Sejak Kamis (26/09/2019) gempa di Ambon dan sekitarnya diketahui masih dirasakan. Gempa berkekuatan 6,8 SR tersebut membuat banyak penduduk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Hingga Senin (14/10/2019), pukul 09.00 WIT, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon mencatat sudah terjadi 1.516 kali gempa susulan, seperti dikutip dari Kompas.
Sejak terjadinya gempa, rumah sakit darurat dr Ishak Umarela di lokasi pengungsian Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah mencatatkan ada belasan bayi yang lahir, namun mirisnya ada beberapa diantaranya yang meninggal dunia.
Gempa di Ambon menyebabkan 17 bayi lahir di pengungsian
“Sampai saat ini 17 bayi yang lahir di tenda dan dua bayi meninggal dunia,” kata Kepala Bidang Pelayanan dan Perawatan di Rumah Sakit Darurat dr Ishak Umarela, Hasnawati Rasyid, kepada wartawan di rumah sakit tersebut, Sabtu (12/10/2019) dikutip dari Kompas.com.
17 bayi lahir dari 16 orang ibu hamil yang mengungsi, salah satu ibu melahirkan bayi kembar.
Artikel terkait : Bayi dan anak korban gempa Palu rentan alami 6 penyakit ini
Lahir ditengah bencana gempa Ambon, bayi-bayi ini diberi nama unik
Bayi-bayi yang selamat rupanya masih bertahan bersama orangtuanya di tempat pengungsian. Orangtua mereka pun rupanya diberi nama yang cukup unik, identik dengan kejadian gempa.
Nama-namanya antara lain ada Gempa, Gempi, Gempur, Gempita, Mujahada, Mujahid, dan Abas Orno. Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno pun terlihat menjenguk ibu yang baru melahirkan di pengungsian.
Artikel terkait : Bayi-bayi ini lahir secara darurat saat gempa Lombok, begini kisahnya
Krisis air bersih di Ambon
Dilansir dari ACT news, banyak warga di pengungsi di sekitar Maluku Tengah, tepatnya Desa Wainuru, Kecamatan Salahutu mengalami kesulitan air bersih. Hal ini ditengarai karena lokasi pengungsian yang berada di perbukitan sehingga pasokan air bersih tidak mencukupi kebutuhan para pengungsi.
Terlihat warga, termasuk anak-anak mengantri air bersih di sekitar pengungsian. Mirisnya, antrian air bersih ini rupanya berasal dari pipa air PDAM yang bocor.
Sanitasi di sekitar pengungsian pun dilaporkan sangat minim sehingga kesehatan warga menjadi lebih rentan. Dilaporkan ada banyak pasien yang menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), gatal-gatal, hingga diare.
Sejak hari pertama kejadian gempa, rumah sakit darurat sudah mencatatkan adanya 1.180 pasien ISPA di pengungsian, beberapa diantaranya juga dirawat secara intensif.
Parents, mari kita doakan agar keadaan di sana semakin membaik dan lebih kondusif lagi. Untuk membantu korban, kini sudah banyak platform yang bisa digunakan untuk penyaluran bantuan.
Salah satunya Anda bisa melakukan donasi untuk para korban gempa di Ambon melalui kitabisa.com di link berikut: Pray for Ambon
***
Sumber : Kompas.com, ACT News
Baca Juga :
Jangan panik, begini cara melindungi anak saat terjadi gempa bumi