Fenomena bullying di kalangan remaja memang sangat sering terjadi dan bukan suatu hal yang baru. Sejak dahulu, fenomena bullying sudah terjadi dan korbannya pun berasal dari berbagai kalangan. Beberapa selebritas pun mengaku pernah menjadi korban bullying sewaktu remaja, termasuk istri Anang Hermansyah, Ashanty. Meskipun saat ini sudah menjadi penyanyi terkenal, saat SMA ternyata ia pernah menjadi korban bullying karena dahulu memiliki postur tubuh yang gemuk. Berikut ini curhat Ashanty pernah dibully semasa SMA.
Artikel terkait: Ashanty Sembuhkan Trauma Aurel Akibat Perceraian Orangtua, Ini yang Bisa Dipelajari
Curhat Ashanty pernah Dibully
Melansir dari DetikHot, Ashanty mengaku pernah menjadi korban bully saat SMA. Ia memang mengakui saat itu, ia memiliki postur tubuh yang jauh berbeda daripada sekarang. Ia dahulu saat SMA memiliki postur tubuh gemuk. Saat itu, banyak teman-temannya yang mengatai postur tubuh tersebut.
Hal ini pun membuat pelantun “Kesakitanku” ini pun merasa tidak percaya diri dan melakukan semua hal untuk menguruskan badan. Salah satunya adalah mengonsumsi obat diet yang terus ia konsumsi bertahun-tahun hingga kehamilan pertamanya.
“Aku dari SMA karena aku tuh gendut, aku dikata-katain, di-bully. Aku tuh selalu minum obat diet sembarangan sampai aku lahiran Arsy aku masih minum obat diet itu dan aku sempat kurus banget tapi muntah-muntah, sakit, dan parah banget,” cerita Ashanty saat menghadiri launching AExpert di Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin (4/10/2021) kepada DetikHot. Ashanty pun mencertakan bahwa dirinya sempat menjadi tak percaya diri dan stres.
“Dan aku tuh dulu gendut banget. Jadi kalau aku lewat suka, ‘Ih awas ada buntelan lewat.’ Jadi aku sempat stres gitu,” kenangnya. Selain postur fisik, ia pun sembat menjadi bahan bully-an karena warna kulit yang dimilikinya. Ia dianggap berbeda karena ayah dan ibunya memiliki warna kulit yang jauh lebih putih daripada dirinya.
“Sempat jadi korban bully, karena Mama, Papa putih banget. Aku lahirnya putih, pas sudah gede suka panas-panasan sampai dikatain, ‘Ih anak siapa beda sama ibunya,'” katanya. Dari pengalaman tersebut, ia pun lalu termotivasi untuk memiliki perusahaan produk perawatan kulit yang sampai saat ini bisnis tersebut kian sukses.
Artikel terkait: Curhat Ashanty Jadi Ibu Tiri Bikin Terharu
Pentingnya menanamkan body positivity kepada remaja
Menengok curhat Ashanty pernah dibully, dapat dilihat bahwa remaja memang rentan mengalami bullying karena bentuk tubuhnya. Oleh karena itu menanamkan body positivity menjadi langkah yang cukup penting. Remaja sering menghadapi tekanan yang signifikan untuk memenuhi cita-cita yang ketat, tidak realistis dan berbahaya seputar kecantikan dan bentuk tubuh serta berat badan. Pencarian untuk tubuh atau penampilan yang “sempurna” dapat sangat merugikan kepercayaan diri serta kesehatan fisik dan mental seorang remaja.
Penyebab Citra Tubuh Negatif
Citra tubuh adalah bagaimana seseorang berpikir atau merasakan tentang penampilan, tubuh, dan perasaan tentang diri sendiri. Mempertahankan citra tubuh yang normal dan sehat selama masa remaja, periode perubahan fisik dan emosional yang besar, bisa jadi sulit. Faktor-faktor yang dapat merusak citra tubuh remaja antara lain:
- Kenaikan berat badan alami atau yang diharapkan dan perubahan lain yang disebabkan oleh pubertas
- Tekanan teman sebaya untuk terlihat dengan cara tertentu
- Media sosial dan gambar media lain yang mempromosikan tubuh ideal sebagai bugar, kurus, atau berotot dan mendorong pengguna untuk bercita-cita memiliki tubuh ideal yang tidak realistis atau tidak dapat dicapai
- Memiliki orang tua yang terlalu mengkhawatirkan berat badannya sendiri, berat badan pasangannya atau penampilan anaknya
Remaja yang memiliki pikiran negatif tentang tubuh mereka berisiko mengalami peningkatan:
- Penurunan rasa percaya diri
- Depresi
- Masalah nutrisi dan pertumbuhan
- Gangguan Makan
- Memiliki indeks massa tubuh 30 atau lebih tinggi (obesitas)
Selain itu, beberapa remaja mungkin mencoba mengontrol berat badan mereka dengan merokok, mengonsumsi suplemen nutrisi untuk “menambah berat badan”, atau mengubah penampilan mereka dengan membeli produk kecantikan atau melakukan operasi kosmetik. Menghabiskan waktu untuk mengkhawatirkan tubuh mereka dan bagaimana mereka mengukur juga dapat mengurangi kemampuan remaja untuk berkonsentrasi pada kegiatan lain.
