Belajar Bersama Si Kecil, Ini 5 Gereja Tertua di Indonesia dan Sejarahnya

Berikut ini beberapa gereja tertua di Indonesia beserta sejarahnya yang bisa Parents kenalkan pada si kecil.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tidak hanya Islam, Buddha, dan Hindu, agama Kristiani juga berperan dalam pembentukan identitas bangsa Indonesia. Seperti tercatat dalam sejarah, ajaran Kristiani masuk ke Indonesia pertama kali pada abad ke-7 yang pertama kali menyebar melalui Deli Serdang dan Barus. Hal ini terlihat dari berbagai gereja tertua dan bersejarah di Indonesia yang masih berdiri hingga kini.

Gereja tertua dan bersejarah tersebut menjadi saksi penting akan perkembangan ajaran Kristiani di Indonesia. Kali ini kami akan membahas beberapa gereja tertua di Indonesia, seperti dilansir dari berbagai sumber.

Artikel terkait: 6 Artis Ini Bertemu Jodoh di Gereja, Ari Wibowo hingga Regina Ivanova!

Daftar Gereja Tertua di Indonesia

1. Gereja Blenduk

Jika Parents berkunjung ke Semarang, sempatkanlah ke Gereja Blenduk. Salah satu gereja tertua di Indonesia ini dibangun pada tahun 1753 dan menjadi landmark Kota Lama, Semarang. Secara arsitektur, gereja ini menggunakan konsep Neo-Klasik yang membuatnya menonjol daripada bangunan-bangunan lainnya di sana.

Sebenarnya, gereja ini bernama Gereja GPIB Immanuel, tetapi karena bentuk kubahnya berbentuk setengah bola, orang Jawa pun menyebutnya sebagai Gereja Blenduk.

Awalnya, gereja ini berbentuk rumah panggung Jawa pada tahun 1753 dan menggunakan arstiektur Jawa. Namun, pada 1787, bangunan tersebut dirombak total. 

Pada tahun 1894, gedung ini dibangun kembali oleh H.P.A. de Wilde dan W.Westmas. Gereja ini dibangun pada abad ke-17 dan telah mengalami 3 kali renovasi, yaitu pada tahun 1753, 1894 dan terakhir tahun 2003.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus

Gereja Hati Kudus Yesus atau juga dikenal sebagai Gereja Ganjuran adalah gereja Katolik Roma yang terletak di Ganjuran, Bantul Yogyakarata. Tempat yang satu ini didirikan pada 16 April 1924 oleh keluarga Schmutzer, yang memiliki pabrik gula di daerah tersebut. Dari total 25 umat Katolik di daerah itu pada tahun 1922, jemaat telah berkembang menjadi 8.000 pada tahun 2011.

Bangunan ini telah mengalami banyak modifikasi, termasuk rekonstruksi setelah gempa Yogyakarta 2006. Banyak komentar kritis telah dibuat pada desain Jawanya dan gereja terus memasukkan budaya Jawa dalam liturginya. Bangunan gereja utama adalah joglo dan dihiasi dengan ukiran tradisional Jawa seluas 600 meter persegi (6.500 kaki persegi), termasuk jajaran genjang yang dikenal sebagai wajikan dan nanas kayu.

Altar menampilkan bidadari yang berpakaian seperti tokoh wayang orang. Karena arsitektur ini, sarjana Belanda dari Indonesia MC Ricklefs menggambarkan gereja di Ganjuran mungkin sebagai salah satu manifestasi paling dramatis dari akomodasi Gereja Katolik terhadap budaya Jawa.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Daniel Mananta Bangun Gereja di Flores: “Hati Saya Tergerak”

3. Gereja Merah, Salah Satu Gereja Tertua di Indonesia

Sumber:Tempo.com

Gereja Merah terletak di Jalan KDP Slamet, Kediri, Jawa Timur. Gereja yang bernama asli Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel tersebut merupakan peninggalan pemerintah Hindia Belanda. Dalam gereja tersebut juga tersimpan sebuah Injil kuno.

Gereja ini ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya Kota Kediri karena merupakan peninggalan masa kolonial yang memiliki arsitektur Eropa yang khas. Bagian luar gereja dicat berwarna merah untuk menarik perhatian para pengguna jalan di sekitar tempat tersebut. Karena cat warna merah tersebut, masyarakat menyebutnya sebagai Gereja Merah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Melansir dari Tempo, gereja ini dibangun pada 21 Desember 1904 dan awalnya berwarna putih. Namun, pada tahun 1969, cat bangunan diganti berwarna merah dan terus dipertahankan hingga kini. 

4. Gereja Kepanjen

The Church of the Birth of Our Lady atau juga dikenal sebagai Gereja Kepanjen adalah sebuah gereja Katolik Roma di Surabaya, Jawa Timur. Selesai dibangun pada tahun 1899, ini adalah gereja Katolik Roma tertua di Surabaya. 

Gereja ini dirancang oleh W. Westmaas. Dalam pembangunannya, pondasi tiang harus disesuaikan untuk mencapai kedalaman 16 meter karena tanah yang relatif tidak stabil, dibandingkan dengan perencanaan awal pondasi tiang pancang sedalam 4 meter.

Diperlukan 799 tiang untuk mendirikan pondasi, tiang-tiang tersebut terbuat dari kayu galam Kalimantan. Batu bata merah didatangkan dari Eropa. Tiang-tiang dan perabotan aslinya terbuat dari kayu jati. Gereja ini sempat mengalami kerusakan akibat kebakaran selama Pertempuran Surabaya 1945. Beberapa batu bata asli harus diganti dengan yang baru sehingga menghasilkan warna yang tidak merata.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Kisah Spiritual Ari Wibowo, Dapat Bisikan di Gereja hingga Putuskan Pindah Agama

5. Gereja Katedral Bogor

Sumber: Indonesia-Tourism.com

Gereja Katedral Bogor memiliki nama resmi Katedral Santa Perawan Maria. Gereja ini merupakan bangunan gereja bersejarah di Keuskupan Katolik Roma Bogor di Bogor, Jawa Barat.

 Awalnya, pada tahun 1894 gereja ini digunakan untuk melayani umat Protestan dan Katolik. Katedral ini dibangun tahun 1905. Selama era Perang Dunia II, katedral ini dinodai pada tahun 1945.

Saat ini, gereja berfungsi sebagai tempat kedudukan Keuskupan Katolik Bogor (Dioecesis bogorensis) yang didirikan pada tahun 1961 oleh banteng Quod Christus oleh Paus Yohanes XXII, mengikuti ritus Romawi atau Latin dan berada di bawah tanggung jawab pastoral Uskup Paskalis Bruno Syukur.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Demikian deretan gereja tertua di Indonesia. Bagi Parents yang menyukai travelling ke tempat bersejarah, Anda juga bisa memasukkan gereja-gereja tersebut dalam daftar tempat yang wajib dikunjungi, ya!

Baca juga:

Janji Pernikahan Kristen dan Katolik Beserta Doanya

11 Artis yang Sering Bagikan Firman Tuhan di Media Sosial, Religius dan Inspiratif!

Meski Beda Keyakinan, Minati Atmanegara Tetap Dampingi Putranya Menikah di Gereja