Indonesia kembali berduka. Setelah sempat terjadi minggu lalu (29/07) dan menelan puluhan jiwa, gempa Lombok kini kembali mengguncang pada 5 Agustus 2018. Namun di tengah peristiwa yang memilukan, selalu ada hikmah di baliknya.
Bayi lahir selamat saat gempa Lombok 7 SR
Dikutip dari laporan Antara News, dua bayi dikabarkan berhasil lahir secara normal dan selamat saat gempa Lombok berkekuatan 7,0 Skala Richter (SR) terjadi hari Minggu kemarin pukul 19.46 WITA. Bayi-bayi tersebut lahir di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat.
“Alhamdulillah… Bayi saya lahir dengan selamat dan sehat,” ungkap Aryana, ibu dari salah satu bayi yang lahir seperti dikutip dari Antara.
Sementara itu, ibu lain yang juga berhasil melahirkan sedang berada di samping Aryana, namun masih belum bisa dimintai keterangan wartawan.
Menurut pengakuan Aryana, ia sempat akan dibawa ke Rumah Sakit Awet Muda di kecamatan Narmada, Lombok Barat. Namun, kondisi bangunan itu sudah hancur karena gempa.
“Akhirnya saya dirujuk ke RSUP NTB ini. Saat tiba di rumah sakit, situasi masih panik. Pasien banyak dirawat di parkiran. Termasuk ibu yang sudah melahirkan di samping saya ini. Alhamdulilah, kami berdua melahirkan dengan selamat,” ujar perempuan asal Desa Gerimak Indah, Lombok Barat itu.
5 Bayi lahir pada gempa Lombok sebelumnya
Sebelumnya, pada gempa berkekuatan 6,4 SR yang mengguncang Lombok dan Sumbawa pada pekan lalu (29/07), ada 4 warga Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diberitakan melahirkan di tenda pengungsian.
Dikutip dari laporan iNews, bidan Puskesmas Bayan berhasil membantu persalinan 4 ibu tersebut di lokasi pengungsian dengan peralatan seadanya. Beruntung, empat bayi yang lahir dan ibu yang melahirkan dalam keadaan sehat.
Bidan Yati dan Santi yang membantu persalinan keempat ibu yang juga warga Kecamatan Bayan mengatakan, mereka sempat panik akibat gempa susulan. Namun, mereka akhirnya bisa membantu persalinan dengan lancar meskipun menggunakan peralatan seadanya.
Selain itu, satu bayi lagi lahir di Puskemas lainnya. Bayi yang dari pasangan Suherman dan Elmiyanti berhasil dilahirkan di Puskesmas Senaru. Dikutip dari Liputan6.com, proses persalinan ini hanya berlangsung sekitar 20 menit dan juga dilakukan dokter di halaman Puskesmas Senaru dengan peralatan seadanya.
Elmiyanti melahirkan di halaman beralas tikar untuk menutupi tanah dengan ditutupi kain dipasang keliling yang dibuat darurat oleh petugas kesehatan di Puskesmas Senaru. Bayi laki-laki yang dilahirkannya pun diberi nama Muhammad Tegar Abdurahman.
Artikel terkait: Detik-detik Penyelamatan Bayi 8 Bulan Dari Puing Gempa Jepang
Korban gempa Lombok butuh bantuan perlengkapan bayi
Banyaknya kelahiran yang terjadi di tengah gempa, secara tidak langsung membuat kebutuhan perlengkapan bayi dan obat-obatan sangat diperlukan.
Sebelumnya, pada tragedi gempa Lombok beberapa waktu lalu bantuan bagi pengungsi dilaporkan masih kurang, termasuk perlengkapan bayi seperti makanan bayi, popok bayi dan kebutuhan bayi lainnya, serta obat-obatan. Kemensos pun berjanji akan meningkatkan dukungan bantuan kepada masyarakat korban gempa Lombok yang juga terjadi hari Minggu kemarin.
Gempa bumi yang mengguncang Lombok Minggu petang kemarin berkekuatan 7,0 SR dan mengejutkan warga lima kabupaten di pulau Lombok, sehingga menyebabkan gelombang pengungsian warga Kota Mataram karena adanya informasi akan terjadi tsunami.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat menyatakan peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi, tetapi peringatan tersebut telah berakhir pukul 21.25 WITA.
Hingga Senin dini hari (6/8) pukul 02.30 WIB, tercatat 82 orang meninggal dunia akibat gempa, ratusan orang luka-luka dan ribuan rumah rusak.
theAsianParent turut berduka cita atas musibah yang dialami warga Lombok. Semoga para ibu dan bayi-bayi yang lahir dalam kondisi darurat ini tetap sehat. Semoga semua warga yang selamat selalu dalam lindungan Tuhan dan diberi bantuan secepatnya.
Referensi: Antara, iNews, Liputan6.com, Kompas.com
Baca juga:
Jangan panik, begini cara melindungi anak saat terjadi gempa bumi