Curhat Rafathar Minta Pulang dari Pesantren, Janji Tak Akan Lakukan Ini

Nangis minta pulang dari pesantren, Rafathar janjikan hal ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Rafathar curhat menangis dijemput ibunya dari pesantren untuk merayakan hari lebaran bersama. Setelah menghabiskan beberapa hari di pesantren, ia meminta untuk pulang dan janji akan tidak marah-marah lagi kepada ibu dan ayahnya. Curhat Rafathar ini pun menarik perhatian warganet.

Curhat Rafathar Minta Pulang dari Pesantren

Melalui video yang berjudul Nagita Intip Kegiatan Pesantren Rafathar, Masya Allah Langsung Jago Bahasa Arab?! diunggah oleh RANS Entertainment pada 1 Mei 2022, Rafathar terlihat sudah lebih akrab dengan para pembimbingnya di pesantren. Rafathar belajar melafalkan berbagai doa, ia pun dibimbing untuk mengambil wudhu dengan benar. Selesai berwudhu ia belajar mengaji.

Tak lupa, para santri pun mengingatkan Rafathar untuk selalu menaati omongan orang tuanya. Selain itu, ia kembali diingatkan berbakti juga kepada Allah dan orang tua.

Nagita Slavina, selaku ibu dari Rafathar menjemput pulang anaknya. Kedatangannya disambut dengan pelukan dan tangis dari Rafathar. Adapun kepulangannya Rafathar juga dikarenakan banyak pengurus pesantren yang pulang mudik untuk merayakan hari raya Idul Fitri. 

“Jadi pulang nggak? Aa jadi pulang gak?” Rafathar menangis sambil memeluk ibunya. Nagita mendekap putra sulungnya itu dan meminta Rafathar untuk meminta maaf terlebih dahulu. Setelah menangis meminta maaf dan menyesali kesalahannya. Rafathar bertanya kembali jika ia diperbolehkan untuk pulang atau tidak.

Artikel terkait: Raffi Ahmad Pensiun, Ingin Beralih Profesi Jadi Ustaz!

Jani Tidak Akan Marah Lagi

(Sumber: Youtube.com/RANS Entertainment)

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Pak Ustadnya udah ngomong sama mama, katanya Rafathar nurut di sini yah. Solat yah? Nurut yah? Di rumah nanti dilihat dulu sama Mama, sama Papah. Udah baik belom, marah-marah nggak… Kalau misalnya ternyata nanti habis lebaran, ternyata masih nggak nurut, baru bener-bener (masuk pesantren). Gimana?” tanya Nagita kepada Rafathar.

Rafathar menyetujui perkataan ibunya, untuk melihat dulu perilakunya setelah di rumah nanti. Ia kembali memeluk ibunya. Nagita berusaha menenangkan anaknya dengan mengelus punggung Rafathar.

“Dari dalam hati, ikhlas, tau salahnya? Kalau dikasih tau sama mama dengar? Karena apa? Supaya apa?” tanya Nagita memastikan bahwa putra sulungnya memahami tujuannya untuk kebaikannya juga.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Supaya Aa baik” kata Rafathar.

(Sumber: Instagram.com/raffinagita1717)

“Mama juga minta maaf yah kalau bikin Aa sedih” ujar Nagita meminta maaf lalu memeluk anaknya. Nagita kemudian memberi pengertian dan menjelaskan salah satu tujuan dimasukkannya Rafathar ke pesantren adalah untuk mengajarkannya juga cara bersyukur. Mensyukuri segala sesuatu yang dipunya dirumah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Rafathar resmi masuk pesantren kilat Bayt Al-Quran sejak Rabu (27/4/2022). Adapun alasan Rafathar dipaksa masuk pesantren karena sulit mengontrol emosi dan suka marah-marah kepada kedua orang tuanya.

Artikel terkait:  Anak Sultan Memang Beda, Ini Menu Buka Puasa Rafathar

Memasukkan Anak ke Pesantren

Parents, memasukkan anak ke pesantren akan memberikan dampak positif yang bukan hanya dirasakan oleh orang tua, tetapi juga anak. Ada beberapa manfaat yang dapat terlihat dengan jelas jika anak menempuh pendidikan di pesantren. Selain dibimbing kehidupan rohaninya, ini dia manfaat lain menyekolahkan anak di pesantren!

1. Anak Hidup Mandiri dan Sederhana

Melalui hidup di pesantren anak belajar untuk menaati peraturan, menjalani konsekuensi dari kesalahan, serta menghadapi masalah secara mandiri.

Kehidupan di pesantren membentuk karakter dan menempa anak untuk hidup disiplin, bertanggung jawab, dan berkarakter, sehingga menjadi seorang muslimah/muslimin yang baik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Anak Lebih dapat Bersyukur

Dengan hidup di pesantren, anak belajar untuk hidup dengan apa yang ada. Ketika di pesantren anak juga diajarkan untuk mensyukuri segala sesuatu yang diberikan.

3. Orang Tua Tenang Mencari Nafkah

Salah satu manfaat yang dirasakan orang tua ketika mengirim anak ke pesantren adalah orang tua tak lagi perlu mengkhawatirkan kondisi anak.

