7 Deret Film dari Buku Dee Lestari, Bikin Baper Penonton Hingga Menang Penghargaan

Tidak hanya novel, beberapa film dari buku Dee Lestari juga turut dicinta penonton hingga menang penghargaan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bagi pecinta novel, pasti sudah tidak asing lagi dengan penulis Dee Lestari. Penulis bernama lengkap Dewi Lestari Simangunsong ini tercatat sudah mencetak berbagai karya ternama yang selalu masuk best seller, hingga diangkat ke layar lebar. Film dari buku Dee Lestari juga kerap mendapat penghargaan.

Film dari buku Dee Lestari juga mempu menggaet para penonton untuk merasakan seni tulisan menjadi film yang dibungkus dengan apik oleh para pemain. Tak sedikit dari para penonton terkadang ikut terbawa perasaan atau baper saat menonton film-film adaptasi dari novel karya Dee.

Artikel Terkait: 11 Rekomendasi Novel Romantis Best Seller, Bikin Baper dan Mengaduk Emosi

Film dari Buku Dee Lestari yang Sukses Membawa Perasaan Penonton

1. Perahu Kertas

Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, film dari buku Dee Lestari ini sukses menduduki peringkat ke-5 film Indonesia dengan peringkat teratas dalam perolehan jumlah penonton pada tahun 2012. Jumlah penonton Perahu Kertas ini mencapai 596.231. Film ini tayang sehari sebelum Hari Kemerdekaan Indonesia ke-67 pada 16 Agustus 2012.

Perahu Kertas mengisahkan pasang surut hubungan dua anak manusia, yaitu Kugy (Maudy Ayunda) dan Keenan (Adipati Dolken). Kugy memulai masa kuliahnya di Bandung bersama Noni (Sylvia Fully) dan pacarnya, Eko (Fauzan Smith). Pertemuan dengan sepupu Eko yang datang dari Belanda bernama Keenan (Adipati Dolken) mengguncang Kugy yang sudah memiliki pacar bernama Ojos (Dion Wiyoko). Meski mereka berempat bersahabat, Kugy dan Keenan diam-diam saling jatuh cinta. Kugy yang hobi menulis cerita anak-anak merasa sangat cocok dengan Keenan yang hobi melukis.

2. Perahu Kertas 2

Masih lanjutan dari Perahu Kertas 1, film ini tayang pada 4 Oktober 2012. Berkutat dengan kisah hidup Keenan dan Kugy, perjumpaan Keenan (Adipati Dolken) dan Kugy (Maudy Ayunda) membuahkan sebuah perjalanan ke pantai terpencil. Namun, kebahagiaan mereka berubah menjadi kesedihan ketika tahu Pilik telah meninggal dunia dan rumahnya digusur. Kugy dan Keenan bertekad untuk berkarya bersama demi Pilik. Kugy kembali meneruskan Jenderal Pilik, sementara Keenan melukis ilustrasinya.

Di Bali, Remi (Reza Rahadian) memberikan kejutan kepada Kugy. Ia memberikan cincin sebagai tanda keseriusannya. Tapi kejutan Kugy bukan hanya itu, ia pun bertemu dengan kekasih Keenan, Luhde (Elyzia Mulachela), dan menyadari hubungan antara Remi dan Keenan yang tidak pernah ia duga selama ini. Akhirnya Keenan dan Kugy bertemu dan saling berterus terang tentang perasaan mereka selama ini. Namun, mereka memilih untuk berteman dan bertahan dengan pasangan masing-masing.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Rectoverso

Berbeda dari film Perahu Kertas yang dibuat dalam 2 sekuel, Rectoverso merupakan sebuah film omnibus degan 5 cerita hasil karya 5 sutradara. Sebelas lagu dalam album ini memiliki versi cerpen yang termuat dalam buku Rectoverso. Keduanya saling bercermin dan melengkapi.

Beberapa kisah dalam film Rectoverso ini sukses membuat para penonton menitikan air mata. Salah satunya yaitu fragmen Malaikat Juga Tahu. Naskah cerpen ini ditulis oleh Ve Handojo, bercerita tentang perjuangan Bunda (Dewi Irawan) membesarkan anaknya yang autis, Abang (Lukman Sardi). Konflik muncul ketika Abang dan adiknya Hans (Marcell Domits) jatuh cinta kepada perempuan yang sama, yakni Leia (Prisia Nasution). Abang jatuh cinta padanya, sementara Bunda sangat cemas karena tahu hubungan yang diharapkan Abang tidak akan pernah terjadi. Kecemasan Bunda bertambah ketika Han, adik Abang, datang. Hubungan Leia dan Han pasti akan membuat Abang terluka.

