7 Film yang Angkat Budaya Batak, Terbaru Ada 'Harta, Tahta, Boru Ni Raja'

Terbaru ada 'Harta, Tahta, Boru Ni Raja' yang juga menampilkan keindahan Danau Toba, lho. Yuk, baca daftar lengkapnya di sini!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Buat Anda yang sedang mencari tontonan yang kental akan budaya Indonesia, film Batak bisa menjadi salah satu pilihan, lho.

Mau tahu film Batak apa saja yang seru dan kental dengan budaya? Yuk, simak rekomendasinya di bawah ini!

Baca Juga: 10 Artis Berdarah Batak, Chicco Jerikho hingga Gisella Anastasia

Film Batak Populer di Indonesia

1. Harta, Tahta, Boru Ni Raja (2024)

Film yang angkat budaya Batak terbaru ini mulai dirilis di bioskop pada Juli 2024. Digarap oleh sutradara Agustinus Sitorus, film ini memperlihatkan keindahan Danau Toba.

Bahkan, sebelum dirilis, film Harta, Tahta, Boru Ni Raja ini sudah mendapatkan apresiasi dari Kementrian Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif, lho. 

Sinopsis film Harta Tahta Boru Ni raja ini mengisahkan perjalanan hidup Jery Panjaitan, pemuda Batak yang berjuang meraih cinta seorang perempuan bernama Boru Ni Raja. 

Perjuangan Jery dalam mendapatkan pujaan hatinya itu memiliki banyak rintangan. Dari mulai persaingan dengan lelaki lain hingga usaha mendapat restu keluarga.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2.   Ngeri-Ngeri Sedap (2022)

Film Batak yang satu ini wajib ada di daftar tontonan Parents berikutnya karena tak cuma memiliki unsur suku Batak yang kental saja, namun alur ceritanya menyentuh hati.

Ngeri-Ngeri Sedap merupakan film bergenre komedi keluarga yang disutradarai oleh Bene Dion Rajagukguk. Film ini dibintangi oleh sederet artis yang sudah tak asing lagi dijagat hiburan seperti Tika Panggabean, Arswendy Bening Swara, hingga Boris Bokir.

Film ini mengisahkan tentang sebuah keluarga Batak yang memiliki empat orang anak dan ketiga diantaranya sudah sukses di perantauan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kesuksesan tiga orang anak tersebut ternyata menyisakan rindu yang dalam bagi Mak Domu dan Pak Domu sehingga mereka sangat ingin sekali bertemu anak-anaknya.

Supaya anak-anak mau kembali ke kampung halaman menemui mereka, Mak Domu dan Pak Domu pun berpura-pura ingin bercerai.

Keinginan tersebut ternyata sangat bertentangan dengan kehidupan orang Batak, namun tentu saja ini hanya skenario saja supaya anak-anak mau menemui mereka.

Sayangnya konflik tersebut mulai melebar, ketiga anak mereka ingin bertemu ibunya namun tidak dengan sang Ayah yang selalu memaksa mereka menjalani hidup sesuai dengan hukum adat Batak. Bagaimana akhir kisah ini ya Parents?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3.   Pariban: Idola dari Tanah Jawa (2019)

Dari judulnya saja sudah sangat lekat dengan Suku Batak bukan? Benar sekali, film Batak berjudul Pariban: Idola dari Tanah Jawa ini pernah sukses pada masanya.

Kisah film ini berawal dari seorang pria Batak bernama Halomoan (Ganindra Bimo) yang merantau di Kota Jakarta.

Halomoan berusia 35 tahun namun ia tampak belum memiliki kekasih untuk diajaknya ke jenjang yang lebih serius. Hal ini membuat sang Ibu sedikit khawatir lalu menyuruh Halomoan untuk segera pulang agar bisa dijodohkan dengan Paribannya bernama Uli (Atiqah Hasiholan).

Karena ingin membuat Ibunya senang, Halomoan pun akhirnya pulang ke kampung halaman walau dengan berat hati.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Suatu hari ia dipertemukan dengan Uli untuk kemudian membahas tentang acara Pariban tersebut. Sayangnya kisah keduanya tak mulus karena ternyata Uli sudah punya kekasih. Bagaimana kabar Halomoan selanjutnya ya?

4. Horas Amang: Tiga Bulan untuk Selamanya (2019)

Film Batak yang satu ini pernah mewarnai box office Indonesia pada tahun 2019 dengan mengusung tema keluarga Batak yang sarat akan budaya.

Film yang dibintangi sederet nama beken seperti Cok Simbara, Novita Dewi Marpaung, Tanta Ginting, hingga Piet Pagau ini bercerita tentang kehidupan keluarga Batak yang justru jauh dari kata harmonis.

