Malas menjadi suatu sifat yang tidak disukai oleh Allah Swt dan harus dihindari. Sifat ini dapat menyebabkan manusia menjadi tidak produkstif hingga akhirnya mengganggu aktivitas sehari-hari. Agar terhindar dari sifat ini, Islam pun mengajarkan umatnya untuk melantunkan doa agar tidak malas.
Dengan melantunkan doa tersebut, diharapkan umat Islam dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya daripada bermalas-malasan tidak jelas. Dalam artikel ini, kami akan membahas doa agar tidak malas dan beberapa hal yang berkaitan dengan sifat tersebut. Simak penjelasan lengkap berikut.
Artikel terkait: Catat! Ini 5 Kumpulan Doa Selamat Dunia Akhirat & Waktu Terbaik Melafalkannya
Doa agar tidak malas
Seperti dijelaskan sebelumnya, Islam mengajarkan kita untuk melantunkan doa agar terhindar dari rasa malas. Dilansir dari NU Online, menurut hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anh, Rasulullah saw. pernah meminta perlindungan dari rasa malas dengan mengamalkan doa berikut ini.
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَرَمِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْل
Allâhumma innî a‘ûdzubika minal kasali wa a‘ûdzubika minal jubni wa a‘ûdzubika minal harami wa a’ûdzubika minal bukhli
Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari sikap pengecut, dan aku aku berlindung pkeadaMu dari pikun, dan aku berlindung kepadaMu dari sifat pelit.”
Artikel terkait: Bacaan Doa Minta Kesehatan bagi Keluarga dan Doa Tolak Bala
Mengapa Umat Islam Harus Mengindari Sifat Malas?
Anjuran agar umat Islam menghindari sifat malas tercantum dalam Alquran. Salah satunya tercantum dalam surat an-Nisa ayat 71-72. Dalam ayat tersebut, Allah Swt. berfirman sebagai berikut.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ خُذُوا۟ حِذْرَكُمْ فَٱنفِرُوا۟ ثُبَاتٍ أَوِ ٱنفِرُوا۟ جَمِيعًا
Yā ayyuhallażīna āmanụ khużụ ḥiżrakum fanfirụ ṡubātin awinfirụ jamī’ā
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!”
وَإِنَّ مِنكُمْ لَمَن لَّيُبَطِّئَنَّ فَإِنْ أَصَٰبَتْكُم مُّصِيبَةٌ قَالَ قَدْ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَىَّ إِذْ لَمْ أَكُن مَّعَهُمْ شَهِيدًا
Wa inna mingkum lamal layubaṭṭi`ann, fa in aṣābatkum muṣībatung qāla qad an’amallāhu ‘alayya iż lam akum ma’ahum syahīdā
Artinya: “Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang sangat berlambat-lambat (ke medan pertempuran). Maka jika kamu ditimpa musibah ia berkata: “Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama mereka.”
Dari dua ayat tersebut dijelaskan bahwa dalam suatu medan pertempuran, pasti ada kaum Muslimin yang bermalas-malasan. Mereka digolongkan sebagai kaum yang lemah iman dan munafik yang selalu ada di berbagai zaman dalam setiap pertempuran.
Oleh karena itu, bermalas-malasan harus dihindari oleh kaum Muslimin karena merupakan ciri orang lemah iman dan munafik. Selain itu, larangan untuk bermalas-malasan juga terdapat dalam surat an-Nisa ayat 142. Dalam ayat tersebut, kemalasan juga diidentikkan dengan orang-orang munafik. Adapun potongan ayat tersebut berbunyi sebagai berikut.
إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوٓا۟ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُوا۟ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
Innal-munāfiqīna yukhādi’ụnallāha wa huwa khādi’ụhum, wa iżā qāmū ilaṣ-ṣalāti qāmụ kusālā yurā`ụnan-nāsa wa lā yażkurụnallāha illā qalīlā
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”
Di samping itu, kemalasan juga diidentikkan dengan kelompok-kelompok yang mengaku sebagai Muslim tetapi melawan perintah Nabi. Mereka disebutkan bahwa mereka tidak datang untuk Salah tetapi dengan kemalasan. Hal ini tercantum dalam surat At-Taubah ayat 54 yang berbunyi berikut.
وَمَا مَنَعَهُمْ أَن تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَٰتُهُمْ إِلَّآ أَنَّهُمْ كَفَرُوا۟ بِٱللَّهِ وَبِرَسُولِهِۦ وَلَا يَأْتُونَ ٱلصَّلَوٰةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَىٰ وَلَا يُنفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَٰرِهُونَ
Wa mā mana’ahum an tuqbala min-hum nafaqātuhum illā annahum kafarụ billāhi wa birasụlihī wa lā ya`tụnaṣ-ṣalāta illā wa hum kusālā wa lā yunfiqụna illā wa hum kārihụn
Artinya: “Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.”
