Bahaya Duduk Terlalu Lama, Meningkatkan Risiko Kanker pada Wanita

Penelitian 17 tahun oleh American Cancer Society menemukan bahaya duduk lebih dari 6 jam setiap hari meningkatkan resiko kanker pada wanita.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bagi Anda yang memiliki pekerjaan dimana Anda selalu dituntut untuk duduk di depan komputer selama berjam-jam, Anda harus berhati-hati. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari American Cancer Society menyatakan bahaya duduk terlalu lama karena bisa meningkatkan risiko kanker pada perempuan.

Penelitian tentang Bahaya Duduk Terlalu Lama

Penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan yang duduk lebih dari 6 jam setiap hari, memiliki risiko 10% lebih tinggi untuk mengalami penyakit kanker. Dibandingkan perempuan yang hanya menghabiskan waktu kurang dari tiga jam setiap harinya untuk duduk.

Dr. Alpa V. Patel, Direktur Strategi Studi Pencegahan Kanker III di American Cancer Society mengatakan, “Waktu luang yang dihabiskan dengan duduk terlalu lama meningkatkan risiko terkena kanker pada wanita, tapi hal ini tidak terjadi pada pria.”

Beberapa penyakit yang cenderung berkembang karena kebiasaan duduk terlalu lama pada perempuan ialah kanker rahim, kanker payudara, dan juga multiple myeloma yang menyelang sel plasma pada tulang sumsum penderita.

Studi ini menganalisa informasi dari 77.462 perempuan dan 69.260 laki-laki yang terdaftar pada Kelompok Studi Nutrisi Pencegah Kanker di American Cancer Society. Saat studi ini dimulai pada tahun 1992, tidak ada satupun subjek yang didiagnosa mengalami kanker.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kemudian selama 17 tahun, dari tahun 1992 hingga tahun 2009, l2.236 perempuan dan 18.555 laki-laki yang masuk dalam studi ini didiagnosa mengalami kanker. Penelitian berfokus pada faktor-faktor yang meningkatkan risiko kanker seperti indeks massa tubuh dan tingkat aktifitas fisik para subjek.

Pada perempuan, duduk lebih dari 6 jam sehari memiliki risiko 65% mengalami multiple myoma, 43% tingkat risiko lebih tinggi kanker rahim dan 10% lebih tinggi mengalami kanker payudara.

Risiko Kanker tak terlalu besar pada Subjek Laki-laki

Kebanyakan subjek laki-laki tidak mengalami peningkatan risiko kanker karena duduk terlalu lama, tetapi bagi subjek lelaki yang mengalami obesitas, tingkat resiko 11% lebih besar untuk memiliki kanker.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Studi ini dipublikasikan secara online di Jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers and Prevention pada 30 Juni 2015.

Dr. Paolo Boffeta, seorang profesor di Icahn School of Medicine di New York menyatakan bahwa pesan dari studi ini sangatlah jelas.

“Mendorong seseorang untuk mengurangi waktu duduknya bisa mempengaruhi aktifitas fisiknya, sehingga mengurangi risiko kanker dan penyakit kronis lainnya. Berapapun berat badan orang tersebut.”

Penelitian ini menyadarkan kita bahwa aktifitas yang tampaknya tidak melelahkan pun bisa memicu masalah kesehatan. Oleh karena itu, mengurangi waktu duduk dan menambah aktifitas fisik bisa menjadi jalan keluar untuk menjadi lebih sehat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Buat strategi agar Anda tidak duduk terlalu lama baik di rumah maupun di tempat kerja. Ganti aktifitas yang biasanya Anda lakukan sambil duduk dengan berdiri. Misalnya melipat baju, atau menyetrika.

Menghabiskan waktu luang Anda dengan berjalan-jalan di sekitar rumah juga lebih menyehatkan dibanding duduk menonton televisi atau bermain ponsel sambil duduk.

Cara Mencegah Kanker Payudara

Terlalu banyak duduk ternyata dapat menimbulkan pelbagai gangguan kesehatan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Perawatan untuk kanker payudara belakangan ini sudah semakin baik. Namun, lebih baik mencegah daripada mengobati. Ada lebih banyak cara untuk mencegah penyakit ini, daripada mengobati. Enam langkah sederhana dari Siteman Cancer Center ini dapat membantu menurunkan risiko kanker payudara.

1. Jaga berat badan

Menjaga berat badan sangat sering dikatakan, tetapi sulit dilakukan. Mempertahankan berat badan yang sehat adalah tujuan penting bagi semua orang. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko berbagai kanker, termasuk kanker payudara, terutama setelah menopause.

2. Olahraga teratur

Wanita yang aktif secara fisik setidaknya 30 menit sehari memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara. Olahraga teratur juga merupakan salah satu cara terbaik untuk membantu menjaga berat badan.

3. Makan buah, sayur, dan hindari alkohol

Diet sehat dapat membantu menurunkan risiko kanker payudara. Cobalah makan banyak buah-buahan dan sayuran dan mengurangi minum minuman beralkohol. Jika Anda tidak minum alkohol, sebaiknya teruskan kebiasaan tersebut. Jika Anda minum alkohol, sudah saatnya untuk mengurangi jumlah yang Anda minum per hari.

4. Jangan Merokok

Perokok dan non-perokok sama-sama tahu betapa tidak sehatnya merokok. Selain menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan setidaknya 15 kanker – termasuk kanker payudara – merokok juga menyebabkan bau mulut, gigi rusak, dan kerutan di wajah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Menyusui, jika memungkinkan

Menyusui selama satu tahun atau lebih (tidak hanya satu anak) menurunkan risiko kanker payudara. Ini juga memiliki manfaat kesehatan yang besar bagi anak.

6. Hindari pil KB, khususnya setelah usia 35 tahun atau ika Anda merokok

Pil KB memiliki risiko dan manfaat. Semakin muda seorang wanita, semakin rendah risikonya. Wanita yang mengonsumsi pil KB, memiliki sedikit risiko kanker payudara. Risiko ini hilang dengan cepat, setelah berhenti minum pil. Risiko stroke dan serangan jantung juga meningkat saat minum pil, terutama jika Anda merokok.

Namun, penggunaan jangka panjang juga dapat memiliki manfaat penting, seperti menurunkan risiko kanker ovarium, kanker usus besar, dan kanker rahim – belum lagi kehamilan yang tidak diinginkan – jadi ada banyak manfaatnya. Jika Anda sangat khawatir tentang kanker payudara, menghindari pil KB adalah salah satu pilihan untuk mengurangi risiko.

Referensi: livescience.com, webmd.com, cancer.org

Baca juga:

Kanker Payudara: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, hingga Cara Mengobatinya

Penulis

Fitriyani