Film Ben & Jody akan tayang di bioskop Indonesia secara serentak pada 27 Januari 2022. Para penggemar Rio Dewanto dan Chicco Jerikho pasti sudah tak sabar menantikan aksi dua aktor kawakan ini. Salah satu yang disorot dari film ini adalah perubahan genre dari drama menjadi laga.
Ben & Jody adalah bagian dari trilogi Filosofi Kopi yang diangkat dari novel karya Dee atau Dewi Lestari. Dua film sebelumnya mengambil genre drama, sedangkan Ben & Jody beralih menjadi film laga atau action. Simak yuk, fakta-fakta soal film baru Angga Dwimas Sasongko ini!
Artikel terkait: 15 Film Barat Terbaik Sepanjang Masa, Rekomendasi Tontonan di Waktu Senggang
Berbeda Genre dengan Filosofi Kopi
Meski menjadi bagian dari trilogi Filosofi Kopi, Ben & Jody ternyata mengambil genre berbeda, bukan lagi drama, melainkan aksi.
Dilansir dari Instagram @benjodyfilm, pengalihan genre dari drama ke laga, menurut @deelestari, sebagai pemilik Intellectual Property (IP) Ben & Jody merupakan keputusan yang berani.
Bahkan dari Filosofi Kopi pertama, cerita asli ini sudah banyak mengalami pengembangan. Pada akhirnya Ben & Jody akan memiliki jalannya sendiri di dunia film.
“Saya menilai keputusan membuat film laga dapat menyuntikkan darah segar juga ke semesta Ben & Jody. Terlepas apapun genrenya, saya mengharapkan film Ben & Jody menjadi film yang baik serta memikat,” ujar Dewi Lestari.
Artikel terkait: 15 Film Animasi Terbaik Sepanjang Masa untuk Ditonton Bersama Anak
Film Ben & Jody Tak Menyambung Cerita Filosofi Kopi
Sutradara Ben & Jody, Angga Dwimas Sasongko menyatakan, cerita dalam Ben & Jody adalah kisah yang berdiri sendiri, sehingga penonton tidak perlu menyaksikan dua film sebelumnya.
“Ini benar-benar film yang independent dibandingkan dari dua film sebelumnya tapi masih satu universe,” ujar Angga, dikutip Antara News.
Ben & Jody bercerita tentang Ben (Chicco Jerikho) dan Jody (Rio Dewanto) yang menghadapi situasi antara hidup dan mati yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Ben kini aktif membela kelompok petani yang melawan perusahaan menghilang. Jody sebagai sahabat setianya pun melakukan pencarian untuk menemukan keberadaan Ben.
Perjalanan ini, menghadapkan mereka berdua dengan petualangan hidup dan mati melawan gerombolan pembalak liar pimpinan Tubir (Yayan Ruhian). Pertemuan Ben dan Jody dengan kelompok kampung adat membuka kembali kesempatan mereka untuk melawan.
Adegan Film Menggunakan Senjata Asli
Adegan tembak-tembakan dalam Ben & Jody menggunakan senjata asli. Alasan Angga Dwimas Sasongko menggunakan senjata asli adalah ia tidak ingin mengurangi efek visual dalam film. Ia ingin penonton dan para pemain dapat merasakan ceritanya secara nyata. Maka dari itu, saat ada adegan tembak-tembakan, senjata yang digunakan merupakan senjata yang asli.
“Kita kan gak ada adegan tembak-tembakan yang intensif sepanjang film. Makanya ketika ada adegan itu kita upayakan senyata mungkin, serealistis mungkin,” kata Angga.
Jadi Debut Musikus Ari Lesmana
Vokalis band indie Fourtwnty, Ari Lesmana juga ikut terlibat dalam Ben & Jody. Ini merupakan kali pertama Ari terjun ke dunia seni peran. Dalam film Ben & Jody pun Ari berperan sebagai Gele yang memiliki kepribadian nyentrik. Selain mahir menggunakan senjata, diceritakan Gele sangat sering jatuh tertidur saat sedang bertugas.
Artikel terkait: 20+ Film Romantis Barat, Film Berkisah Percintaan Sejak 25 Tahun Lalu
Dibintangi Selebritas Papan Atas Indonesia
Film Ben & Jody dibintangi oleh selebritas papan atas Indonesia. Tak hanya nama Chicco Jerikho dan Rio Dewanto, film ini juga dibintangi Yayan Ruhian, Aghniny Haque, Hana P Malasan, Ricky Saldian, Ari Lesmana, Reza Hilman, Fariz Alfarazi, Bebeto Leutualy dan lain-lain. Saksikan Ben & Jody di bioskop-bioskop kesayangan Anda mulai 27 Januari 2022.
Baca juga:
id.theasianparent.com/ghozali-everyday
id.theasianparent.com/keluarga-cut-tary