Rumah mode mewah Gucci kalah persidangan setelah menuntut merek fashion parodi bernama CUGGL. Gugatan tersebut disebabkan karena kemiripan dalam beberapa aspek dan dinilai dapat menyesatkan konsumen.
Seolah sudah biasa terjadi dalam dunia bisnis, kasus seperti ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Parents, yuk simak informasi selengkapnya berikut.
Gucci Kalah Melawan Brand Parodinya
Sebuah merek dagang yang memparodikan Gucci yakni CUGGL asal Jepang menang dalam melawan gugatan yang dilayangkan oleh brand mode dunia tersebut.
Kasus ini bermula ketika merek parodi CUGGL, label apparel berbasis di Osaka milik Nobuaki Kurokawa merilis produk t-shirt dengan gambar sapuan cat berwarna pink fuschia yang menutupi logo.
Bagi Gucci, kreasi t-shirt dari CUGGL dapat menimbulkan kebingungan bagi konsumennya karena menganggap itu adalah produk keluaran Gucci. Rumah mode asal Italia itu langsung mengajukan pembatalan hak intelektual CUGGL yang dimiliki Kurokawa sejak 2020.
Kantor Hak Paten Jepang (JPO) akhirnya memberi putusan dengan menolah gugatan yang dialamatkan kepada merek parodi tersebut. JPO menilai CUGGL dan Gucci mempunyai perbedaan signifikan baik secara konsep, penyebutan, dan visualnya.
CUGGL Bersiap Ajukan Hak Paten
GUCCI belum memberi tanggapan apa pun atas kekalahannya. Akan tetapi, melansir laman Quartz, Kurokawa sudah siap mendaftarkan hak paten atas desain pakaian parodinya seperti BAIFNGLACA (Balenciaga), Nyampion (Champion), juga Azides (Adidas).
Seluruh koleksi pakaian parodi merek fesyen ternama ini Kurokawa menjualnya mulai harga Rp 177 ribu hingga Rp 370 ribuan.
Bukan kali pertama, seperti yang dilaporkan laman arabnews.jp, pada bulan Februari lalu JPO pernah menolak pengajuan hak paten Kurokawa untuk merek OCOSITE yang memparodikan rumah pakaian sport LACOSTE.
Artikel terkait: Tak Terima Desain Serupa dan Harganya Murah, Crocs Tuntut Daiso
Kasus Serupa Kerap Terjadi dalam Dunia Bisnis
Selain Gucci melawan CUGGL, sebelumnya ada merek alas kaki Crocs yang menuntut toko retailer Daiso atas produk sandal clog mereka. Menurut Crocs, Daiso telah meniru sandal andalan mereka dan menjualnya terlalu murah.
Jika Crocs menjual sepasang sandal clognya mulai Rp 800 ribu, Daiso hanya menawarkan harga Rp 45 ribu saja. Hal ini menurut Crocs sangat merugikan dan bisa membingungkan konsumen.
Masalah kemiripan logo hingga konsep ini kerap terjadi dalam dunia bisnis, toko retail seperti Miniso yang selama ini meniru logo, konsep hingga memasarkan produk dengan embel-embel asal Jepang akhirnya meminta maaf.
Toko retail penjual beragam kebutuhan rumah tangga, peralatan dapur, aksesoris hingga produk kecantikan ini sekilas memang mirip Uniqlo, brand asal Jepang.
Dilansir dari The Guardian, belakangan ini muncul protes dari konsumen terkait kemiripan dua toko retail itu. Atas hal tersebut, pihak manajemen menyampaikan permintaan maafnya.
Bahkan, Miniso mengaku malu telah berpura-pura berasal dari Jepang dan kritik kian meningkat setelah Miniso cabang Spanyol mengunggah foto mainan Princess Disney dalam pakaian Cheongsam China, tetapi dilabeli sebagai Geisha Jepang.
***
Baca juga:
Merek Dagang Open Mic Indonesia Digugat, Simak Fakta-Faktanya!