Ayahnya (Amang) memiliki tiga orang anak yang tak pernah mau menuruti perintahnya dan selalu membuatnya sedih karena ketiga anaknya tak lagi mengenal budaya Batak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Film ini kabarnya akan dipenuhi dengan budaya Batak yang kental dan siapapun bisa mempelajarinya melalui tayangan film ini.

Uniknya lagi, film Horas Amang juga diperankan oleh banyak aktor dan aktris murni berdarah Batak serta memiliki soundtrack lagu-lagu Batak yang memukau.

Baca Juga: Mengenal Rumah Bolon Khas Batak: Keunikan, Sejarah, dan Filosofinya

5. Film Batak Toba Dreams (2015)

Film Toba Dreams yang dirilis pada tahun 2015 ini juga punya alur cerita yang unik dan mengambil unsur Batak meski tidak terlalu kental. Film Batak ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Ronggur (Vino G.Bastian) yang sejak kecil selalu dididik keras oleh Ayahnya.

Pemberontakan Ronggur terhadap Ayahnya berujung pada hal yang tak diduga oleh Sang Ayah, Ronggur kabur ke Ibukota untuk menjalani kehidupan sesuai dengan keinginannya. Sayangnya, di Jakarta ia justru menjadi mafia narkoba yang membuatnya meraup kesuksesan.

Di tengah perjalanan hidupnya, Ronggur bertemu dengan Andini (Marsha Timothy) seorang perempuan dari suku Jawa yang membuat pria itu jatuh cinta lalu memutuskan untuk menikah dan membina rumah tangga bersama.

Namun keinginan tersebut ditentang oleh orang tua kedua belah pihak meski akhirnya keduanya tetap nekat menikah dan dikaruniai keturunan.

Kehidupan yang didambakan Ronggur awalnya tampak di depan mata sebelum terror kehidupan masa lalunya mengancam keluarga mereka. Kisah film ini begitu seru juga menegangkan, nonton segera yuk!

6. Lamaran (2015)

Film Batak selanjutnya bergenre drama komedi yang diperankan oleh Acha Septriasa dan Reza Nangin. Lamaran merupakan film karya Monty Tiwa dibawah produksi Rapi Films yang sukses dipasaran.

Film tersebut berkisah tentang seorang pengacara wanita muda populer bersuku Batak bernama Tiar Sarigar.

Suatu ketika Tiar dihadapkan dengan kasus korupsi yang melibatkan bos mafia bernama Arif Rupawan. Ternyata sang mafia mengancam Tiar atas kasus yang ia hadapi saat itu.

Akhirnya kedua rekan Tiar berusaha membantu dan melindunginya dengan cara merekrut seorang pria bersuku Sunda bernama Aan untuk menjadi kekasih Tiar.

Tak disangka skenario pacar pura-pura ini justru menimbulkan masalah baru di antara kedua keluarga yang merasa hubungan itu akan sulit diwujudkan karena perbedaan budaya keduanya.

Lalu apakah Tiar dan Aan akhirnya jatuh cinta dan berhasil melalui masa sulit ini? Tonton segera keseruan film Batak ini yuk Parents!

7. Film Batak Mursala (2013)

Mursala (2013) merupakan salah satu film Batak yang mengundang kontroversi sebelum perilisannya. Diketahui, sebelum rilis, film ini mendapat kecaman dan larangan dari Majelis Budaya Pesisir dan Pariwisata Sibolga (MBPPS) Tapanuli Tengah karena alur cerita yang dinilai bertentangan dengan adat dan budaya.

Film ini berkisah tentang Anggiat yang diperankan oleh Rio Dewanto, seorang perantau asli Batak yang sukses di Jakarta sebagai pengacara kondang. Selama hidup di Ibu Kota, Anggiat jatuh cinta dengan perempuan Batak bernama Clarita yang diperankan oleh Anna Sinaga. Clarita berprofesi sebagai presenter TV.

Sayangnya, perjalanan kisah cinta keduanya tak mulus. Sebab, Anggiat dan Clarita berasal dari marga yang berbeda yakni Simbolon dan Saragih. Menurut adat, kedua marga tersebut tak boleh menikah. Terlebih, kedua orang tua Anggiat berharap dirinya menikah dengan sepupu (Pariban). Perjalanan kisah cinta keduanya yang penuh liku bisa Parents saksikan di film Mursala (2013).

Nah, itulah 6 rekomendasi film Batak yang bisa dijadikan hiburan atau tontonan seru bersama keluarga di akhir pekan. Tak hanya alur ceritanya yang unik, film ini tentu sarat akan budaya Batak yang bisa dijadikan pengetahuan baru! 

Baca Juga:

10 Fakta Unik Suku Batak, Bisa Menikah Dengan Sepupu Sendiri

Menilik Asal Usul dan Pentingnya Marga Batak, Tak Sekedar Identitas

Menariknya Rumah Balai Batak Toba: Bentuk dan Makna Filosofisnya

Penulis

lolita