Promil Gagal 8 Kali Selama 8 Tahun, Pasangan ini Akhirnya dikaruniai Anak Kembar Lewat Program Bayi Tabung

Program bayi tabung menjadi pilihan Santi dan Helmy setelah berkali-kali gagal hamil. Ikuti kisah perjuangan mereka hingga akhirnya beroleh anak kembar.

Cinta kadang datang bahkan saat orang yang dicintai belum hadir di dunia ini. Cintalah yang menggerakkan pasangan Santi Annisa dan Ahmad Helmy untuk terus berusaha melakukan program hamil dengan cara In Vetro Fertilization (IVF) atau yang biasa dikenal dengan nama program bayi tabung.

Awalnya, pasangan ini telah mencoba segala cara untuk memperoleh keturunan. Selama 8 tahun pernikahan, 8 kali juga mereka mengalami kegagalan saat berusaha punya anak lewat program bayi tabung.

Padahal, secara fisik, mereka berdua tak memiliki masalah apapun. Pemeriksaan kedokteran menyatakan bahwa mereka 100% sehat. Sehingga mereka bertekad untuk mencoba segala cara agar bisa hamil.

Mereka berdua menikah pada tahun 2007. Setelah dua tahun tidak ada tanda-tanda kehamilan, akhirnya pada tahun 2009 mereka memulai ‘petualangannya’ untuk melakukan berbagai usaha program hamil.

Santi dan Helmy telah mencoba pengobatan medis dan non medis untuk hamil. Dari mulai pijat, tusuk jarum, minum obat-obatan tradisional, dan lainnya. Namun, usahanya saat itu tak kunjung membuahkan hasil.

– Pagi ini Asya masih demam,semalam sempat 40,7 dan pagi ini masih di sekitar 40 derajat suhunya tapi Alhamdulilah masih mau makan minum dan masih ceria meski lemes. Azza pagi ini mendadak pilek.. meler..rewel.. . Dua2 nya mau nya ama mommisan,ama nanny nya ga mau,ama yangti ga mau.. yg 1 bisa ditaruh gantian 1 nya rewel.. di sela2 itu masih harus nyiapin Asi. Ga tau dapet dr mana tenaga ini.. ga tidur semaleman dan masih full siang jaga juga.. mandi..makan..sholat..itu adl waktu istirahat (meski cepet2an kaya di kejar2 deadline cicilan) Lelah.. – Lalu buka Path dan memory lane nya bikin mommisan terdiam. Ini adl hasil OPU (2th yg lalu) awal perjuangan saat promil IVF Asya Azza… Mommisan terdiam sebentar..krn saat ini yg mommisan hadapi adalah yg dulu mommisan perjuangkan selama 8 tahun Mendadak battery kewarasan nge charge lagi.. – Tidak semua mommies melewati proses spt mommisan tapi bukan berarti rasa syukur nya akan kehadiran buah hati jadi lebih kurang. Krn diluar sana berjuta lainnya rela menukar apapun yg mereka miliki unt diberi kesempatan merasakan lelah nya kita skr ini. – Siapakah manusia yg paling bahagia? Manusia yg selalu bisa menemukan hal untuk disyukuri – #thejourneyofasyaandazza #asyaazzaturn13monthsOld #pejuangivf #ivfsurvivor

A post shared by Santi Helmy Faishal (@shf_82) on

“Setelah tahun 2015, seorang teman merekomendasikan sebuah klinik. Saat kami akhirnya berkonsultasi ke dokter Ivan di klinik Morula RSIA Bunda Menteng, barulah ada kabar baik yang datang,” kisahnya.

Ia mengenang, saat akan memulai kembali program bayi tabung ini, ia tak banyak berharap. Karena yang sulit dari program bayi tabung adalah mengatur besarnya harapan keyakinan kita akan kesuksesannya.

Beruntungnya, saat itu ia juga mendapatkan dukungan dari keluarga besarnya. Sehingga ada kekuatan lain yang mendorongnya untuk terus optimis.

“Bila ternyata program bayi tabungnya tak berhasil, kecewanya memang sungguh tak tertahankan,” ujarnya.

