin mengecil hingga sebesar telur ayam dan akhirnya tak dapat lagi diraba keberadaannya.
Proses mengecilnya rahim ini biasanya berlangsung selama 40 hari atau sejalan dengan lama waktu nifas. Nifas sendiri sebetulnya merupakan salah satu proses dari pengecilan rahim itu sendiri. Pasca melahirkan, di hari kedua atau ketiga, seorang ibu akan mengalami kontraksi (ditandai dengna rasa mulas yang hebat seperti hendak melahirkan). Kontraksi ini bertujuan untuk mencegah pendarahan yang lebih hebat serta membantu proses mengecilnya rahim.
Karena itu, satu minggu setelah persalinan, seorang ibu sangat disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan ulang. Tujuannya untuk melihat ada atau tidaknya kontraksi, dan bersih tidaknya rahim dari darah sisa-sisa bersalin. Pemeriksaan ini harus kontinyu dilakukan hingga paling tidak satu bulan pasca melahirkan.
2. Pemulihan rahim pada operasi caesar
Pada prinsipnya pemulihan rahim pasca melahirkan seara alami dan caesar adalah sama. Namun karena proses dan tahapan yang dilaluinya berbeda, maka proses pemulihannya pun akan berbeda pula.
Proses operasi caesar dimulai dengan membuka setiap lapisan perut hingga dinding rahim. Setelah proses pengangkatan bayi, setiap lapisan ini akan dijahit kembali. Proses penjahitan ini tentu saja akan berdampak pada masa nifas yang biasanya lebih lama dibanding para ibu yang melahirkan dengan normal.
Selanjutnya tentang BAB, BAK, dan hubungan intim di halaman berikut ini:
3. Tentang BAB dan BAK
Proses melahirkan vaginal kadang menimbulkan kekawatiran akan adanya infeksi nifas pada ibu untuk BAB dan BAK. Sebetulnya tidak ada yang perlu dikawatirkan selama Ibu mampu menjaga kebersihan dan kesehatan sekitar daerah kemaluan. Hal ini dapat dilakukan dengan mandi teratur dan menggunakan cairan anti septic pada daerah bekas luka. Tujuannya tentu saja untuk menghindari bakteri yang mungkin saja tertinggal setelah BAB dan BAK.
4. Berhubungan intim kembali pasca melahirkan
Sesuai dengan anjuran agama dan praktisi kesehatan, hubungan intim sebaiknya diakukan setelah masa nifas berakhir. Pada masa nifas, terlebih bagi ibu yang melahirkan normal, daerah kewanitaan biasanya masih mengalami trauma dan pembengkakan. Selain itu biasanya luka akibat episiotomy juga belum sembuh, sehingga Hubungan intim pada masa nifas dikawatirkan akan memberi peluang terjadinya infeksi pada ibu.
5. Tentang masa subur
Begitu usai nifas, sesungguhnya masa subur sudah mulai berlangsung. Hanya saja bagi ibu yang memutuskan untuk memberikan ASI kepada bayi mereka, aktivitas hormon esterogen akan tertekan sehingga tidak memicu indung telur untuk mematangkan sel-sel telur. Itulah sebabnya, proses menyusui seringkali disebut sebagai alat kontrasepsi alami. Namun, begitu produksi ASI sudah berkurang atau ibu tak lagi rutin menyusui, hormone esterogen ini akan terpicu dan mamancing indung telur untuk mematangkan selnya.
Artikel Terkait: Kapan Menstruasi Setelah Melahirkan
Demikianlah 5 pertanyaan seputar kesehatan dan reproduksi wanita pasca melahirkan yang sebaiknya seorang ibu ketahui dan pahami. Salam.
artikel Terkait: Alat Kontrasepsi/ KB Wanita