Bebas Drama di Awal Masa Menyusui, Ini yang Perlu Bunda Perhatikan

Proses menyusui memang tidak semudah yang dibayangkan. Para orang tua perlu informasi dan keterampilan untuk mencegah drama menyusui.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Saya pikir, menyusui itu proses alamiah. Jadi ketika melahirkan, punya anak, ya bisa langsung lancer kasih ASI. Kenyataannya nggak seperti itu, ya. Menyusui juga perlu belajar karena saat memberikan ASI, ada saja kendalanya. Bahkan perjalanan menyusui anak pertama saya penuh drama.”

Siapa di antara Bunda yang merasakan kisah di atas? Atau, saat ini sedang was-was, karena khawatir tidak bisa memberikan nutrisi penting di awal kehidupan si Kecil? Proses menyusui memang tidak semudah yang dibayangkan, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan, lo.

Untuk membantu para orang tua, khususnya ibu, Good Doctor menyelenggarakan rangkaian Webinar tentang menyusui untuk orang tua muda. Acara ini digelar sebagai bentuk komitmen dalam mendukung pengembangan masyarakat.

Proses Menyusui Membutuhkan Informasi dan Keterampilan yang Tepat

Dikutip dari publikasi WHO, menyusui memberikan perlindungan utama dari penyakit menular sebagai penyebab umum kematian, bahkan pada populasi berpenghasilan tinggi, menyusui pun menurunkan angka kematian. Hal inilah yang semakin menegaskan bahwa menyusui merupakan hak anak yang perlu diberikan orang tua.

Terlepas dari semua manfaat menyusui, kesuksesakan memberikan ASI tentu saja perlu diimbangi dengan informasi dan keterampilan yang tepat. Sebab, menyusui tidak semudah yang dibayangkan, ada sederet kendala atau hambatan yang bisa dirasakan sang ibu. Mulai dari kekhawatiran kecukupan ASI, ASI yang seret, puting lecet, kurangnya pehamaham posisi menyusui yang tepat, manajeman ASI perah (ASIP), hingga tantangan lain yang bisa dirasakan olah busui lainnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dalam hal ini, Good Doctor bekerja sama dengan KonsulASI memberikan edukasi kesehatan yang kredibel tentang menyusui. Inisiatif Good Doctor untuk peningkatan pengetahuan kesehatan masyarakat ini akan dilakukan secara rutin.

Rangkaian webinar yang diluncurkan pada 22 Januari 2022 ini khusus diselenggarakan untuk menyasar para orang tua muda, khususnya ibu-ibu yang baru pertama kali melahirkan, kini bisa memperoleh bimbingan langsung dari dokter konsultan laktasi bersertifikat dengan cepat dan mudah.

Dalam webinar yang belum lama ini digelar, “Menyusui Bebas Drama di Hari-hari Awal si Kecil”, dr. Ayudya Soemawinata, BMedSc (Hons) menjelaskan bahwa enyusui merupakan suatu proses yang alami, tetapi untuk berhasil menyusui dengan tenang dan nyaman membutuhkan ilmu, kesabaran, dan kemauan yang kuat.

“Akan lebih baik apabila pada masa kehamilan ibu sudah memiliki pengetahuan tentang menyusui sehingga tidak kaget ataupun tidak panik saat mengalami tantangan. Agar menyusui berhasil, bukan hanya ibu yang perlu mempunyai ilmu dan kesiapan mental. Ibu perlu didukung oleh seluruh support system dalam keluarga, mulai dari suami, baby sitter, orang tua atau mertua,” paparnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lebih lanjut dr. Ayudya mengatakan, di hari-hari awal setelah melahirkan, ibu sebaiknya fokus untuk membuat bonding dengan bayi, belajar untuk menyusui, belajar menggendong bayi, dan belajar mencari posisi yang nyaman untuk ibu dan bayi.

Bisa Menghambat, Cegah Terjadinya Drama Menyusui 

Agar drama menyusui tidak menghambat, dr. Ayudya memaparkan,  ada dua hal yang perlu digarisbawahi. Apa saja?

