Orangtua milenial harus paham tentang hubungan anak dan gadget ini!

Ini hal yang perlu Anda ketahui ketika ingin memilih gadget dan memberikat gadget pada anak.

Gadget dan anak adalah tantangan terbesar bagi para orangtua milenial. Di satu sisi, orangtua ingin mengurangi paparan gadget pada anak agar tidak kecanduan, namun di sisi lain, gadget dibutuhkan orangtua untuk membantu membuat anak tenang agar Parents bisa melakukan pekerjaan lain tanpa terganggu. Apakah Anda juga mengalaminya?

4 Tantangan orangtua milenial

Saskhya Aulia Prima, M.Psi., Psikolog mengungkapkan bahwa ada empat tantangan utama yang perlu dihadapi oleh orangtua milenial saat ini, yaitu:

  1. Anak yang mudah terpapar informasi dari orang asing
  2. Si kecil tidak mudah mempercayai informasi yang diterima termasuk dari orangtua
  3. Sulitnya bagi orangtua mengawasi anak selama 24 jam
  4. Kesibukan orangtua sehari-hari dalam menjalankan berbagai peran di kehidupannya

Keempat tantangan tersebut sangat berkaitan erat denga era globalisasi di mana informasi bisa sangat mudah mengalir.

Seperti yang kita ketahui, kemajuan teknologi saat ini tidak bisa kita hindari. Setiap inovasi yang diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia.

Namun demikian, walaupun awalnya diciptakan untuk memberikan manfaat, kemajuan ini juga menciptakan efek negatif. Itu yang harus diwaspadai oleh orangtua.

Artikel terkait: Utak-atik gadget anak ini bikin HP ibunya terkunci selama 48 tahun!

Gadget dan anak, kapan orangtua perlu memberikan gawai pada anak?

gadget dan anak 2

Saskhya menjelaskan ada beberapa efek negatif perkembangan teknologi yang perlu diwaspadai orangtua. Salah satu diantaranya ialah banyaknya informasi yang beredar tetapi anak-anak belum bisa bijaksana memilih mana yang positif dan negatif.

“Ketika orangtua tidak bisa mengawasi anak selama 24 jam dan kesibukan orangtua sehari-hari menjalankan berbagai peran di kehidupannya, anak tetap bersentuhan secara langsung dengan teknologi. Oleh karena itu, orangtua hendaknya bijaksana dalam memilih gadget untuk anak,” ujar Saskhya dalam acara Konsulteatime bersama Imoo dan Tiga Generasi, di kawasan Kemang Raya, Jakarta, Rabu (7/8/2019).

Bila orangtua ingin memberikan gadget untuk anak dengan alasan komunikasi, maka orangtua bisa memilih gadget yang tidak memiliki game atau akses ke internet.

“Misalnya handphone jadul yang hanya bisa untuk telepon atau SMS. Bisa juga jam tangan yang dirancang khusus untuk anak-anak dan bisa dijadikan alat komunikasi yang sekarang tengah populer,” tambahnya.

Orangtua milenial harus paham tentang hubungan anak dan gadget ini!

Artikel terkait: Panduan Sehat Penggunaan Gadget untuk Anak di Bawah Usia 5 Tahun

Tak hanya masalah memilih gadget untuk anak, orangtua juga perlu bijaksana dalam memberikan waktu screentime untuk anak.

Menurutnya, untuk anak yang masih di bawah 2 tahun ke bawah sebaiknya tidak diberikan waktu screentime sama sekali. Kecuali untuk diajak video call bersama keluarga atau orang terdekatnya.

Untuk anak yang berusia 2 hingga 8 tahun tidak apa-apa diberikan waktu screentime selama dua jam sehari. Namun dengan aturan anak tetap memiliki minimal 4 jam waktu main fisik.

Setelah dia berusia 8 tahun, anak sudah mulai masuk sekolah dan biasanya akan mulai mendapatkan tugas dari sekolah. Di sini orangtua bisa memberikan waktu screentime selama tujuh jam sehari.

“Meskipun boleh memberikan anak gadget selama tujuh jam sehari. Orangtua tetap harus memastikan apa yang digunakan oleh anak selama rentang waktu itu. Jangan sampai anak hanya bermain game online selama tujuh jam tersebut. Jadi tidak hanya kuantitas yang penting tetapi juga kualitas,” tegas Saskhya.

Orangtua milenial harus paham tentang hubungan anak dan gadget ini!

Artikel terkait: Gadget untuk Anak, Perkembangan atau Bencana?

Sebagai seorang psikolog sekaligus seorang ibu, Saskhya mengaku memahami kesulitan orangtua saat ini untuk membatasi pemberian dan penggunaan gadget pada anak jaman sekarang.

Namun karena efek negatif gadget begitu nyata dan jangka panjang. Ia meminta orangtua lebih bijaksana dalam hal ini.

Lebih lanjut, Seto Mulyadi selaku Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia mengatakan, teknologi ibaratnya ialah sebilah pisau yang bisa memberikan efek positif dan efek negatif. Semua itu tergantung dengan penggunaannya dan monitoring dari orangtua.

Pria yang akrab disapa Kak Seto itu juga mengungkapkan bahwa teknologi yang baik untuk anak ialah teknologi yang diarahkan untuk kepentingan anak, dan yang tidak mengesampingkan hak anak untuk tumbuh secara optimal. Termasuk hak untuk belajar, bermain, dan mengandung unsur keamanan serta perlindungan bagi anak.

****

Anda bisa bergabung dengan jutaan ibu lainnya di aplikasi theAsianparent untuk berinteraksi dan saling berbagi informasi terkait kehamilan, menyusui, dan perkembangan bayi dengan cara klik gambar di bawah ini.

cara memandikan bayi newborn

Baca juga

Anak kecanduan gadget hingga membenturkan kepala ke tembok, peringatan buat orangtua!

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.