10 Pelajaran Penting dari Gaya Parenting ala Keluarga Anies Baswedan

Apakah seorang kandidat Gubernur memiliki trik parenting khusus? Simak gaya parenting ala keluarga Anies Baswedan berikut ini yang merupakan hasil wawancara theAsianparent Indonesia dengan istri Anies, Fery Farhati Ganis.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anies Baswedan adalah kandidat Gubernur DKI Jakarta yang kini berpasangan dengan calon wakil Gubernur Sandiaga Uno. Sebagai akademisi yang kini menjadi politisi, adakah gaya parenting ala keluarga Anies Baswedan yang dapat kita tiru?

Jauh sebelum menjadi politisi di kancah nasional, ia adalah seorang ayah dengan empat orang anak dan suami dari Fery Farhati Ganis. Terlepas dari kesibukannya, beberapa kali media sempat memberitakan tentang sisi kebapakan yang tak jauh berbeda dari ayah lainnya. Misal, mengantarkan anak sekolah dengan mengendarai motor.

Simak gaya parenting ala keluarga Anies Baswedan  yang secara eksklusif dibagikan kepada theAsianparent Indonesia berikut ini:

1. Pentingnya pendidikan agama untuk anak

Gaya parenting ala keluarga Anies Baswedan sangat mementingkan pendidikan agama untuk anak-anaknya. Ia dan sang istri mengajarkannya lewat kegiatan sehari-hari seperti sholat berjamaah, hidup jujur, trust, dan toleransi pada orang lain.

"Sebisa mungkin kami mengadakan sholat berjamaah setiap hari, terutama pada waktu sholat Maghrib," terang Fery.

Ia juga mengungkapkan bahwa anak-anaknya sering mendapatkan peran tertentu yang ada hubungannya dengan praktik keagamaan, "Anak saya yang terakhir, Ismail sering bergantian menjadi imam sholat dengan kakaknya, Kaisar," sambungnya.

2. Pengajaran tata krama sebagai nilai dasar keindonesiaan pada anak

Sebagai orang Indonesia, anak-anak juga diajarkan untuk mengedepankan pentingnya kebersamaan. Dalam kebersamaan tersebut tumbuh penghargaan dan rasa hormat di dalam keluarga.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Praktik dari nilai tersebut tercermin dari kebiasaan anggota keluarga sehari-hari. Misalnya, salaman pada pagi hari antar anggota keluarga dan mencium tangan orang yang lebih dewasa.

Perempuan yang bangga menjadi ibu rumah tangga tersebut menekankan pentingnya nilai tata krama yang membuat anak terbiasa menghargai orang lain dan bisa menempatkan diri mereka dimanapun mereka berada, "Tata krama dalam keluarga nampaknya sepele namun efeknya sangat besar dalam kemampuan sosial anak kelak. Dari tata krama di rumah akan menumbuhkan kebiasaan menghargai orang lain, mutual respect (saling menghormati) dan menumbuhkan trust (kepercayaan). Saling menjaga kepercayaan yg diberikan. Tumbuh dari rasa aman dan saling menghargai."

3. Mengedepankan komunikasi

Di dalam keluarga Anies Baswedan, para anggota keluarga terbiasa untuk saling terbuka satu sama lain apapun kegiatan dan kesibukan yang sedang dilakukan. Misalnya, seluruh anggota keluarga terbiasa tahu masing-masing sedang berada di mana, melakukan apa, dan alasannya melakukan satu hal.

Menanyakan alasan tentang sesuatu itu juga bisa dijadikan alat untuk meredakan konflik yang terjadi saat ada kesalahpahaman dan perkelahian yang terjadi pada anak-anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Anak harus menyampaikan alasannya dengan baik. Tidak merendahkan dan melecehkan sesamanya. Itulah mengapa kami lebih mengedepankan komunikasi antar keluarga," tutur ibu dari Mutiara Annisa Baswedan, Mikail Azizi Baswedan, Kaisar Hakam Baswedan, dan Ismail Hakim Baswedan ini.

4. Bonding dengan orangtua

Sebagai ibu rumah tangga, Ferry merasa sangat beruntung karena dapat sering bersama dengan anak-anak sejak mereka kecil sampai sekarang. Lulusan S2 sekolah Ilmu Keluarga, Konsumen, dan Nutrisi Universitas Illinois Utara, DeKalb, AS ini menerapkan apa yang ia dapatkan selama masa perkuliahan untuk mendidik anak-anaknya.

Anies yang memiliki jam terbang tinggi turut berbagi peran bersama dengan istrinya dalam mendidik anak-anak. Salah satu yang paling ia tekankan adalah pentingnya one on one atau berbicara dari hati ke hati secara pribadi antara orangtua dan anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sekalipun sibuk, Anies tetap melakukan ini. Bahkan, secara bergiliran, ia seringkali terlihat membawa serta anaknya jika sedang bertugas di luar kota. Secara bergantian, anaknya dapat melihatnya bekerja agar dapat memahami bahwa apa yang ayahnya lakukan di luar kota adalah untuk kepentingan umum.

"Di masa Pilkada, waktu Mas Anies betul-betul tersita utk sosialisasi dan temu warga. Namun dari segi perhatian, insya Allah tidak berkurang. Anak-anak juga tahu bahwa kesibukan ini tidak akan lama. Insya Allah selesai Pilkada, keteraturan akan hadir kembali. Aamiin," harapnya.

