Kecanduan smartphone: mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat
Pernahkah Anda uring-uringan pada pasangan ketika smartphone Anda tak sengaja tertindih tangannya ketika Anda berdua sedang berada di ranjang? Atau menyempatkan diri mengecek pesan instan ketika suami sedang minta ‘jatah’nya? Jika ya, waspadalah. Bisa jadi Anda sedang mengalami kecanduan smartphone!
Nafsu membara pada layar
Sebuah survei mengenai kebiasaan pengguna smartphone dilakukan oleh perusahaan teknologi asal Amerika, Junio, di tahun 2013 dengan melibatkan sekitar 1012 partisipan.
Dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebanyak 20% partisipan mengakui mereka tetap menggunakan smartphone saat sedang bercinta, dan mereka tak menggunakannya untuk mengambil foto mesra dengan pasangan. Trus untuk apa ya? Simak terus ulasan berikut untuk mengetahui jawabannya!
Kecanduan smartphone sama saja dengan mengundang hadirnya pihak ketiga dalam rumah tangga
Perangkat praktis penyebab ketergantungan
Kegunaan dasar ponsel sebagai perangkat panggilan dan pengirim/penerima pesan telah diambil alih oleh smartphone yang diciptakan sebagai perangkat yang lebih canggih dari ponsel biasa.
Dengan smartphone pengguna dapat melibatkan diri dalam chat instan dan melakukan jual beli online. Belum lagi jutaan aplikasi yang menyebabkan pengguna ogah meletakkan perangkat cerdas dan tenggelam dalam kecanduan smartphone.
Smartphone lambat laun juga mengambil alih kedudukan pasangan, karena kita lebih mudah panik ketika smartphone tiba-tiba hilang daripada pasangan yang tiba-tiba pulang larut malam.
Mau tak mau fenomena kecanduan smartphone menerbitkan suatu pertanyaan, “Benarkah smartphone bermanfaat, atau malah merugikan?”
Memang benar dampak kecanduan smartphone tak sedahsyat kecanduan narkoba. Namun ketika seseorang lebih memilih bermain Candy Crush daripada merespon rayuan pasangannya, apakah ini tak membuat smartphone sama berbahayanya dengan ganja? Nggak percaya? Ini dia buktinya.
Membahayakan keselamatan diri sendiri
Meski beberapa negara dengan tegas melarang penggunaan smartphone sambil berkendara, sebanyak 55% partisipan mengaku bisa menggunakan smartphone sambil mengemudi. Sedangkan 12% lainnya mengaku bisa mengoperasikan smartphone sambil mandi.
Mengganggu fokus
Kecanduan smartphone menyebabkan sekitar 33% partisipan sempat-sempatnya melihat layar smartphone ketika mereka sedang menonton film layar lebar di bioskop (dan mereka pastinya sudah membayar untuk itu).
Sebanyak 19% partisipan mengakui mereka mengendap-endap ke luar ruangan untuk mengecek email dan situs jejaring sosial di tengah acara keagamaan.
Sedangkan 32% partisipan mengaku tetap menggunakan smartphone saat menghadiri rapat wali murid di sekolah, di mana mereka seharusnya menonaktifkan segala perangkat komunikasi.
Tak hanya istri, suami pun bisa kecanduan smartphone
Menghancurkan keharmonisan
Sebanyak 12% partisipan mengaku merasa bersalah, karena kecanduan smartphone mengganggu hubungan antara mereka dengan pasangan atau sahabat.
Mereka mengakui telah diam-diam memeriksa smartphone pasangan, demi membuktikan kecurigaan apakah pasangan sedang chatting dengan PIL atau WIL-nya, atau apakah sahabat telah membohongi mereka.
Lalu harus bagaimana?
Masa sih Anda tega merelakan sebuah benda mati menjauhkan Anda dari pasangan, anak-anak dan sahabat? Segera ambil tindakan sebelum terlambat!
Mulailah mengembalikan fungsi dan kegunaan smartphone sebagai perangkat komunikasi, dan jangan mau kalah cerdas dengannya. Mengapa harus mengirim pesan instan pada seseorang yang bisa Anda datangi dengan berjalan kaki? Dan singkirkan smartphone dari ranjang ketika Anda dan pasangan sedang memadu kasih.
Selamat menjadi pengguna smartphone yang lebih cerdas!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.