Artikel terkait: 9 Doa Setelah Shalat Fardu, Parents Jangan Lupa Membacanya!
Cara Mengatasi Rasa Malas
Selain mengamalkan doa tersebut, kita juga perlu membuat rententan strategi agar bisa mengatasi rasa malas dalam diri. Dilansir dari Healthline, berikut ini beberapa strategi yang dapat Parents lakukan.
1. Tetapkan tujuan
Menetapkan tujuan yang tidak realistis dan membuat terlalu banyak tujuan dapat menyebabkan kelelahan yang ditandai oleh kehilangan minat dan motivasi, serta keinginan untuk melarikan diri dari tujuan yang ada. Oleh karena itu, tetapkan tujuan secara jelas dan hindari untuk menetapkan tujuan yang terlalu banyak agar tidak membebani Parents.
2. Jangan berharap dirimu sempurna
Perfeksionisme memang menggejala pada banyak orang dan perasaan ini ternyata dapat menimbulkan kemalasan. Sebuah studi tahun 2017 yang mengamati mahasiswa antara 1989 hingga 2016 menemukan adanya peningkatan sisi perfeksionisme terhadap mahasiswa. Hal ini disebabkan oleh adanya tuntutan eksternal yang dibebankan kepada mereka.
Peningkatan sisi perfeksionisme terhadap mahasiswa ini menyebabkan mereka terlalu kritis pada diri sendiri dan orang lain. Akibatnya, mereka mengalami depresi dan kecemasan yang menyebabkan mereka melakukan penghindaran. Cara mereka menghindari tersebut membuat mereka malas melakukan apa pun.
3. Lakukan afirmasi positif
Memberikan afirmasi positif terhadap diri sendiri sangat baik untuk kesehatan mental. Dengan membuat afirmasi positif, semua aspek dalam kehidupan pun akan meningkat. Alih-alih berpikir tidak bisa melakukan suatu hal, Parents harus berpikir untuk bersikap optimis pada apa yang ingin dikerjakan.
4. Buat rencana terstruktur
Rencanakan pekerjaan Parents secara terstruktur sehingga tahu apa yang perlu dilakukan. Bersikaplah realistis tentang waktu, usaha, dan berbagai faktor risiko yang mungkin terjadi. Dengan demikian, pekerjaan pun dapat terencana secara baik dan Parents pun akan mendapatkan kepercayaan diri lebih baik karena sudah mempersiapkan segala kemungkinan.
Artikel terkait: Doa Keselamatan Kerja, dari Berangkat hingga Pulang, Agar Diberi Keberkahan
5. Hindari distraksi
Dalam melakukan suatu pekerjaan, sering kali harus tertunda karena terdapat banyak distraksi. Misalnya, ketika Parents ingin memasak untuk makan siang, tiba-tiba ada tetangga yang datang dan mengajak gosip atau tiba-tiba Parents mendapatkan notifikasi dari media sosial. Dua hal tersebut memang tampak begitu menyenangkan, tetapi ingatlah bahwa hal ini merupakan distraksi.
Oleh karena itu, Parents harus menyadari berbagai distraksi yang ada di sekitar. Kemudian, abaikan berbagai distraksi tersebut untuk fokus pada aktivitas yang ingin dikerjakan.
6. Jadikan tugas yang membosankan menjadi menyenangkan
Mungkin Parents cenderung menghindari pekerjaan yang membosankan atau menyebalkan. Pekerjaan seperti membersihkan selokan atau kamar mandi tidak akan pernah menyenangkan, tetapi tahukah bahwa Parents bisa membuatnya lebih menyenangkan?
Caranya pun mudah. Coba dengarkan musik atau siniar. Dengan mengikuti irama musik atau mendengarkan cerita menarik dari siniar, aktivitas yang dilakukan pun akan lebih menyenangkan.
7. Beri rewards kepada diri sendiri
Setiap Parents melakukan suatu pekerjaan dengan baik, berilah sedikit rewards. Misalnya, ketika Parents baru saja membersihkan rumah seharian, luluran di rumah mungkin menjadi rewards yang menyenangkan. Tak bisa dimungkiri bahwa banyak orang selalu membutuhkan rewards sebagai bentuk penghargaan diri.
Demikian penjelasan doa agar tidak malas, alasan umat Islam harus menghindari rasa malas, beserta cara mengatasi rasa malas. Semoga bermanfaat!
Baca juga:
Kumpulan Doa yang Dibaca Rasulullah, Jangan Lupa Amalkan Selama Bulan Ramadan
Jangan Panik, Ini 4 Doa Saat Anak Sakit yang Bisa Dilafalkan agar Si Kecil Cepat Sembuh
5 Doa agar Ikhlas dan Sabar Menerima Keadaan, Panjatkan dengan Khusyuk