5 Pesan penting untuk orangtua dari film Christopher Robin

Ini alasan Parents perlu ajak anak menonton film Christopher Robin akhir pekan ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Akhir pekan telah tiba. Sudahkah Parents memiliki rencana seru untuk menghabiskan waktu bersama keluarga? Bagaimana kalau menikmati film Christopher Robin bersama anak?

Bagi penggemar film Disney, tentu sudah menantikan film Christopher Robin ini diluncurkan di Indonesia. Maklum saja, cerita yang mengisahkan persahabatan Christopher Robin dengan Winnie The Pooh bersama teman-teman lainnya memang begitu dekat dengan dunia anak-anak.

Dilansir dari Aceshowbiz, sampai akhir pekan ini film Christopher Robin berhasil masuk tangga box office AS yang meraih $6,3 juta.

Walaupun image film Christopher Robin ini ditujukan untuk anak-anak, tapi tahukah Anda bahwa film ini justru memiliki pesan mendalam untuk para orangtua.

Setidaknya saya mencatat ada 5 alasan yang membuat Parents perlu menyaksikan film Christopher Robin:

1. Keluarga, prioritas utama

Saya yakin Parents setuju dengan hal ini bukan? Dalam banyak kondisi, utama memang menjadi prioritas utama. 

Dalam film ini, kita juga diingatkan tentang hal ini. Namun, ada kalanya orangtua memang dihadapkan dalam situasi dan pilihan yang sulit memilih. Misalnya, saat anak ingin pentas seni, di waktu yang bersamaan ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.

Namun lagi-lagi, tentu pilihannya akan tergantung pada prioritas bukan?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dalam salah satu adegan, Piglet sempet bertanya ke Christopher Robin yang selalu bawa koper kerjaannya ke mana-mana. Piglet pun bertanya, apa isi kopernya? Seberapa penting koper tersebut? Christopher Robin pun menjawab bawah koper tersebut sangat penting, berisi dokumen terkait dengan pekerjaannya.

Dengan polosnya Piglet bertanya kembali, "Lebih penting mana, anak kamu, Madeline, atau koper? Kenapa dia tidak bersama-sama kamu?"

Mendengar pertanyaan polos Piglet, Christopher hanya terdiam.

2. Sebagai orangtua tidak perlu mengulang sejarah yang sama

Jauh sebelum jadi orangtua, kita, tentu pernah jadi anak-anak. Ternyata, kecenderungannya pola asuh yang kita terapkan memang akan akan mengadopsi pola asuh yang diterapkan orang tua zaman dulu. Ibaratnya, tanpa sadar akan mengulang sejarah sama.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Padahal, membesarkan anak nggak perlu seperti ini. Apalagi jika mengingat dengan perubahan zaman.

Najellaa Shihab selaku psikolog keluarga dan pendidikan mengatakan penting bagi orangtua untuk mengetahui dan dan mengenali gaya pengasuhan sendiri. Mana yang bisa diteruskan ke anak, dan mana yang harus ditinggalkan.

Kalau dulu kita sempet dipaksa mengikuti kemauan orangtua macam Christopher Robin yang harus masuk asrama sekolah, bukan berarti anak kita harus masuk asrama juga kan?

3. Orangtua tidak selalu benar, dan tahu mana yang terbaik untuk anaknya

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Film ini juga mengingatkan hal ini. Di mana awalnya Robin memutuskan agar anaknya Madeline, untuk mengikuti jejaknya untuk masuk asrama. Baginya, ini perlu dilakukan sebagai langkah awal agar putrinya bisa berhasil. 

Padahal keputusan ini justru bisa bikin putrinya tidak bahagia. Beruntung pada akhirnya, Robin menyadari keputusannya memang bukan yang terbaik untuk putrinya. 

Seperti yang dikatakan Kahlil Gibran, "Anakmu bukan milikmu". Artinya, meskipun sudah melahirkan dan membesarkan anak, tugas orangtua sebenarnya untuk memberikan arahan, bukan memaksakan keinginan dan pemikirannya.

4. Jadi orangtua juga perlu bersenang-senang!

Saat resmi menyandang status orangtua, otomatis akan membawa banyak perubahan pada hidup, terutama dalam segi tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Tak mengherankan jika pakar psikologi selalu mengingatkan, saat memiliki anak perlu perisapan dari segi finansial. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Seperti yang dikatakan Christopher Robin, bahwa tidak ada mimpi yang gratis. Untuk mewujudknya perlu proses, usaha dan tentu kerja keras. Salah? Tentu tidak. 

Hanya saja, bukan berarti jadi lupa dengan kehidupan lainnya yang bisa bikin kita tambah bahagia! Jangan sampai saat Parents berusaha untuk kerja keras, namun menimbulkan rasa tidak nyaman, bahkan lupa dengan arti bahagia yang sebenarnya. 

5. Never takes things for granted

Sama halnya dengan hubungan lainnya, hubungan dengan keluarga juga macam hubungan dengan atasan dengan bawahan, hubungan dengan temen sekantor atau hubungan persahabatan, semuanya harus bisa dijaga dengan baik. 

Kuncinya, komunikasi. Berinteraksi dengan baik.

Karena sibuk kerja, Christopher Robin dengan keluarga memang tidak hangat. Sementara para pakar psikolog mengingatkan, agar interaksi dengan keluarga berjalan dengan baik, mulai saja dengan langkah sederhana lebih dulu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Yaitu, memperhatikan kuantitas pertemuan. Kemudian, jangan lupa untuk menumbuhkan kebiasaan untuk melakukan 3 kata ajaib, seperti terima kasih, tolong dan maaf. Setidaknya dari sini bisa terlihat ada rasa menghormati satu sama lain.

Dan yang nggak kalah penting, adalah rasa saling mengapresiasi. Dikatakan oleh Nina Teguh, sebagai psikolog keluarga, dengan adanya apresiasi akan menimbulkan rasa bahagia dan dan kedekatan satu sama lain.

***

Jadi, jangan sampai melewatkan film ini sebagai menu kencan bersama untuk minggu ini, ya!

 

Baca juga:

id.theasianparent.com/film-tentang-bayi-dan-kehamilan