5. Menjalankan tugas domestik di rumah

Tugas anak di dalam keluarga salah satunya adalah untuk mengikuti keseharian keluarga. Melihat anak terlibat di pekerjaan domestik di dalam rumah adalah pemandangan sehari-hari di dalam keluarga Anies Baswedan.

Hal ini berlaku untuk anak sulung sampai anak bungsunya. Misalnya hal sederhana, mereka selalu dibiasakan untuk menaruh piringnya masing-masing di tempat cuci piring. Jika menumpahkan atau memecahkan sesuatu, mereka pula yang harus membereskannya sekalipun ada asisten rumah tangga di rumah.

Selain itu, anak-anak terbiasa diajarkan untuk memperhatikan lingkungan sekitarnya. Jika ada sesuatu yang tidak pada tempatnya, orangtua mengajarkan anak untuk membereskannya agar lebih tertata ketimbang menyuruh orang lain apalagi hanya sekedar mengeluh belaka.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Pentingnya kesetaraan antara anak lelaki dan perempuan

"Tidak ada perbedaan semua anak kami besarkan sesuai dengan karakternya masing-masing. Tidak ada pembatasan bahwa anak laki-laki harus begini atau perempuan harus begitu," tegasnya.

Sedari awal, parenting a la keluarga Anies Baswedan selalu menekankan kesadarannya sebagai warga dunia. Sehingga sejak kecil Anies dan Fery selalu mengajak anak mereka untuk memiliki pengalaman global yang tidak ada kaitannya dengan gender.

"Mutiara ikut program AFS (American Field Service, di Indonesia istilahnya adalah Bina Antar Budaya -red) selama satu tahun di Denmark. Mikail sekarang ini sekolah di Mahindra United World College di kota Pune India. Semoga juga adik-adiknya nanti mendapat pengalaman menjadi warga dunia seperti Tia dan Mikail," papar Fery.

7. Berbagi tugas menghadapi anak

Fery mengakui bahwa dibanding dirinya, Anies lebih sabar dalam menghadapi anak yang ngambek. Karena ia adalah orang yang cenderung ingin menyelesaikan masalah dengan cepat sehingga solusi yang ia tawarkan selalu terlaksana dengan tempo yang singkat.

Berbeda dengannya, Anies adalah ayah yang mengedepankan dialog sehingga anak diajak berpikir untuk melihat sisi lain sebuah masalah. Dengan ini, ia juga bisa melatih anak untuk mengasah daya kritisnya demi mengurai segala masalah yang sedang dihadapi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun sebagai stay at home mom, Fery juga memastikan bahwa anak melaksanakan kewajiban dan memperoleh haknya. Misalnya, ia selalu menemani anaknya mengerjakan PR, terutama anak bungsunya dan mendengarkan curhat  mereka.

8. Mempraktikkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab

Di rumah, Anies dan Fery juga memberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin. Misalkan saat acara kumpul keluarga besar, mereka selalu memastikan bahwa anak-anaknya lah yang bertanggung jawab mengorganisir banyak acara.

Fery mencontohkan, "Misalnya kami biasa mengadakan aktivitas-aktivitas santai seperti pertandingan bulu tangkis untuk anak-anak. Kaisar, anak ketiga saya, diberi peran untuk mengatur pertandingan tersebut dari persiapan hingga hari H. Di sana dia belajar yang namanya koordinasi, komunikasi dan kerja bersama tim,"

9. Tidak terlalu menekankan nilai sekolah

Sebagai orangtua, Anies dan Fery bukanlah tipe orang yang menuntut anak-anaknya agar memperoleh peringkat teratas di sekolah. Yang sering mereka tekankan adalah pentingnya penguasaan life skill seperti cara berfikir kritis, kesempatan untuk belajar berkomunikasi serta berkolaborasi, dan menumbukan kreatifitas.

Sebelum ujian, orangtua akan melihat sendiri anak-anak belajar dengan baik. Namun, jika hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka itu bukan jadi suatu masalah di keluarga mereka. Karena Anies dan Fery merasa bahwa kecerdasan yang patut dikejar bukan dengan tolak ukur nilai. Namun lebih bagaimana menerapkan agar pengalaman yang didapat bisa berguna di masa depan."

10. Aktif di kegiatan sosial kemasyarakatan

"Mereka diberikan kesempatan untuk ikut dalam kegiatan sosial sekitar mereka seperti yasinan rutin yg dilaksanakan di rumah bersama anak-anak warga lainnya setiap sekali sebulan. Mereka juga diajak ikut dalam kegiatan saya atau Mas Anies, jadi mereka bisa melihat dan belajar secara langsung," ungkap istri yang sering merangkap sebagai editor pertama bagi tulisan-tulisan suaminya ini.

Kebiasaan di rumah lainnya yang diterapkan adalah pentingnya menyalami tamu yang datang. Bahkan, mereka juga mengizinkan anak-anak untuk ikut mengobrol dengan tamu jika topiknya sesuai dengan usia maupun minat mereka.

***

Anies Baswedan dan Fery selalu menekankan pentingnya bagi anak-anak untuk mengejar passion mereka. Keluarga adalah tim yang kompak dalam hal apapun, sehingga berbagi peran dan saling mendukung kegiatan masing-masing adalah sebuah hal yang terus diterapkan oleh mereka.

Bagaimana Parents, sudah siap menerapkan gaya parenting ala keluarga Anies Baswedan? Poin mana yang ingin segera dicontoh?

 

Baca juga:

id.theasianparent.com/parenting-ala-ahok-basuki-tjahaja-purnama/

 

Penulis

Syahar Banu