Cara menanamkan body positivity kepada remaja
Dengan demikian, membicarakan perihal citra tubuh kepada remaja memang menjadi satu yang cukup penting. Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan, seperti dilansir dari Mayo Clinic.
- Berikan contoh yang baik. Bagaimana Anda menerima tubuh Anda dan berbicara tentang tubuh orang lain dapat berdampak besar pada anak remaja Anda. Ingatkan anak Anda bahwa Anda berolahraga dan makan makanan yang seimbang adalah hal yang dilakukan untuk kesehatan, bukan hanya untuk berpenampilan tertentu.
- Gunakan bahasa yang positif. Alih-alih berbicara tentang atribut fisik anak Anda atau orang lain, pujilah karakteristik pribadinya seperti kekuatan, ketekunan, dan kebaikan. Hindari menunjukkan atribut fisik negatif pada orang lain atau diri Anda sendiri. Jangan membuat atau mengizinkan julukan, komentar, atau lelucon yang menyakitkan berdasarkan karakteristik fisik, berat badan, atau bentuk tubuh seseorang.
- Jelaskan akibat dari pubertas! Pastikan anak Anda memahami bahwa penambahan berat badan adalah bagian perkembangan yang sehat dan normal, terutama selama masa pubertas.
- Bicara tentang pesan media. Media sosial, film, acara televisi, dan majalah mungkin mengirimkan pesan bahwa hanya tipe tubuh atau warna kulit tertentu yang dapat diterima dan bahwa mempertahankan penampilan yang menarik adalah tujuan terpenting. Bahkan media yang menganjurkan menjadi sehat, atletis, atau bugar mungkin menggambarkan tubuh ideal yang sempit — yang kencang dan kurus. Gambar media sosial dan majalah juga sering diubah alias melalui proses pengeditan. Akibatnya, remaja mungkin berusaha memenuhi cita-cita yang tidak ada di dunia nyata. Oleh karena itu, penting untuk melihat apa yang anak Anda baca atau tonton dan diskusikan. Dorong anak Anda untuk mempertanyakan apa yang dia lihat dan dengar.
- Memantau penggunaan media sosial. Remaja menggunakan media sosial dan platform serupa untuk berbagi gambar dan mendapatkan umpan balik. Kesadaran akan penilaian orang lain dapat membuat remaja merasa sadar diri tentang penampilan mereka. Penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang sering oleh remaja mungkin terkait dengan kesehatan mental dan kesejahteraan yang buruk. Tetapkan aturan untuk penggunaan media sosial anak remaja Anda dan bicarakan tentang apa yang dia posting dan lihat.
Artikel terkait: Sempat Dibully saat Awal Menikah, Ini Suka Duka Ashanty jadi Istri Kedua Anang Hermansyah
Selain berbicara dengan anak remaja Anda tentang citra tubuh yang sehat, Anda dapat:
- Bekerja sama dengan dokter. Dokter dapat membantunya menetapkan tujuan realistis untuk indeks massa tubuh (BMI) dan berat badan berdasarkan riwayat pertumbuhan pribadi dan kesehatan secara keseluruhan.
- Tetapkan kebiasaan makan yang sehat. Ajari anak remaja Anda cara makan makanan yang sehat dan seimbang. Menawarkan berbagai macam makanan. Bicarakan tentang bahaya diet tidak sehat dan hindari memberi label makanan sebagai “baik” atau “buruk”.
- Melawan pesan media negatif. Paparkan anak-anak Anda kepada orang-orang yang terkenal dengan prestasi mereka — bukan penampilan mereka. Misalnya, membaca buku atau menonton film tentang orang-orang yang menginspirasi dan ketekunan mereka untuk mengatasi tantangan.
- Puji prestasi. Bantu anak Anda menghargai apa yang dia lakukan, bukan seperti apa penampilannya. Carilah kesempatan untuk memuji usaha, keterampilan dan prestasi.
- Mendorong aktivitas fisik. Berpartisipasi dalam olahraga dan aktivitas fisik lainnya – terutama yang tidak menekankan berat badan atau bentuk tubuh tertentu – dapat membantu meningkatkan harga diri yang baik dan citra tubuh yang positif.
- Mendorong persahabatan yang positif. Teman yang menerima dan mendukung anak remaja Anda bisa menjadi pengaruh yang sehat. Secara khusus, teman yang memiliki hubungan yang sehat dengan tubuhnya sendiri dapat menjadi pengaruh positif.
Demikian curhat Ashanty pernah dibully dan pembahasan mengenai pentingnya menanaman body positivity terhadap remaja. Secara keseluruhan, cerita Ashanty menyadarkan kita tentang dampak mengenai citra tubuh negatif dan pentingnya body positivity untuk menjaga remaja dari gangguan kesehatan mental dan kesehatan fisik.
Baca juga:
Anak Bungsunya Sempat Positif COVID-19, Ini Alasan Ashanty Tak Mengungkapkannya ke Publik