1. Pertama terkait dengan perlekatan yang tepat. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Kalau perlekatannya benar, ibu tidak akan merasa nyeri. Kalau ibu merasa sakit berarti ada yang salah karena kalau perlekatan sudah benar, ibu tidak akan merasa sakit. Saat akan menyusui, sebagian areola (sekitar 2 cm apabila aerolanya besar) atau seluruh aerola dimasukkan ke mulut bayi ketika mulut bayi sudah terbuka lebar.

Apabila hanya puting yang masuk ke mulut bayi, ibu akan merasa sakit dan ASI yang keluar sedikit. Akibatnya, bayi menyusu jadi lebih lama, bayi menjadi kesal bahkan mungkin jadi malas menyusu. ASI yang keluar hanya sedikit-sedikit dapat mengurangi produksi ASI.

2. Kedua, drama menyusui bisa diminimalisir ketika sang ibu paham pentingnya memerhatikan posisi menyusui.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Selain itu, ibu harus dalam posisi nyaman sebelum bayi mengikuti posisi ibu. Jadi, bukan badan ibu yang mengikuti badan bayi karena ibu akan merasa pegal. Apabila belum terbiasa menyusui, ibu bisa dibantu oleh suami atau baby sitter atau anggota keluarga yang lain untuk menggendong bayi dulu. Setelah ibu merasa posisinya nyaman barulah bayi diberikan kepada ibu untuk disusui.”

Konselor laktasi ini menjelaskan beberapa hal penting yang harus dipahami ibu dan keluarga dalam mempersiapkan ibu untuk menyusui, seperti:

  1. Hampir seluruh wanita memiliki kelenjar susu dan bisa memproduksi ASI (kecuali memiliki kondisi medis tertentu dan itu pun jarang terjadi).
  2. Payudara sudah siap untuk memproduksi ASI sejak minggu ke-16 masa kehamilan.
  3. ASI diproduksi secara bertahap. Wajar apabila pada empat hari pertama ASI yang keluar hanya sedikit. Hal ini juga berhubungan dengan kapasitas lambung bayi yang baru 10 ml. Jika selama 2—3 hari pertama setelah bayi lahir, ibu tidak dapat menyusui, ibu tidak perlu khawatir karena bayi masih memiliki cadangan makanan di dalam tubuhnya.
  4. ASI diproduksi sesuai dengan kebutuhan bayi (supply and demand). Bagi ibu yang bekerja, tetap perlu memompa secara teratur saat tidak bersama bayi. Payudara harus benar-benar dikosongkan agar ASI terus berproduksi. Ketika payudara benar-benar kosong, sel-sel payudara akan mengirimkan sinyal ke sel-sel otak untuk memproduksi ASI kembali karena bayi akan segera menyusu. Sel-sel otak akan merespons sehingga ketika bayi akan minum ASI, produksi ASI sudah tersedia. Tubuh akan mengikuti ritme bayi minum susu. Jadi, jika bayi terbiasa minum setiap dua jam, tubuh akan mengikuti ritme itu untuk memproduksi ASI saat payudara benar-benar kosong.
  5. Produksi ASI sama sekali tidak berhubungan dengan ukuran payudara dan ukuran tubuh ibu.
  6. Kondisi emosional dan asupan gizi ibu mempengaruhi produksi ASI.
  7. Penggunaan botol atau dot dapat menyebabkan bingung puting dan mengganggu proses menyusui. Bagi ibu bekerja, pemberian ASI dengan cup feeder, sendok, spuit, pipet medis, dan spoon feeder lebih disarankan dibandingkan dengan memberi dot kepada bayi.

Setelah dibekali ragam informasi dan keterampilan yang baik, harapannya drama menyusui yang bisa menghambat bisa dicegah. Si Kecil pun bisa mendapatkan nutrisi penting di awal kehidupanya. Selamat mengASIhi, ya!

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan