Siapa yang tidak mengenal Pompeii, sebuah kota di era Romawi Kuno yang hancur lebur akibat abu erupsi Gunung Vesuvius. Berlokasi di dekat kota Napoli, kota bersejarah satu ini didapuk menjadi salah satu warisan budaya UNESCO. Reruntuhan bangunan di kawasan tersebut dan deretan fakta kota Pompeii yang penuh legenda memantik rasa penasaran ilmuwan dan turis untuk berkunjung.
7 Fakta Kota Pompeii
Dahulu Pompeii merupakan kota termasyhur dan makmur. Sayangnya, erupsi dahsyat yang terjadi sukses melenyapkan kota ini. Konon, tidak ada penduduk yang mampu menyelamatkan diri. Kini, reruntuhannya telah berhasil digali para arkeolog dan memunculkan banyak fakta menarik. Apa saja ya?
1. Pompeii, Kota yang Dihuni Orang Kaya
Pompeii sendiri merupakan kota yang terletak sekitar 23 km di tenggara kota Napoli, Italia. Sebelum hancur diterjang abu gunung, kota ini adalah kota yang makmur. Mengutip laman History Extra, Pompeii menjadi pusat resor mewah bagi warga Roma yang kaya raya pada pergantian abad pertama Masehi.
Terbukti, deretan rumah dan vila bergaya elegan berjejer di sepanjang jalan. Bahkan, diperkirakan terdapat 200 kafe dan bar di penjuru kota tempat warganya menghabiskan uang. Posisi kota strategis yang menjadi kota penghubung perdagangan dan jalur transportasi membuat banyak orang singgah untuk bersenang-senang.
Selain menjadi destinasi orang berduit, fasilitas mewah yang ditemukan membuktikan kota ini berjaya pada masanya. Keberadaan gimnasium, pelabuhan, stadium, dan amfiteater yang tersebar di kota ini menjadi bukti.
2. Pertanda Bencana yang Terabaikan
Bencana yang menerjang kota Pompeii nyatanya tidak terjadi sekejap mata. Catatan Pliny the Younger, salah satu korban selamat tragedi tersebut menyatakan gambaran keadaan Pompeii sebelum gunung Vesuvius meletus dan pertanda alam yang diberikan. Dalam suratnya, rupanya sudah terjadi serangkaian gempa bumi di daerah tersebut beberapa hari sebelumnya.
“Selama beberapa hari yang lalu telah terjadi gempa bumi yang tidak terlalu mengkhawatirkan karena sering terjadi di Campania. Namun, malam itu guncangannya begitu dahsyat sehingga segala sesuatunya terasa tidak hanya diguncang, tetapi juga terbalik,” tulisnya.
Gempa ini memang bukan pertama kalinya, telah banyak gempa mengguncang dan mengakibatkan kerusakan besar di Pompeii. Hal ini dianggap biasa karena penduduk telah belajar bagaimana bertahan hidup dengan lingkungan mereka yang tak pasti.
Nahas, peristiwa ini seolah terbaikan karena saat kejadian masyarakat tengah disibukkan dengan Vulcanalia, festival keagamaan yang tersohor. Festival ini merupakan penghormatan masyarakat terhadap Dewa Vulcan, dewa api dan gunung berapi dalam kepercayaan Romawi kuno.
Berhubung tengah festival, masyarakat menafsirkan pertanda yang muncul sebagai hal baik dari dewa. Erupsi terjadi dengan jumlah energi panas mencapai 100.000 kali energi bom atom yang menerjang Hiroshima dan Nagasaki.
Artikel terkait: Patut Dicoba! 12 Tempat Liburan Sesuai Zodiak Anda
3. Cuaca Aneh Saat Bencana
Selain festival, cuaca yang tak biasa menjadi aspek abu cepat mengubur Pompeii. Menurut ilmuwan, angin di sekitar Gunung Vesuvius biasanya berembus ke arah barat daya. Jika ini terjadi pada saat itu, awan abu dan gas dari gunung akan tertiup angin dan mungkin banyak warganya yang akan selamat.
Namun, hari itu angin berembus ke arah barat laut tempat Pompeii berada. Gugusan awan dan gas beracun membuat masyarakat kesulitan bernapas dan sulit menyelamatkan diri. Karena Pompeii berada di teluk, banyak yang mencoba melarikan diri dengan kapal namun sia-sia karena rute melarikan diri turut terhadang cuaca yang aneh.
4. Pompeii dan Masyarakat yang Menggilai Erotisme
Makmur dan kaya membuat Pompeii identik dengan rasa fanatik terhadap hal berbau erotis. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya artefak berbau erotis yang menjadi denyut kehidupan masyarakat kota. Phallus atau penis ereksi dianggap sebagai simbol keberuntungan, yang mana ini muncul dalam berbagai karya seni di Pompeii.
