Januari 2022, aku merasakan ada hal yang berbeda dari biasanya. Rasa berbeda dari dalam tubuhku, respon yang aneh diberikan oleh tubuhku. Sejak awal bulan, mual dan pusing selalu menghantuiku. Bagaimana tidak? Apa saja yang aku makan sepertinya tidak nikmat, inginnya hanya makan baso aci dengan sambal yang melimpah. Tak tahan dengan respon aneh tubuhku, aku membeli obat secara on-line. Selain obat, aku juga membeli testpack (iseng maksudku hihi..). Singkat cerita, aku positif hamil! Aku garis dua! Betapa bahagianya aku, suamiku dan anak pertamaku karena sebentar lagi ia akan menjadi seorang mas yang sesungguhnya. Alhamdulillah alhamdulillah..
Februari – Juli 2022, tak disangka tak dinyana, kehamilan keduaku mirip dengan kehamilan pertamaku, aku mengalami morning sickness yang meningkat menjadi hiperemesis. Mual dan muntah yang biasanya hanya datang saat pagi hari saja ternyata terus berkepanjangan sampai waktunya tidur. Lemas rasanya yang aku rasakan setiap harinya. Namun, perlahan-lahan rasa mual dan muntah itu mulai mereda disaat usia kehamilanku 25 minggu. Alhamdulillah sejauh ini, kandunganku sehat dan tumbuh optimal sesuai dengan usianya.
Agustus 2022, wow sekali bulan Agustus ini, perasaan semakin tidak karuan karena bulan depan si baby akan lahir ke dunia. Dibulan ini ada hal yang tak disangka terjadi padaku, sebagian orang berpikir mungkin ini penyakit biasa saja nanti pun sembuh. Tahukah parents apa yang terjadi padaku? Aku terkena diare akut. Sebagian orang beranggapan ini suatu penyakit yang tidak berbahaya. Hmm, tapi ternyata berbahaya untuk ibu hamil. Bagaimana tidak? Janin yang ada didalam perutku seperti tidak nyaman. Aku merasakan yang namanya kontraksi, kontraksi yang mana tidak pernah aku rasa sebelumnya. Malam itu juga aku dilarikan ke UGD salah satu Rumah Sakit tempatku tinggal. Wow, aku terheran dan terdiam saat sampai bukan aku yang dicek lebih dahulu (maksudnya bukan aku yang diobservasi dulu, tapi lebih fokus ke janin dalam kandungan). Sakit sekali kontraksi saat itu, dilakukan pengecekkan CTG detak jantung janin masih normal semuanya. Aku lega sekali. Allahmdulillah yaAllah.. Keesokan harinya, cek bersama dokter obgyn ku, ternyata karena kontraksi yang tiada hentinya, dokter menyarankan agar disuntik pematangan paru, dengan alasan dikhawatirkan aku akan melahirkan bayi yang belum cukup bulan. Detik itu juga, aku sangat cemas sekali. Aku takut jika terjadi hal-hal yang tidak aku inginkan. Cukup 3hari aku dirawat. Tubuhku akhirnya memberikan sinyal yang nyaman. Tetapi ini tidak bertahan lama, karena beberapa minggu kemudian aku merasakan kontraksi palsu yang tidak lazim.
September 2022, tidak terasa sudah bulannya. Hari demi hari. Minggu demi minggu. Namun yang terjadi beberapa minggu pasca aku dirawat karena diare, tubuhku memberikan respon yang tidak terduga kembali. Kontraksi tanpa pembukaan mengharuskanku melalui persalinan caesar eracs. Hari itu aku kontrol hari itu pula aku dilakukan tindakan. Sesaat bius anastesi masuk ke dalam tubuhku, aku pasrah dengan apapun yang terjadi di ruang operasi pada saat itu. Ternyata, air ketubanku sudah keruh, jika ditahan hingga HPL tiba mungkin tidak baik untuk janin dalam kandunganku. Selepas tindakan, aku merasakan kedinginan luar biasa, menggigil luar biasa, teh panas dilidahku terasa seperti air biasa, sungguh efek anastesi yang luar biasa. Aku baru menyadari, ternyata janin dalam kandunganku memberikan sinyal tidak nyaman dengan kontraksi terus menerus yang aku rasakan. Betapa luar biasanya Tuhan memberikan tubuh kita kemampuan untuk merespon apa yang sedang tubuh kita hadapi. Alhamdulillah kini bayiku tumbuh sehat.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.