Ia juga mengakui ada banyak ibu yang curhat padanya bahwa mereka hampir putus asa setelah program bayi tabung mereka dinyatakan gagal. Keputusasaan yang sama juga sempat mampir di hatinya, namun pembicaraan dengan dokter Ivan menguatkannya kembali.

“Alhamdulilah dengan metode-metode dr. Ivan sini yang memang sedikit berbeda dengan promil IVF yang sebelum-sebelumnya. Setelah penantian, akhirnya Allah SWT mempercayakan 2 bayi kembar cantik kepada kami yang kini dipanggil Asya dan Azza,” ucapnya penuh rasa syukur.

Setelah berhasil hamil pun, perjuangannya masih sangat berat. Betapa tidak, hampir setiap dua minggu sekali ia harus dilarikan ke UGD rumah sakit untuk diinfus. Terutama pada usia 2-5 bulan kehamilan, seolah muntah yang ia alami tidak bisa berhenti.

A post shared by Santi Helmy Faishal (@shf_82) on

“Saya sampai tidak bisa turun dari kasur dan kepala sakit luar biasa,” kenangnya.

Bahkan, pada usia kandungan 4 bulan, ia sempat diopname sebanyak dua kali. Saat itu, orang-orang mengatakan bahwa hal itu wajar karena ia hamil anak kembar, artinya rasa mual dan sakitnya pun jadi berlipat ganda.

Tak ingin menyerah, ia terus berusaha untuk mempertahankan kesehatan kehamilannya walau dengan tubuh yang sudah luar biasa kepayahan. Cinta pada dua orang yang bahkan belum pernah ditemuinya selalu menguatkan hatinya.

Santi menuturkan bahwa tindakan yang dokter Ivan lakukan agak sedikit berbeda dibanding program bayi tabung sebelumnya.

“Saat sudah mendapatkan embrio, beliau tidak langsung menjadwalkan untuk ditanam kembali ke rahim saya, tapi saya masih harus menjalani beberapa tes darah setiap bulannya untuk mengetahui kadar hormon dan sebagainya supaya saat embrio ditanam kembali, rahim saya sudah dalam kondisi siap.”

Pengalaman sebelumnya, begitu embrio didapat, bulan depan biasanya langsung ditanamkan ke rahim. Selain itu, ada metode yang dinamakan dengan ‘scratch’ yang dilakukan oleh dr. Ivan.

“Jadi rahim seperti di ‘scratch’ sedikit sebelum melakukan penanaman embrio. Metode ‘scratch’ ini sama sekali tidak sakit, dan tidak ada efek sampingnya,” jelasnya. Ia menambahkan, “selesainya pun tidak sampai 5 menit.”

Saat itu, dokter Ivan menjelaskan bahwa biasanya metode ini dilakukan pada wanita yang sudah berulang kali mengalami kegagalan program bayi tabung. Setelah melakukan metode ini, 8 dari 10 wanita yang melakukan program bayi tabung berhasil hamil, “jadi tingkat keberhasilan dengan metode ini cukup tinggi.”

Ia menuturkan bahwa biaya yang ia keluarkan tak sampai bernilai ratusan juga. Tiap kali melakukan pemeriksaan, uang yamg keluar memang tidak sedikit. Namun, hasil yang didapat juga tidak mengecewakan.

Jika ada pasangan yang ingin mencoba program bayi tabung ini, Santi mengingatkan bahwa yang perlu disiapkan adalah budget yang agak tinggi saat proses untuk pengambilan telur dari rahim kita. Karena prosesnya seperti operasi yang perlu memakai bius dan obat-obatan lain.

Meski begitu, ia juga mengingatkan bahwa biasanya biaya yang sudah dikenakan rumah sakit sudah termasuk dengan proses untuk penanaman sel telur kembali.

Usaha pasangan suami istri ini untuk memiliki anak memang benar-benar melalui proses yang panjang. Untuk itu, saat akhirnya punya anak kembar, Santi dan suami membekali diri dengan berbagai pelajaran parenting yang dibutuhkan oleh anak.