Analisis arkeolog University of Cambridge, Professor Andrew Wallace-Hadrill menyebutkan bahwa artefak dan bangunan di Pompeii mengindikasikan prinsip masyarakat yang begitu menggandrungi seks. Bahkan, di Pompeii terdapat beberapa rumah bordil dengan serangkaian lukisan erotis.
5. Meninggal dengan Tragis
Kematian masyarakat Pompeii pada 2000 tahun yang lalu tergambar jelas pada sisa-sisa kerangka yang ditemukan. Ketakutan terpampang jelas pada wajah mereka di hari kematiannya saat digali pada awal 1800-an, kala arkeolog menyadari kerangka terbalut abu yang sangat padat.
Atlas Obscura memaparkan para penggali melihat para korban mengalami emosional di saat-saat terakhir kehidupan mereka. Posisi mereka banyak yang berkumpul bersama, ada juga beberapa pasangan yang saling berpelukan.
Ada juga bocah lelaki berusia 4 tahun yang ketakutan dan bayi tertidur di pangkuan ibunya. Bahkan ada gips binatang, termasuk seekor anjing yang menggeliat-geliat seolah-olah sangat kesakitan.
Menurut National Geographic, kota-kota Herculaneum dan Oplontis besar kemungkinan terkena piroklastik. Yakni campuran abu, gumpalan lahar, dan gas berbahaya yang bergerak 50 mil per jam dan mencapai suhu 1.300 derajat Fahrenheit.
Secara ilmiah, suhu tersebut menyebabkan tubuh seseorang mendidih dan terbakar seketika, termasuk otak manusia. Dalam 10 menit, semua jaringan lunak di tubuh manusia akan menguap.
Kepala ahli radiologi berkata, “Meneliti korban-korban ini sangat mengharukan dan saya merasa seperti berurusan dengan pasien sungguhan.”
Artikel terkait: 7 Rekomendasi Tempat Wisata di Puncak, Ciptakan Memori Indah dengan Keluarga
6. Butuh 1,5 Abad Untuk Menemukan Pompeii
Bencana tragis tak lantas membuat Pompeii ditemukan, kota ini terkubur selama 1.500 tahun lamanya dan sempat terlupa oleh sejarah umat manusia. Kota ini baru ditemukan kembali pada tahun 1599 oleh arsitek Italia bernama Domenico Fontana ketika sedang menggali saluran air.
Setelah itu, baru pada tahun 1748 Pompeii resmi digali. Sekian lama terkubur kondisi rumah, benda, hingga jenazah manusia masih cukup utuh saat ditemukan. Bahkan, sebuah toko roti ditemukan dalam kondisi utuh dengan adonan roti masih berada di dalam oven! Abu pekat yang membungkus kota mencapai 4-6 meter rupanya membuat seluruh kota kedap udara.
Akibatnya, sisa-sisa kehidupan di Kota Pompeii pun masih tetap bertahan hingga sekarang. Keadaan Pompeii hampir persis seperti 2.000 tahun sebelumnya, termasuk jasad-jasad yang terkubur di sana. Penggalian Pompeii bisa dibilang belum usai dan masih berlangsung hingga sekarang.
7. Ditemukan Sisa Jasad
Terbaru, belum lama Kementerian Kebudayaan Italia mengumumkan penemuan besar. Para arkeolog menemukan dua jasad penduduk kota Pompeii yang disinyalir seorang budak dan tuannya yang mencoba menyelamatkan diri.
Sisa-sisa jasad ditemukan di Civita Giuliana, 700 meter barat laut dari pusat Pompeii kuno tepatnya di ruang bawah tanah di area villa besar yang sedang digali. Sebelumnya pada 2018, ditemukan sisa jasad tiga ekor kuda berpelana yang masih terikat di kandang.
Satu jasad diperkirakan pria berstatus lebih tinggi berusia 30 hingga 40 tahun dengan bekas jubah wol di bawah lehernya. Sementara jasad kedua diperkirakan berusia 18 hingga 23 tahun, mengenakan tunik. Diduga pria ini adalah budak yang melakukan pekerjaan kasar, karena kondisi tulang belakang cukup terkompresi.
“Para korban mungkin mencari perlindungan di cryptoporticus (ruang bawah tanah di zaman Romari), di mana mereka pikir mereka lebih terlindungi,” tutur Direktur Jenderal Arkeologi Kementerian Kebudayaan Italia, Massimo Osanna mengutip Kompas.
Itu dia Parents rangkaian fakta kota Pompeii yang membuat penasaran wisatawan dari seluruh dunia. Adakah Parents yang ingin berkunjung ke Pompeii?
Baca juga:
Unik! 8 Tempat Wisata Indonesia Ini Mirip Lokasi Syuting Drama Korea