Botox atau botolinum toxin dikenal sebagai salah satu metode kecantikan tanpa pembedahan. Umumnya, perempuan tertarik sebagai salah satu perawatan anti-penuaan dini yang cukup instan. Namun, adakah efek samping botox yang bisa ditimbulkan?.
Adakah yang membahayakan tubuh? Biar bagaimana pun, informasi ini tentu saja diperlukan untuk mencegah segala risiko yang bisa ditimbulkan di kemudian hari.
Dikutip dari MayoClinic, suntikan botox memang bertujuan untuk mengurangi garis-garis halus atau keriput pada wajah.
Cara kerjanya, botox akan memblokir sinyal dari saraf ke otot sehingga menghentikan otot yang ditargetkan untuk berkontraksi. Pada akhirnya bisa membantu meringankan kondisi otot tertentu dan menutupi kerutan.
Tak hanya untuk kecantikan, nyatanya botox juga digunakan untuk mengobati masalah lain seperti kejang leher berulang (dystonia serviks), keringat berlebih (hipperhidrosisi), kandung kemih yang terlalu aktif dan mata malas. Bahkan, botox juga dikenal bisa membantu mencegah migrain kronis pada beberapa orang.
Amankah melakukan suntik Botox?
Bagi sebagian orang, kulit tampak menua, dipenuhi dengan kerutan wajah memang bisa begitu menakutkan. Tak mengherankan jika kemajuan teknologi di industri kecantikan mencari cara untuk bisa mengatasinya.
Salah satu contoh cara instan yang bisa ditempuh dengan melakukan botox. Memang, perawatan yang satu ini telah dinyatakan aman. Bahkan, Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui bahwa botox menjadi salah satu prosedur awet muda.
Menurut laporan American Society of Aesthetic Plactic Surgeons, Botox menjadi pilihan bagi 6,7 juta perempuan di AS untuk menghilangkan kerutan pada 2015.
Namun, bagaimana dengan efek samping botox?
Diketahui, toksin botulinum memang bisa mengancam jiwa. Namun kandungannya yang sangat terbatas pada jumlah yang sedikit seperti suntik botox masih dianggap aman.
Faktanya, dalam kurun waktu 1989 dan 2003, hanya 36 kasus efek samping yang terkait dengan penggunaan kosmetik dilaporkan ke U. S. Food and Drug Administration (FDA).
Satu studi tahun 2005 menemukan bahwa efek samping lebih mungkin dilaporkan dengan penggunaan terapi. Ini terkait dengan dosisnya yang lebih tinggi.
Meskipun begitu, bagi ibu hamil dan menyusui tentu saja perlu menghindari menggunakan botox.
Efek samping botox yang umum dirasakan
Meskipun suntikan Botox relatif aman, efek samping minor mungkin terjadi. Ini termasuk:
- rasa sakit, bengkak, atau memar di tempat suntikan
- sakit kepala
- demam
- panas dingin
Beberapa efek samping yang ditimbulkan memang sering kali muncul pada area injeksi. Misalnya, jika Anda menerima suntikan di area mata, maka Anda berisiko mengalami:
- kelopak mata terkulai
- alis tidak rata
- mata kering
- suntikan di sekitar mulut dapat menyebabkan senyum kaku atau berair liur.
Sebagian besar efek samping biasanya bersifat sementara dan akan menghilang dalam beberapa hari.
Namun, kelopak mata yang terkulai, air liur, dan bentuk wajah tidak simetris, semuanya disebabkan oleh efek toksin yang tidak disengaja pada otot-otot di sekitar area target obat, dan efek samping ini mungkin memerlukan waktu beberapa minggu untuk membaik seiring dengan berkurangnya toksin.
Dalam kasus yang jarang terjadi, Anda mungkin mengalami gejala seperti botulisme. Oleh karena itu, segeralah mencari pertolongan medis segera jika Anda mulai mengalami beberapa gejala seperti ini:
- kesulitan berbicara
- kesulitan menelan
- sulit bernafas
- masalah penglihatan
- kehilangan kontrol kandung kemih
- kelemahan umum
Adakah efek samping botox jangka panjang?
Karena efek injeksi botox bersifat sementara, kebanyakan orang mendapatkan suntikan berulang dari waktu ke waktu. Namun, penelitian tentang keamanan jangka panjang masih terbatas.
Satu studi 2015 menilai efek pada peserta yang menerima suntikan Botox setiap enam bulan untuk membantu mengobati kondisi kandung kemih. Para peneliti membatasi waktu pengamatan selama dua tahun.
Mereka akhirnya menyimpulkan bahwa risiko efek samping tidak meningkat dari waktu ke waktu. Seseorang yang mendapatkan suntikan berulang, juga memiliki keberhasilan pengobatan yang lebih baik dalam jangka panjang.
Namun, hasil tinjauan tahun 2015 menunjukkan bahwa efek buruk dapat muncul setelah injeksi ke-10 atau ke-11.
Sebagai contoh, peneliti dalam satu studi termasuk mengamati 45 peserta selama 12 tahun. Para peserta secara teratur menerima suntikan Botox. Selama waktu ini, 20 kasus efek samping yang merugikan dilaporkan. Ini termasuk:
- kesulitan menelan
- kelopak mata terkulai
- leher terasa lemah
- mual
- muntah
- penglihatan kabur
- lemas
- kesulitan mengunyah
- suara serak
- kesulitan berbicara
- palpitasi jantung
Salah satu hal yang perlu diingat, bila Anda ingin melakukan suntik botox, sangat disarankan melakukannya pada tenaga ahli atau dokter yang terpercaya untuk memastikan prosedurnya aman sehingga bisa mencegah hal yang tidak diinginkan.
Referensi: MayoClinic, Healthline