Kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, memang kerap kali dibuat rusuh oleh aksi tawuran antarwarga. Karena alasan inilah Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan berinisiatif ingin menggelar festival tawuran sebagai langkah penanganan aksi tawuran yang berulang kali terjadi. Berikut informasi selengkapnya untuk Anda.
Upaya Pemerintah Mengurangi Aksi Tawuran
Sumber: Pexels
Ide ini pertama kali disampaikan oleh Plt Wakil Walikota Jakarta Selatan, Ali Murtadho, pada Selasa (11/10) lalu.
Lewat ceritanya, Ali menyampaikan jika saat ini Kota Jakarta Selatan memang tengah fokus mengatasi masalah tawuran. Untuk itulah, pihak pemerintah membutuhkan bantuan masyarakat untuk bersama-sama mencari solusi atas permasalahan ini.
Menurut laporan Kapolers Metro Jakarta Selatan yang diunggah ke akun Instagram Polres Jakses, Kombes Ade Ary menyebut setidaknya sudah terjadi enam kali tawuran sepanjang tahun 2022 ini.
“Dalam 10 bulan terakhir atau tahun 2022 telah terjadi enam kali tawuran di sini,” jelasnya dalam video yang diunggah di akun @polisijaksel.
Menurutnya, berbagai upaya telah dilakukan personel gabungan dari Polres Jakarta Selatan, TNI, dan pihak Kecamatan Tebet untuk mencegah tawuran. Dan festival ini disebut-sebut bisa menjadi salah satu solusi untuk menekan aksi tawuran.
Mendapat Dukungan Kepolisian
Dalam kesempatan lain, Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung terobosan ini.
“Tentu mendukung sekali karena kami memang ingin sama-sama menekan angka tawuran. Jadi dari tawuran nanti jadi saudaralah,” katanya.
Pendapat serupa juga diucapkan oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, bahwa pihaknya menyambut positif usulan ini.
Artikel Terkait: 5 Festival Film 2022 di Jakarta, Movie Lovers Wajib Tahu dan Hadir!
Konsep Festival Tawuran Masih Digodok
Sumber: Pexels
Meski demikian, Ali Murtadho juga mengatakan bahwa konsep dan pengemasan festival ini masih digodok. Ia berujar bahwa nantinya festival tawuran ini bakal berkonsep seperti pertunjukkan budaya yang bisa jadi ajang menuangkan kreativitas dan kreasi warga.
“Pak Wali Kota coba kemas tawuran itu bisa menjadi destinasi wisata, sehingga yang mau kami sentuh kalbunya masyarakat. Intinya tawuran itu sudah tidak terjadi lagi,” kata Ali saat dikonfirmasi.
“Nanti akan dikemas menjadi sebuah budaya. Silakan berkreasi, misalkan ada pembuatan mural atau saling lempar cat warna. Pada hari itu yuk silakan berekspresi, berkreasi,” sambungnya.
Untuk lebih jauhnya, pengembangan ide masih terus dibahas. Dalam hal ini Pemkot Jaksel juga turut melibatkan pihak kepolisian, camat, lurah, bahkan RT dan RW di Manggarai. Yang jelas tujuan festival ini adalah mengganti tawuran menjadi sesuatu yang lebih ‘rekreatif’.
“Karena Pak Wali lagi mikirin apa ini kita bikin festival tawuran saja ya diubah dari batu mungkin jadi tomat. Berubah dari batu menjadi roti biar menjadi sesuatu yang unik,” katanya.
Festival Tawuran Tuai Beragam Komentar
Izin dari kepolian sudah dikantong, lantas bagaimana dengan komentar warganet? Apakah festival ini bakal direstui atau justru menimbulkan tanggapan negatif?
Meski ada warganet yang mendukung ide ini, nyatanya tak sedikit juga yang mengkritisi konsep dan pelaksanaan festival ini.
Salah satunya disampaikan oleh pemilik akun @dos*** yang lebih berharap pihak kepolisian lebih menekankan pada tindak pencegahan, seperti menugaskan tim intel dan polisi masyarakat untuk mencegah aksi tawuran.
Ada juga yang menyarankan jika sebaiknya anak-anak muda Manggarai difasilitasi olahraga bela diri seperti pencak silat, karate, judo, dan sebagainya supaya bisa menyalurkan energinya ke hal-hal yang lebih positif, bahkan bisa mengantarkan mereka mencetak prestasi di bidang olahraga.
Komentar lainnya juga menyoroti soal ‘tomat’ yang kabarnya akan digunakan untuk menggantikan batu. Banyak yang menyayangkan sebab hal ini dinilai hanya membuang-buang makanan padahal di luar sana masih banyak orang yang kelaparan dan sulit untuk makan.
Alangkah baiknya jika ‘tomat-tomat’ ini diolah dan dibagikan pada orang yang membutuhkan.
Selain itu, warganet juga meminta agar pemerintah lebih bijak dan tidak asal mengadopsi tradisi serupa dari negara lain. Ada juga yang mempertanyakan siapa yang nanti bakal membersihkan tomat yang berserakan ini, bukankah akan sangat merepotkan kalau nanti petugas kebersihan lah yang harus turun tangan.
Parents, inilah informasi soal festival tawuran yang tengah digodok. Semoga ada gagasan brilian nantinya ya!
Baca Juga:
Festival Flora dan Fauna 2022 Kembali Digelar, Cocok Dikunjungi Keluarga
Festival Musik di Indonesia 2022 Siap Digelar, WTF Hingga Jazz Gunung
Festival Musik Indonesia 2022 Siap Menyapa, Hadirkan Musik Tradisional
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.