Tingkat kecenderungan alergi pada anak semakin meningkat dari tahun ke tahun. Mengingat hingga saat ini kasus alergi belum bisa disembuhkan, itulah sebabnya kita perlu mengetahui berbagai faktor penyebabnya, gejala yang timbul, terutama mengetahui cara cegah alergi pada anak.
Apa yang harus dilakukan sebagai pencegahan alergi pada anak?
Kasus Alergi pada Anak Terus Meningkat karena Berbagai Faktor
Kasus alergi tidak bisa disepelekan, karena angka kasus alergi pada anak terus meningkat. Dikutip dari sebuah jurnal yang diterbitkan Asia Pacific Allergy pada tahun 2019 menunjukkan bahwa sekitar 30% sampai 40% dari populasi di seluruh dunia memiliki kasus alergi, dengan kebanyakan kasus terjadi pada populasi anak-anak.
Beberapa faktor yang diduga memengaruhi fenomena tersebut, yaitu riwayat alergi dalam keluarga, pengaruh lingkungan, perubahan gaya hidup, pola makan, juga perubahan iklim.
Apabila kedua orangtua memiliki riwayat alergi yang sama, maka anak memiliki kemungkinan alergi 50-80%. Sementara itu, jika kedua orangtua menderita alergi, tetapi bukan jenis yang sama, kemungkinan anak menderita alergi sekitar 40-60%.
Kemudian, jika hanya salah satu orangtua yang menderita alergi, misal hanya Bunda, maka 20-40% kemungkinan anak akan menderita alergi. Serta, apabila ada satu saudara kandung yang menderita alergi, kondisi ini pun bisa memungkinkan anak menderita alergi sekitar 25-35%, meski kedua orangtuanya tidak memiliki riwayat alergi. Bahkan, jika kedua orangtua sama sekali tidak ada gejala alergi, anak tetap memiliki kemungkinan alergi sekitar 5-15%.
Selain faktor genetik, lingkungan yang tidak bersih, polusi udara, dan penyakit tertentu juga bisa menjadi faktor alergi.
Pentingnya Mengetahui Alergen Si Kecil
Gejala alergi yang muncul pada tiap anak bisa berbeda-beda. Mulai dari ringan, yang berupa gangguan pada kulit, hingga gangguan pada sistem pencernaan.
Dalam kasus yang jarang, reaksi alergi bahkan bisa berakibat fatal dan mengancam nyawa penderitanya, yang disebut anafilaksis. Kondisi ini menyebabkan penderitanya mengalami gejala sesak napas, hingga hilangnya kesadaran. Kondisi ini sangat membutuhkan penanganan medis sesegera mungkin.
Karena itu, penting untuk mengenali jenis alergen yang memicu timbulnya gejala alergi pada si kecil, seperti debu, gigitan serangga, bulu hewan, atau jenis makanan tertentu. Dengan mengetahuinya, bunda bisa menghindari terjadinya alergi pada si kecil.
3 Langkah Cegah Alergi pada Anak
Hingga saat ini, alergi belum bisa disembuhkan. Maka, selain pentingnya mengetahui faktor dan sumber alergen si kecil, ada tiga cara yang perlu diketahui untuk cegah alergi pada anak, seperti berikut.
1. Deteksi risiko alergi pada anak
Langkah utama yang bisa dilakukan untuk cegah alergi pada anak adalah dengan mengetahui seberapa besar risiko si kecil terkena alergi.
Seperti yang diketahui sebelumnya, seorang anak berisiko terkena alergi apabila kedua orangtuanya memiliki riwayat alergi atau penyakit terkait alergi, seperti asma, eksim atopik, dan rhinitis atopik.
Jika salah satu dari Parents memiliki alergi, Anda bisa memastikannya dengan membawa si kecil menjalani tes alergi. Untuk langkah mudah menghitung potensi alergi si kecil, bisa langsung klik cekalergi.com. Dengan begitu, risiko alergi bisa dideteksi sejak dini dan dicegah.
2. Memberikan MPASI secara bertahap
Dikutip dari laman Klikdokter, identifikasi alergi makanan amatlah penting dilakukan bagi anak yang baru memasuki masa MPASI.
Ketika memberikan jenis makanan baru, lakukanlah secara bertahap. Berikan satu jenis makanan baru, lalu tunggu setidaknya 3 hingga 5 hari sebelum menambahkan jenis makanan baru lainnya pada minggu selanjutnya. Perhatikan apakah ada reaksi alergi setelah si kecil mengonsumsi makanan tersebut.Hal ini bisa Anda lakukan secara bertahap dan bergantian hingga semua makanan pemicu alergi Anda perkenalkan.
Hindari memberikan beberapa jenis makanan baru secara bersamaan karena apabila timbul reaksi alergi, akan sulit diidentifikasi jenis makanan mana yang memicu alergi.
Baca juga: Ayo Deteksi Dini Alergi Pada Anak
3. Baca label kemasan sebelum dikonsumsi anak
Label makanan pada suatu produk berisi banyak sekali informasi mengenai kandungan dalam produk tersebut. Jadi, dengan membaca label makanan, informasi mengenai kandungan bahan penyebab alergi dapat diketahui sebelum mengonsumsi makanan tersebut.
Perhatikan bagian penjelasan produk pada kemasan depan, daftar komposisi makanan, serta informasi mengenai adanya senyawa alergen dalam produk tersebut.
Nutrisi Juga Penting
Alergi juga dapat memengaruhi tumbuh kembang anak. Selain ketiga langkah di atas, Bunda juga perlu memberikan nutrisi yang tepat agar tumbuh kembangnya pun tidak terganggu.
Morinaga Chil Kid Soya MoriCare Triple Bifidus bisa menjadi nutrisi untuk mendukung tumbuh kembang anak, khususnya bagi si kecil yang memiliki alergi susu sapi, intoleransi laktosa, atau galaktosemia. Selain itu, Morinaga Chil Kid Soya MoriCare Triple Bifidus juga mengandung nutrisi pendukung perkembangan otak & daya pikir yang lengkap untuk membantu dukung perkembangan kecerdasan: DHA & AA, omega 3&6, fosfolipid, kolin, zat besi.
Morinaga Chil Kid Soya MoriCare Triple Bifidus dan Morinaga Chil Kid P-HP MoriCare Triple Bifidus merupakan pertama dan satu-satunya formula susu alergi di Indonesia yang mengandung nutrisi sinbiotik (probiotik dan prebiotik) dengan 3 strain Bifidobacteria (Bifidobacteria longum BB536, Bifidobacteria breve M-16V dan Bifidobacteria infantis M-63) yang terbukti secara klinis dapat menurunkan gejala alergi pada si kecil seperti ruam pada kulit, batuk, pilek, dan asma pada saluran napas; mual dan muntah pada pencernaan.
Morinaga Chil Kid Soya MoriCare Triple Bifidus mendukung Tumbuh Kembang Optimal si Kecil yang Alergi Susu Sapi dengan 100% protein kedelai berkualitas tinggi yang tidak mengandung protein susu sapi dan laktosa. Difortifikasi dengan metionin dan sistin, sehingga memiliki nutrisi protein yang setara dengan protein susu sapi.
Tumbuh kembang si kecil harus terjaga. Itu sebabnya, penting untuk Bunda cegah terjadinya alergi pada si kecil agar tumbuh kembangnya tetap optimal.