Keterlambatan tumbuh kembang anak memang selalu menjadi momok yang menakutkan bagi setiap orangtua. Memang, kasus keterlambatan tumbuh kembang atau Global Developmental Delay (GDD) ini belum diketahui obat penyembuhannya. Namun, diagnosis keterlambatan tumbuh kembang anak yang dilakukan lebih awal diharapkan bisa membantu sang anak mendapatkan penanganan tepat, secara psikologis, pendidikan, dan sosialnya.
Mendiagnosis seorang anak dengan keterlambatan tumbuh kembang mungkin akan membutuhkan waktu, karena perkembangan anak adalah proses yang kompleks dan kecepatan setiap anak berkembang dengan cara dan kecepatan yang berbeda. Selain itu, ada banyak alasan yang berbeda bagi setiap keterlambatan perkembangan.
Diagnosis keterlambatan tumbuh kembang anak
Dokter anak biasanya akan memelajari riwayat medis, mengamati anak Anda, melakukan pemeriksaan fisik, dan mungkin melakukan beberapa tes yang relevan dan diperlukan.
Sang dokter mungkin juga ingin tahu lebih banyak tentang perilaku dan interaksi sosial anak Anda.
Berikut beberapa tes yang mungkin perlu dilakukan untuk memastikan diagnosis keterlambatan tumbuh kembang anak Anda:
– Tes pendengaran
– Tes kemampuan bicara dan bahasa
– Tes penglihatan
– Tes darah
– Tes genetik
– Tes kromosom
– MRI scan untuk mencari kelainan pada sistem saraf dan otak
– Tes neurologis seperti elektro encephalogram (EEG), yang merekam aktivitas gelombang otak listrik
Tes-tes di atas bisa dilakukan di klinik tumbuh kembang atau rumah sakit.
Artike terkait: Waspadai tanda keterlambatan perkembangan berikut, bisa sebabkan ADHD!
Apakah ada perawatan untuk Global Developmental Delay?
Seperti disebutkan sebelumnya, tidak ada pengobatan tunggal untuk mengatasi Global Developmental Delay. Penting untuk diingat bahwa anak-anak dengan keterlambatan belajar biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembangkan keterampilan baru.
Bagi beberapa anak, keterlambatan tumbuh kembangya bisa dialami dalam waktu jangka pendek dan dapat ditangani dengan terapi tambahan.
Dalam kasus lain, keterlambatan ini mungkin lebih signifikan. Mengidentifikasi keterlambatan tumbuh kembang pada anak sejak dini akan membantunya untuk mengejar ‘ketinggalan’ lebih cepat.
“Dengan penanganan tepat, anak-anak dengan GDD dapat memelajari lebih banyak keterampilan dalam hidupnya dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik sebanyak mungkin,” jelas psikolog klinis, Ms Chai.
Melihat pada gejala dan diagnosis anak, dokter akan menyarankan tentang berbagai terapi yang tersedia dan diperlukan untuk anak Anda. Misalnya, seorang terapis okupasi akan membantu anak dengan tugas-tugas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti berpakaian atau makan secara mandiri.
Sedangkan, seorang fisioterapis mungkin dapat membantu beberapa keterampilan, seperti berjalan dan berlatih keseimbangan.
Serta, A Speech and Language Therapist (SLT) dapat membantu menilai dan mendiagnosa kesulitan bicara dan bahasa, serta membantu meningkatkan komunikasinya.
Tips bagi orangtua:
– Luangkan waktu ekstra untuk bonding dan merespon anak.
– Gunakan bahasa lebih sederhana yang dapat dipahami anak saat berkomunikasi.
– Beri anak waktu ekstra untuk belajar dan berlatih keterampilan baru.
– Membagi tugas menjadi beberapa langkah yang dapat dikuasai si kecil dengan lebih mudah.
– Temukan hal-hal atau kegiatan yang disukai si kecil, seperti memberi makan hewan peliharaan atau membantu memasak.
– Memuji keberhasilan mereka untuk membangun kepercayaan diri.
Seorang anak dengan keterlambatan tumbuh kembang tetap memiliki kebutuhan yang sama seperti anak lainnya. Semua anak ingin mendapatkan lingkungan yang hangat, aman, dan terlindungi.
Mereka juga merasa ingin diterima. Karena itu, sangat penting untuk membantu membangun harga diri dan memberi kepercayaan diri pada mereka untuk mencoba hal-hal baru.
Berkonsultasi dengan konselor dan ahli atau terapis, dan Anda juga bisa bergabung dengan kelompok atau komunitas yang mendukung anak-anak dengan keterlambatan tumbuh kembang yang sama untuk berbagi. Dukungan secara emosional, mental, serta fisik dari teman dan kerabat Anda juga sangat penting ya, Bun.
Dilansir dari artikel Jaya di theAsianparent Singapura
Baca juga:
4 Penyebab Anak Terlambat Berjalan (Delayed Walking) dan Cara Mengatasinya