Fragmen Cecak di Dinding, naskah ditulis oleh Ve Handojo, berkisah tentang hubungan sesaat antara Saras (Sophia Latjuba) dan Taja (Yama Carlos). Meski singkat, hubungan tersebut meninggalkan kesan mendalam bagi Taja. Namun, hatinya mesti patah dua kali ketika mengetahui Saras akhirnya menikah dengan sahabatnya, Irwan (Tio Pakusadewo).

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Fragmen Firasat, naskah ditulis oleh Indra Herlambang, bercerita tentang Senja (Asmirandah) yang tinggal berdua dengan ibunya (Widyawati). Senja kerap mengeluh tentang firasat-firasat dan mimpi buruknya. Untuk mengatasi isu indra keenamnya, Senja bergabung dengan Klub Firasat yang dipimpin oleh Panca (Dwi Sasono). Senja begitu resah karena firasat buruknya kali ini menyangkut Panca yang dicintainya. 

Fragmen Curhat Buat Sahabat, naskah ditulis oleh Ilya Sigma dan Priesnanda Dwi Satria, berpusat kepada hubungan platonik antara dua sahabat, Amanda (Acha Septriasa) dan Reggie (Indra Birowo). Amanda, yang gonta-ganti pacar dan berakhir dengan orang yang menyakitinya, tak pernah sadar bahwa Reggie adalah orang yang paling tulus mencintainya.

Fragmen Hanya Isyarat, naskah ditulis oleh Key Mangunsong dan Raditya, berkisah tentang Al (Amanda Soekasah) yang bersua dengan para backpacker, yakni Tano (Fauzi Baadila), Bayu (Rangga Djoned), Dali (Prianggadi Adiyatama), dan Raga (Hamish Daud Wylie). Al jatuh cinta kepada Raga. Satu malam, mereka berlomba bercerita kisah paling sedih. Al akhirnya tahu cintanya memang tidak akan pernah kesampaian. 

FIlm dari buku Dee Lestari ini rilis tepat di Hari Valentine, yaitu pada 14 Februari 2013 lalu. Film antologi tersebut disutradarai oleh 5 artis ternama Tanah Air, seperti Olga Lydia, Rachel Maryam, Cathy Sharon, Happy Salma, hingga Marcella Zalianty.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: 10 Artis yang Menulis Buku, Beberapa Karyanya Jadi Best Seller!

4. Madre

Dalam bukunya, Madre terdiri dari 13 karya fiksi dan prosa pendek. Buku ini merupakan kumpulan karya Dee selama lima tahun (2006-2011). Film drama Indonesia ini dirilis pada 28 Maret 2013. Film tersebut disutradarai oleh Benni Setiawan dan diproduseri oleh Putut Widjanarko dan Avesina Soebli

Madre berkisah tengtang hidup Tansen (Vino G. Bastian) berubah dalam sehari ketika seseorang yang ia tidak kenal bernama Tan Sin Gie memberikannya warisan sebuah kunci kulkas. Dalam surat warisannya, Tan bahkan menyebut bahwa Tansen adalah cucunya. Tansen lalu menyusuri alamat tempat kulkas itu disimpan. Ia sampai di toko roti tua yang sudah tutup, Tan De Bakker, yang dijaga oleh mantan pegawai Tan Sin Gie bernama Pak Hadi (Didi Petet).

Kulkas itu ternyata berisi sebuah adonan biang roti yang dijuluki Madre. Tak tahu harus melakukan apa dengan Madre, Tansen berniat meninggalkannya begitu saja. Namun, Pak Hadi berusaha menahannya dengan menjelaskan betapa berharganya Madre. Salah satu pengunjung setia blog Tansen, Meilan Tanuwidjaja (Laura Basuki) yang juga pemilik gerai roti terkenal Fairy Bread, mengetahui kunjungan Tansen ke Tan De Bakker dan segera memburu Madre. Mei ingin membelinya dengan harga tinggi.

5. Supernova

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Supernova: Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh adalah salah satu film drama-fantasi yang diangkat dari novel Dee Lestari dengan judul yang sama. Film ini rilis pada 11 Desember 2014. Disutradarai oleh Rizal Mantovani, film dari buku Dee Lestari ini mengisahkan dua mahasiswa Indonesia yang bersekolah di AS, Dimas (Hamish Daud) dan Reuben (Arifin Putra), bertemu di Washington DC. Hubungan mereka berlanjut setelah sebuah pesta. Malam itu, mereka berikrar ingin membuat sebuah karya bersama.

Sepuluh tahun kemudian, Dimas dan Reuben merancang sebuah roman dengan bumbu sains. Sebuah dongeng berjudul “Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh” menjadi inspirasi mereka. Tokoh Kesatria hidup dalam sosok seorang eksekutif muda bernama Ferre (Herjunot Ali). Di tengah kesibukannya, Ferre menerima tawaran wawancara dari sebuah majalah. Reporter bernama Rana (Raline Shah) seketika mencuri perhatiannya. Hubungan keduanya berangsur dekat meski Rana sudah menikah dengan Arwin (Fedi Nuril).

