Ear candling atau ear candle adalah tren membersihkan telinga yang sedang viral saat ini, karena terlihat sangat menjanjikan. Namun, bagaimana pendapat dokter dengan cara membersihkan telinga yang satu ini?
Dilansir dari Healthline, ear candle adalah kerucut berongga yang terbuat dari kain yang dilapisi lilin parafin, lilin lebah, atau lilin kedelai. Sebagian besar ear candle panjangnya sekitar 30 cm. Ujung lilin yang runcing ditempatkan di telinga Anda. Ujung yang sedikit lebih lebar akan dinyalakan.
Terapi membersihkan telinga dengan ear candle, bagaimana prosedurnya?
Para terapis ear candling mengklaim bahwa kehangatan yang diciptakan oleh nyala api pada lilin menyebabkan pengisapan. Hisapan tersebut menarik kotoran telinga dan kotoran lainnya keluar dari saluran telinga dan masuk ke lubang lilin.
Prosedur melaksanakan ear candling dimulai dengan penerima terapi yang berbaring miring di salah satu sisi tubuh. Terapis memasukkan ujung runcing lilin ke lubang telinga, dan memasang pelindung kertas alumunium sekitar dua pertiga dari lilin untuk menangkap lilin yang menetes.
Lilin pun dibiarkan menyala sekitar 10 hingga 15 menit. Prosedur ini berlanjut hingga hanya 7-10 cm dari lilin yang tersisa.
Setelah itu, padamkan nyala api dengan hati-hati. Meniupnya saat masih berada di telinga dapat menyebabkan abu pembakaran yang berbahaya melayang. Yang paling penting, Anda tidak boleh melakukan prosedur itu sendiri karena itu bisa berbahaya.
Ear candle adalah terapi yang sedang viral, bagaimana pendapat dokter?
Dokter Hably Warganegara, Sp. THT-KL, MARS, Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher yang berpraktik di RS Pondok Indah Bintaro Jaya, ditemui dalam acara media gathering di Jakarta (27/2), menjelaskan tentang hal ini. Halby menjelaskan bahwa kegiatan ear candling bisa membuat telinga cidera.
“Sebenarnya tindakan itu (ear candling) bisa membuat iritasi. Karena bukan hanya kotoran telinga yang terangkat, tapi kulit juga terangkat, kadang kadang gendang telinga juga bisa lecet saat hisapan dari ear candle-nya,” jelasnya.
Tidak hanya bisa membuat telinga cidera, Halby mengungkap bahwa ear candling berisiko merusak kemampuan alami telinga membersihkan dirinya sendiri.
“Selain itu, dengan perawatan ini telinga juga biasanya kehilangan kemampuan self cleaning nya, jadi dengan perawatan ini jadi malah produksi kotoran telinga makin menumpuk dan harus dibantu untuk dibersihkan terus menerus,” tegasnya.
Membersihkan telinga yang tepat menurut dokter
Halby menjelaskan bahwa membersihkan telinga boleh dilakukan saat telinga terasa gatal.
“Kalau telinga gatal, boleh dibersihkan pakai cutton bud, tapi hanya di sepertiga telinga luar saja, jangan sampai batang cutton bud-nya masuk semua ke dalam telinga.
Selain itu, jangan membersihkan satu bagian telinga berulang, cukup sekali saja, dan jangan terlalu kasar,” tutupnya.
***
Kalau Bunda, sudah pernah mencoba terapi ear candle ini belum?
Baca juga:
Temukan semut rangrang di telinga anaknya, ini yang dilakukan Zaskia Adya Mecca