Curhat ibu rumah tangga "Aku berhenti menanti pujian suami, dan lebih berterimakasih padanya."

Curhat ibu rumah tangga yang sadar, rutinitas bersama anak yang merupakan hal biasa baginya, adalah kemewahan yang tidak bisa didapat oleh suami setiap hari.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menjadi istri sekaligus seorang ibu adalah pekerjaan yang melelahkan, terutama jika urusan rumah tangga juga harus diselesaikan tanpa bantuan asisten maupun pembantu. Tentu wajar jika Bunda mengharapkan pujian sebagai upah lelah menjaga anak dan mengurus rumah seharian. Inilah curhat ibu rumah tangga.

Artikel terkait: Mengapa Para Ibu Selalu Kelelahan? Pahami Pekerjaan Tak Terlihat yang Mereka Jalani ini

Namun, Bunda jangan melupakan bahwa suami juga melakukan pekerjaan berat untuk memastikan anak dan istrinya tetap bisa makan dan memiliki atap untuk bernaung.

Jika Bunda merasa pengorbanan Anda tidak dihargai suami, ingatlah bahwa suami juga melakukan pengorbanan yang sering tidak disadari istri.

Curhat ibu rumah tangga

Curhat ibu rumah tangga berikut ini adalah ungkapan hati dari seorang istri yang menyadari bahwa apa yang ia anggap rutinitas sehari-hari adalah sebuah kemewahan yang tidak bisa didapatkan sang suami.

Menjadi ibu rumah tangga kadang terasa seperti pekerjaan berat tanpa digaji, meski dengan ucapan terima kasih. Setelah putra sulungku lahir, aku meninggalkan karir dan menjadi ibu rumah tangga yang tinggal di rumah. Aku butuh waktu lama untuk menyesuaikan diri. Bahkan setelah menjalani rutinitas, kuakui bahwa aku sedikit kesal karena terpaksa menjadi ‘pengurus rumah’. Waktu tidur puteraku sering kuhabiskan untuk mencuci pakaian yang seolah tidak pernah berkurang, bersih-bersih dan membereskan rumah, serta menyiapkan makanan sehat untuk keluarga kami. Ketika suamiku pulang ke rumah, aku dengan sabar menunggu pujian yang layak aku dapatkan, karena telah menjaga anakku dengan baik dan tidak membiarkan rumah berantakan selama aku ada di sana.  Tentu saja, suamiku sangat berterima kasih atas apa yang kulakukan untuk keluarga kami. Dia pun turut andil dalam mengurus rumah. Dan aku juga merasa bersyukur karena bisa berada di rumah membesarkan anak.  Kami mungkin jarang mengatakannya, tapi kami berdua kurang tidur. Dan masih meraba-raba dalam menjalani hidup sebagai orangtua baru. Jadi kami belum bisa berfungsi dengan benar 100%.

“Kami tidak mengatakannya, tapi kami kurang tidur karena menjalani peran sebagai orangtua baru.” curhat ibu rumah tangga Apa yang benar-benar menyadarkanku, dan membuatku berhenti mengharapkan pujian dari suami ialah: komentar sederhana darinya. Ketika suatu hari kami sedang mengobrol di telepon.  Kami mendiskusikan tentang jadwal sekolah anak. Suamiku berkata, dia berharap bisa menjemput anak kami dari sekolah, namun dia tahu bahwa dia tidak akan sampai di rumah tepat waktu. Hal ini menyentak kesadaranku. Mengantar dan menjemput anak sekolah adalah rutinitas biasa bagiku. Namun bagi suamiku, ternyata hal tersebut perwujudan dari sebuah kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama anak tercinta.  Aku lupa betapa berharganya momen tersebut, karena terbiasa menjalaninya setiap hari.  Kesadaran ini memberikan pandangan baru dalam peran kami sebagai orangtua. Aku tidak pernah berpikir, pasti berat bagi suamiku pergi bekerja setiap pagi meninggalkan keluarganya. Sementara aku bisa menghabiskan sepanjang hari di rumah bersama anak. Dia juga melakukan banyak pekerjaan di kantor, seperti yang kulakukan di rumah. Tetapi aku mendapat keuntungan dengan melihat anak kami tumbuh dari hari ke hari. Kini, aku menjalani peran dan tanggung jawabku dalam keluarga dengan bangga dan penuh rasa syukur. Barangkali, aku juga belum cukup berterima kasih pada suamiku, atas semua kerja keras yang ia lakukan demi keluarga. Terima kasih suamiku tersayang atas semua jerih payahmu untuk keluarga kita.
Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
 ***
Nah, Bunda, apakah curhat ibu rumah tangga tadi sesuai dengan apa yang Bunda rasakan pada suami? Jangan lupa bilang terima kasih pada Ayah hari ini ya, Bunda.
Referensi: Popsugar

 

Baca juga:

Curhatan Ibu Bekerja yang Banting Setir Jadi Ibu Rumah Tangga

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Fitriyani