Dengan mengirimkan anak ke pesantren, orang tua mempercayakan bahwa pesantren akan mendidik dan merawat anak dengan baik, sehingga orang tua dapat lebih fokus mencari nafkah.

4. Anak Rutin Beribadah

Di pesantren, ketaatan beribadah adalah hal yang diutamakan. Dengan mengirim anak ke pesantren, anak akan rutin ibadahnya. Anak diajarkan untuk rutin solat lima waktu, melakukan sunnah, dan ibadah-ibadah lainnya. Dengan itu, segala kebiasaan baik tertanam pada diri anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Anak Mendalami Ilmu Agama

Kehidupan di pesantren juga akan mengajarkan anak untuk mendalami ilmu agama. Bukan hanya itu, di pesantren anak akan memperoleh bimbingan mengenai kesulitannya, dan hal-hal yang belum ia pahami dengan pengetahuan ilmu agama yang benar.

Anak juga dapat membangun hubungan interpersonal dengan para kyai, ustad, dan santri yang membimbing anak, dengan itu, anak akan lebih mudah untuk berdiskusi atau sekadar meminta bimbingan.

6. Anak Terlindungi dari Pergaulan Bebas

Satu hal yang tak perlu dikhawatirkan orang tua jika memasukkan anak ke pesantren adalah kehidupannya akan terlindungi dari pergaulan bebas.

Di pesantren, anak akan dikelilingi oleh orang-orang yang juga sedang mendalami agama. Lingkungan pun sangat terjaga dari pergaulan-pergaulan tidak baik.

7. Anak Mengenal Banyak Orang

Hidup di pesantren akan mengajarkan anak mengenal lebih banyak orang dengan berbagai karakter. Dengan ini, kemampuan bersosialisasi anak akan semakin terasah. Anak akan paham bagaimana bersosialisasi dengan orang lain dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Artikel terkait: Rafathar Masuk Pesantren, Ternyata Ini Alasannya

5 Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Mengirim Anak ke Pesantren

Parents, mengirim anak ke pesantren tentunya akan menempatkan anak pada perubahan yang drastis. Cepat atau lamanya penyesuaian pun tergantung setiap anak. Sehingga, ada banyak hal yang perlu diperhatikan sebelum mengirimkan anak menempuh pendidikan di pesantren.

1. Meluruskan Niat

Parents, mengirim anak ke pesantren bukan hanya memerlukan kesiapan anak saja, kesiapan orang tua sama pentingnya. Selain itu, hal yang perlu diteliti dengan benar oleh orang tua adalah niat. Pastikan niat orang tua adalah supaya anak boleh mendapatkan pengajaran agama yang benar.

Hindari niat untuk dipandang baik ataupun untuk menyombongkan diri lantaran anak memahami ilmu agama dengan baik. Didoakan terlebih dahulu ya, Parents!

2. Perhatikan Kondisi Psikologi Anak

Dilansir dari muslim.or.id, jika anak belum mencapai usia baligh, sebaiknya orang tua tidak mengirim anak untuk full di pesantren. Sebelum anak baligh, mereka juga membutuhkan kasih sayang dari orang tua kandungnya yang tidak akan sama pengalamannya dengan kasih sayang dari ustad ataupun ustadzah.

Pesantren tidak boleh menggantikan posisi orang tua sebagai murobbi bagi anak-anaknya. Selain itu, banyak hadits yang mengungkapkan untuk tidak memisahkan anak dari orang tuanya.

3. Selektif Memilih Pesantren

Sebelum memasukkan anak ke pesantren, Parents juga harus menentukan pesantren mana yang paling baik sesuai dengan kebutuhan anak. Beberapa pertimbangan yang dapat dipertimbangkan oleh orang tua adalah mencari tahu kyai yang mengembangkan pesantren.

Fasilitas yang dimiliki pesantren, karena dengan fasilitas yang baik juga dapat mendukung pengembangan belajar anak. Juga mencari tahu lebih lagi pengajaran-pengajaran pesantren yang sekiranya tidak pas seperti memperbolehkan tidak sholat Jumat, atau memperbolehkan nikah beda agama, dan hal lainnya. 

4. Tanya Pendapat Anak Terlebih Dahulu

Parents, tidak semua anak langsung siap jika harus dimasukkan kedalam pesantren. Sebelum orang tua memutuskan, alangkah lebih baik jika mendiskusikan terlebih dahulu dengan anak. Pastikan anak memang siap dan tahu hal apa saja yang akan ia temui ketika ia bersekolah di pesantren.

5. Sesuaikan Ekspektasi

(Sumber: pexels/khalid-aljmman)

Parents, hal lain yang perlu diperhatikan adalah untuk tidak terlalu membebani anak dengan banyak ekspektasi. Setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, ada anak yang mudah menghafal, ada anak yang sulit menghafal. Jangan jadikan hafalan juz menjadi patokan seberapa banyak anak belajar. Pun jangan bebani anak dengan membandingkan pencapaian anak dengan pencapaian orang lain.

Berikan dukungan dan apresiasi terhadap setiap pencapaian anak.

Baca Juga:

Penulis

Debora Pane