Tak hanya untuk anak-anaknya, Santi juga begitu peduli dengan anak-anak orang lain. Meski punya anak kembar yang membutuhkan banyak ASI, ia tetap mendonorkan ASIP-nya pada bayi-bayi yang membutuhkan.

Tidak tanggung-tanggung, hingga kini Santi sudah mendonorkan ASIP-nya kepada lebih dari 30 bayi. Namun, ia tetap mengingatkan para orangtua lainnya untuk tidak membanding-bandingkan antara anak ASI dan yang tidak.

– Mommisan lg buka explore & nyangkut disebuah postingan seorang mommi yg membandingkan anak asi & anak ga asi. KENAPA ya mesti membandingkan begtu?! Mommisan buka ig nya,seorg ibu yg anaknya masih usia br masuk masa mpasi..anak asi eksklusif • Mommisan kecewa sekali baca postingan dgn cara MEMBANDINGKAN begtu,semua bayi itu istimewa..diciptakan sempurna oleh Yang Maha Sempurna. Kenapa mesti kita yg cuma dititipin sebentar dan dikasih sedikit karunia bisa mengASIhi anak kita lantas membandingkan anak asi dgn non asi?! kok SOMBONG sekali ya • Mommisan posting pic ini krn siapa tau itu ibu nyangkut juga liat postingan ini & memahami kekecewaan mommisan bukan karena iri soal bisa mengASIhi atau tidak. Helloooo..mommisan bayinya kembar lho..Full alergi lho..prematur lho..Bisa stock sampe 3 freezer,donor ke lebih dr 30 bayi & sempat jadi pendonor yg asi nya bisa menuhin freezer nya rscm bagian nicu unt para bayi2 sakit (bersertifikat asi layak donor resmi) & sampai usia Asya Azza 1 tahun lebih ini masih bisa full asi..TAPI ga ada tuh mommisan merasa lebih hebat dr ibu yg lain,ga ada tuh mommisan blg Asya Azza lebih ini itu dr anak yg lain – Kita ga pernah tau bagaimana anak kita nantinya,yg bisa kita lakukan adl berusaha maksimal memberi yg terbaik. Iya asi memang yg terbaik TAPI sekuat apapun ikhtiar kita tetap ada ketentuan Tuhan disitu Gimana dgn bayi yg ibunya sakit sehingga ga bs mengASIhi?yg ibunya sahid meninggal saat melahirkan?yg ibunya sdh berusaha sekuat tenaga tp tetap ga bs menyusui? Apa itu berarti bayinya ga akan jd anak yg sempurna?! Berani sekali kita mendahului takdir Tuhan tentang nasib seorang anak. – Kl kita bisa mengASIhi tanpa hambatan..Alhamdulilah tapi itu tidak menjadikan kita berhak berkomentar ttg kualitas anak non asi lho.. Jangan sampai kesombongan itu menyebabkan Tuhan mencabut kenikmatan bisa mengASIhi sang buah hati – Saling support unt membangun generasi penerus bangsa yg berkualitas. Saling menyayangi,bersaudara,bersilaturahim..semua ibu adl malaikat & semua anak adl istimewa. • Ingat..”surga itu ditelapak kaki ibu” BUKAN “surga itu ditelapak kaki ibu yg bisa kasih asi anaknya” – #thejourneyofasyaandazza #mommisanCurhat

A post shared by Santi Helmy Faishal (@shf_82) on

Kini, kita bisa melihat kelucuan  Sayyidah ‘Aisyah Al Humaira (Asya) dan Sayyidah Fathimah Az Zahra (Azza) di akun instagram @shf_82 berikut dengan pelajaran parenting berharga mulai dari resep MPASI sampai menghadapi tingkah laku anak.

Anak adalah harta berharga yang dinantikan dan dijaga dengan sepenuh hati, bahkan sejak sebelum mereka hadir ke dunia ini. Sudah semestinya, apapun yang mereka butuhkan, harus selalu bisa diperjuangkan.

 

Baca juga:

Berbagai Risiko Program Bayi Tabung

K

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.