10 Etika Makan Ramen Di Jepang dan Cara Memesannya

Mau makan ramen langsung di Jepang? Baca dulu etika dan cara memesannya di sini!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Apakah Parents berniat untuk mencicipi ramen langsung di Negeri Sakura? Sebelum itu, ternyata ada etika makan ramen Jepang yang harus diperhatikan dan tak boleh sembarangan, loh.

Kenikmatan hidangan mie ini memang bikin semua orang penasaran dengan rasa otentiknya. Yuk, catat apa saja etika dan cara memesan ketika makan ramen di kedai Jepang.

Etika Makan Ramen di Jepang

Supaya tak kebingungan, laman goingawesomeplaces.com membagikan etika beserta caranya pesan ramen di Jepang yang bisa jadi petunjuk bagi Parents saat berkunjung ke sana seperti berikut ini:

Sabar Mengantre

Semua kedai ramen yang populer biasanya mempunyai antrean panjang di luar. Kedai tersebut juga menyediakan peraturan selama mengantre, dan paling penting adalah tidak berisik selama menunggu.

Beberapa kedai bahkan harus ditutup secara paksa karena menyebabkan polusi suara.

Tempatkan Barang Secara Teratur

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ketika berencana akan menyambangi kedai ramen, usahakan barang bawaan seperti tas tidak menghalangi jalan. Kedai ramen kebanyakan hanya berukuran kecil dan punya ruang kecil untuk menyimpang barang.

Memesan Lewat Mesin

Pemesanan ramen lewat mesin kini jadi standar pada kedai ramen, hal ini karena pemilik kedai tidak mau memegang uang tunai atau lebih memudahkan. Saat memasuki kedai, pembayaran dilakukan melalui mesin.

Kemudian, berikan tiketnya kepada asisten di konter. Mesin ini kebanyakan menerima pembayaran secara tunai.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jangan Datang Berkelompok

Sedikit menantang ketika Parents datang dengan jumlah orang banyak, sebab kedai ramen biasanya hanya memiliki 8 kursi.

Tidak Berbagi adalah salah satu etika makan ramen

Berbagi ramen itu hal yang lebih baik tidak dilakukan, setiap orang harus memesan semangkuk ramen untuk dirinya sendiri. Jadi, apabila Parents belum begitu lapar, cobalah memesan porsi lebih sedikit.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jangan Langsung Menambah Bumbu

Di Jepang, langsung menambahkan bumbu sebelum mencicipi ramen dinilai tidak sopan. Jika Parents melakukan hal tersebut, anggapannya masakan sang master berarti kurang enak.

Biasakan untuk menyeruput beberapa sendok supnya sebelum menambahkan bumbu.

Jangan Asal Memotret

Menikmati ramen langsung di kedai Jepang pasti bikin wisatawan ingin mengabadikan momen itu. Tapi, di Jepang ada aturan tersendiri jika ingin mengambil foto dengan berlatarkan konsumen lainnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebelum mengambil foto, Parents harus minta izin terlebih dulu. Jika mereka mengangguk dan tersenyum, tandanya boleh, sedangkan bila mereka menyilangkan tangan berarti tidak diperbolehkan.

Perlu diingat, beberapa kedai ada yang melarang memotret.

Makan dengan Cepat

Karena kedai ramen punya tempat yang kecil dan antrean panjang, Parents harus makan dengan cepat. Ramen juga termasuk makanan yang harus dinikmati sesegera mungkin.

Self service

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Beberapa kedai akan meminta pelanggan untuk membereskan bekas makannya sendiri. Caranya yakni menggabungkan mangkuk bersama alat makan di konter.

Apabila ada handuk basah, bisa mengelap mejanya dan membuang sampah di tempat yang telah disediakan.

Mengucapkan Terima Kasih

Setelah selesai makan dan akan pergi, jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada chef atau staff melalui kontak mata.

Bisa juga dengan membungkuk sebelum pergi dan menutup pintu dengan rapat.

Artikel terkait: 12 Etika Makan Orang Jepang, Jangan Sembarangan Taruh Sumpit!

Cara Memesan Ramen

Memilih Jenis Sup

Menu ramen yang ditawarkan sebuah kedai Jepang umumnya punya banyak pilihan dan salah satunya jenis sup/kaldu yang pertama kali harus Parents pilih.

Pilihan kuahnya ini kebanyakan terbuat dari tulang babi, tulang ayam, atau kombinasi keduanya. Pelanggan juga bisa memilih kuah bening atau keruh. Ada juga variasi kaldu daging dan seafood.

Selain itu, ada dashi yang dikombinasikan dengan kuah ramen, dashi ini merupakan kaldu yang terbuat dari tuna kering (bonito flakes) atau ikan teri/sarden kering dan direbus bersama rumput laut kelp.

Varian Rasa

Rasa untuk sup ini sebenarnya terpisah dari kaldunya. Ada penambahan saus dan bumbu rahasia yang memberikan klasifikasi setiap "jenis ramen". Kebanyakan di kedai-kedai ramen, bumbu ini tidak dimasukkan saat kuah dasarnya sudah dituangkan.

Ada 4 rasa di antaranya:

  • Shoyu – berbahan dasar kedelai, tapi bukan seperti kecap pada umumnya. Shoyu ini dibuat sendiri dengan menggunakan proses fermentasi rumahan.
  • Shio – saus rasa asin dan paling tradisional. Tak berwarna, sehingga biasanya terlihat cukup terang dan bening.
  • Miso – jenis bumbu paling mudah diidentifikasi karena kuah sup akan lebih keruh. Pasta miso paling banyak digunakan dengan ciri khas rasa yang kuat.
  • Tonkotsu – dibuat dengan merebus tulang babi sampai kolagennya keluar menjadi gelatin. Gelatin tersebut memberikan kuah yang berlemak dan keruh.

Lauk Pauk

Hampir seluruh ramen terdapat beberapa protein sebagai pendampingnya. Paling banyak ramen disajikan bersama chashu, bagian perut atau pundak babi.

Tetapi, sekarang kebanyakan kedai ramen menyebut "chashu" bisa diartikan pada jenis daging lainnya seperti daging sapi, ayam, bebek, atau lainnya.

Topping

Selanjutnya memilih topping yang bisa menambah rasa dan visual makin menarik.

  • Menma – bambu yang diawetkan
  • Kikurage – jamur hitam
  • Nori – rumput laut
  • Wakame – rumput laut basah
  • Negi – kerang
  • Kamoboko – irisan ikan dengan ciri khas garis memutar berwarna pink
  • Ajitama –telur rebus berbumbu kecap dengan kuning telur encer

Bentuk Mie

Berikutnya, pemilihan komponen terpenting dalam semangkuk ramen yakni bentuk mie. Ada mie berbentuk lurus, bergelombang, tebal, tipis, dan sebagainya.

***

Makan ramen langsung di Jepang ternyata tak bisa dilakukan sembarangan, oleh karena itu sebelum berangkat lebih baik membaca dulu budaya yang diterapkan di sana, ya. Selamat liburan!

Baca juga:

id.theasianparent.com/ramen-enak-di-jakarta

id.theasianparent.com/jenis-ramen-paling-populer

Penulis

Alya