Sering marah, Ini 5 tips untuk mengatasi frustrasi pada balita

Tak hanay orang dewasa saja Bun, balita bahkan bisa mengalami frustasi. Ini yang sebaiknya Parents lakukan untuk menghadapinya

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Frustasi pada balita nyatanya bisa terjadi, Bun. Seperti curahan hati seorang ibu bernama Cathy Neills yang memiliki anak perempuan berusia 2 tahun bernama Amelia. Baru bangun tidur siang, Amelia menangis yang membuat ibunya keheranan.

Saat ditanya, sang anak menunjuk pintu dapur yang terlihat dimasuki cahaya. Hal ini tentu membuat Cathy heran, karena Amelia terlihat kesal dan menangis. Sepuluh menit kemudian, terjawab sudah alasan putrinya menangis: Amelia lapar.

“Apa yang membuat Amelia frustrasi? Kadang-kadang tidak bisa menggerakkan lengan dan kaki bonekanya seperti yang diinginkannya, atau menarik ritsleting. Terkadang hal-hal yang membingungkan saya. Seperti tidak dapat menuruni tangga dengan benar,” ungkap Neills.

Ada banyak hal yang bisa menimbulkan frustrasi pada balita. Umumnya karena mereka menginginkan sesuatu namun belum bisa mengomunikasikannya dengan jelas. Tumbuh kembang anak yang masih diliputi emosi bisa dengan cepat berubah menjadi tantrum yang kerap memusingkan orangtua.

Balita yang frustasi

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Gejala ini biasanya ditandai dengan anak yang menangis, berteriak bahkan bisa sampai berguling di lantai. Jika hal ini berlangsung setiap hari sebaiknya dicermati Bun, karena bisa saja ada kaitannya dengan frustrasi bahkan gangguan mental.

Berikut ini tips yang bisa dilakukan untuk cegah frustasi pada balita :

1. Frustasi pada balita adalah normal

Frustrasi pada balita tidak hanya normal, menurut Jenny Emerson dari Guelph, Ont frustrasi penting untuk perkembangan balita. Balita belajar melalui trial and error, dengan begitu mereka perlu merasa frustrasi agar bisa menentukan langkah selanjutnya.

“Kami tidak selalu bisa membuat segala sesuatunya lebih baik,” kata Emerson, “Tetapi kami harus berusaha untuk tidak membuatnya lebih buruk,” ujar orang tua pendidik dan ibu dari dua anak ini.

Balik marah dan menghukum anak malah akan memperburuk suasana dan tak menyelesaikan masalah. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Frustrasi pada balita yang sering berperilaku buruk seperti menjerit dan memukul, reaksi orang tua biasanya memberi ancaman atau hukuman. Sebetulnya itu sama sekali tidak membantu,” jelasnya.

2. Tetap dekat dengan anak

Beberapa anak akan menerima dipegangi dan dihibur, sementara anak lain sebenarnya hanya membutuhkan Anda untuk tetap dekat dan menunjukkan empati.

“Saya telah belajar bahwa terkadang Amelia tidak ingin saya memeluknya, menyentuh dia, berbicara dengannya atau bahkan memberikan kontak matanya. Saya sering pergi, tetapi sekarang saya melihat bahwa dia membutuhkan saya di sana,” ujar Neills.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Emerson memperingatkan sebaiknya jangan memberikan hukuman karena metode ini justeru akan membuat anak merasa ditolak dan tak dipedulikan orangtuanya.

3. Frustrasi bisa karena balita lapar

Frustrasi pada balita dapat terjadi jika mereka lapar, lelah atau stres. Dengan begitu, penting untuk Parents mencermati apa arti tangisan si kecil, bisa jadi karena ia lapar namun belum bisa mengutarakannya dengan jelas.

4. Beri dukungan

Saat anak berusaha menyelesaikan sesuatu, kebanyakan orangtua akan memilih membantunya dengan alasan supaya cepat selesai. Bun, anak sebenarnya membutuhkan semangat untuk mereka menyelesaikan apa yang ia alami.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berikanlah dukungan Anda pada si kecil, apalagi saat ia ingin berhenti dan menyerah. Berikan anak kesempatan untuk menenangkan diri. Kadang kala, berdiam diri adalah cara terbaik untuk meredam frustrasi yang ada.

“Rasa malu yang kami rasakan ketika hal-hal ini terjadi, itulah masalah kami. Sungguh, semua orang ada di sana. Ini yang dilakukan balita,” jelas Emerson.

5. Bersabarlah

Sabar dan tetap tenang merupakan kunci utama dari setiap permasalahan anak. “Masalahnya adalah otak mereka belum dewasa. Anda tidak bisa membuat balita tumbuh lebih cepat. Akhirnya, mereka akan lebih mampu menangani emosi mereka. Tapi itu akan butuh waktu,” pungkas Emerson.

* Nama diubah berdasarkan permintaan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Referensi : Todays Parents

Baca Juga :

Sering marahi si kecil karena hal sepele, waspadai dampaknya untuk psikologis anak

Penulis

theresia