Karakter Bintang Jatuh hidup dalam sosok seseorang bernama Diva (Paula Verhoeven), model cantik yang memiliki kehidupan ganda sebagai seorang pelacur kelas tinggi.

Dilema yang dihadapi Rana antara memilih Ferre atau bertahan dengan Arwin membuatnya berkonsultasi dengan seorang cyber avatar bernama Supernova. Tanpa mereka saling ketahui, Supernova menjadi konsultan bagi semua pihak yang terlibat.

6. Filosofi Kopi

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Filosofi Kopi merupakan salah satu film dari buku Dee Lestari yang berhasil menembus box office Indonesia dalam 12 hari penayangan. Disutradarai oleh sutradara muda Angga Dwimas. 

Sasongko, film ini berada di posisi keempat box office Indonesia tahun 2015 dengan jumlah penonton mencapai 158.517. Film ini mendapatkan 5 nominasi di Festival Film Indonesia 2015 dan berhasil memenangkan 2 Piala Citra di kategori Skenario Adaptasi Terbaik dan Penyunting Gambar Terbaik.

Sesuai judulnya, Filosofi Kopi merupakan satu-satunya kedai kopi di Jakarta yang tidak menyediakan wifi apalagi televisi. Ben mengelola Filosofi Kopi bersama sahabatnya, Jody, yang berperan sebagai akuntan merangkap kasir, meskipun sebenarnya Jody-lah pemilik resmi Filosofi Kopi. Lepas dari popularitas Filosofi Kopi, sebuah masalah besar membayangi mereka: hutang peninggalan ayah Jody. Idealisme Ben berbenturan dengan tekad Jody melunasi hutang tersebut, hingga seorang pengusaha kaya hadir dengan sebuah solusi: ia memberikan tantangan dengan imbalan tinggi; Ben harus membuat kopi paling enak di Indonesia. Ben menerima tantangan tersebut. Dari kerja kerasnya, lahirlah Perfecto.

Ben berhasil meracik kopi yang diinginkan pengusaha. Cek senilai 1 miliar resmi menjadi milik Ben dan Jody. Jody gembira luar biasa. Satu-satunya reaksi Ben adalah berkemas. Ben mengundurkan diri dari Filosofi Kopi dan pulang ke kampungnya. Jody pun meninggalkan Filosofi Kopi untuk menyusul Ben ke kampung dan membujuk Ben kembali. 

7. Filosofi Kopi 2: Ben & Jody

Ini merupakan film sekuel dari Filosofi Kopi 1. Masih dengan sutradara yang sama, film ini mendapat 3 nominasi di Festival Film Indonesia 2017 untuk kategori Penata Musik Terbaik (McAndersoon), Penata Busana Terbaik Festival (Anggia Kharisma), dan Pengarah Artistik Terbaik (Benny Lauda).

Film ini menceritakan nasib kedai kopi Filosofi Kopi. Dua tahun setelah Ben (Chicco Jerikho) dan Jody (Rio Dewanto) memutuskan untuk menjual kedai mereka di Jakarta dan berkeliling Indonesia demi membagikan kopi terbaik, petualangan seru bersama Kombi Filosofi Kopi pun menemui jalan buntu. Puncaknya terjadi di suatu malam di Bali, saat Aga, Aldi dan Nana memutuskan mengundurkan diri dengan alasan mereka masing-masing.

Ben dan Jody pun kini harus membuat mimpi baru, yakni pulang ke Jakarta dan menjadikan Filosofi Kopi sebagai kedai kopi nomor satu lagi. Mimpi itu tidak mudah diwujudkan karena Ben yang idealis selalu membuat Jody jengah dan sadar bahwa dirinya selalu berada di bawah bayang-bayang Ben. Dalam usaha mereka, Ben dan Jody dipertemukan dengan oleh dua perempuan, seorang investor bernama Tarra (Luna Maya) dan barista perempuan bernama Brie (Nadine Alexandra). Pertemuan itu pun menguji persahabatan Ben dan Jody dan nasib kedai Filosofi Kopi.

Artikel Terkait: 5 Fakta Film Ben & Jody, Genre Drama Jadi Laga

Ya, itulah beberapa film dari buku Dee Lestari yang sukses menyeret perasaan para penonton dan menggondol berbagai penghargaan. Kamu sudah nonton yang mana?

***

 

Baca Juga:

Fakta Film Drive My Car: Film Jepang Pertama yang Masuk Nominasi Best Picture Oscar

30 Rekomendasi Film Horor Indonesia yang Serem BANGET!

20+ Film Romantis Barat, Berkisah Tentang Percintaan Sejak 25 Tahun Lalu