Sentuhan dan belaian seorang Ibu pada dasarnya sangat dibutuhkan bayi. Tak hanya memberikan kehangatan, namun juga ketenangan dan kedekatan antara Ibu dan anak. Pijat bayi merupakan salah satu aktivitas yang bisa memenuhi kebutuhan ini. Sudah tahu bagaimana cara pijat bayi yang benar?
Seperti yang kita ketahui, bonding antara Ibu dan anak mulai perlu dibentuk sedini mungkin. Bahkan dimulai saat janin masih di dalam kandungan. Setidaknya, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa bayi sudah belajar mengenai perasaan Ibu salah satunya melalui sentuhan Ibu sejak dalam kandungan.
Berbagai penelitian juga membuktikan jika bonding antara Ibu dan anak sangat penting untuk membangun keterikatan antara Ibu dan anak di kemudian hari sehingga tercipta hubungan yang harmonis.
Sayangnya, tidak sedikit orang tua yang memiliki anak remaja mengeluhkan kalau kedekatan ini tidak dirasakan. Banyak anak remaja yang kemudian menjaga jarak dengan orang tua. Padahal, kedekatan dengan buah hati merupakan salah satu keinginan semua orang tua. Benar bukan?
Untuk itulah boding antara orang tua dengan anak perlu dipupuk dan dimulai sejak janin dalam kandungan bahkan sampai anak tumbuh dewasa. Sebab, sentuhan Ibu kepada anak sebenarnya tidak memiliki batasan usia.
Pada dasarnya, ketika bersentuhan seperti membelai, mengusap kepala, atau berpelukan, Ibu dan anak akan melepaskan hormon oksitosin. Hormon inilah yang kemudian membuat anak terhubung dengan Ibu sehingga membentuk ikatan yang kuat antara anak dan Ibu.
Kelak saat anak tumbuh remaja, ia bisa menganggap kita, orang tuanya sebagai sosok yang bisa dipercaya, tempat yang nyaman untuk menumpahkan perasaannya.
Pijat Bayi, Salah Satu Stimulus yang Bisa Membangun Bonding
Kamis (30/9/21) kemarin, theAsianparent ID bersama NIVEA Creme baru saja melangsungkan sesi zoom live berjudul “Manfaat Bonding, Pijat Bayi, dan #SentuhanIbu pada Bayi”. Pijat bayi merupakan salah satu stimulus yang bisa diberikan orang tua pada buah hatinya.
Dalam sesi zoom class yang ikuti lebih dari 300 Bunda dari komunitas theAsianparent, Registered Midwife, Pre & Postnatal Fitness Trainer Azani Fitria, yang akrab disapa Bidan Ani menerangkan bahwa pijat bayi merupakan satu satu aktivitas yang tidak boleh dilewatkan. Bidan Ani pun memaparkan bagaiman cara pijat bayi yang benar.
Selain bermanfaat untuk kesehatan, faktanya pijat bayi memang menjadi salah satu stimulus yang bisa membangun kedekatan emosi atau bonding antara orang tua dan anak. Pemijatan itu pun bisa dilakukan sejak dini, dimulai sejak 0-1 bulan, hingga anak anak tumbuh besar.
Bidan Ani mengingatkan bahwa salah satu cara pijat bayi yang benar yang perlu diperhatikan memang perlu disesuaikan dengan usia bayi. Di mana untuk awal bisa dimulai dengan membeberikan sentuhan atau usapan halus yang lembut.
Lebih lanjut, Bidan Ani menjelaskan cara pijat bayi yang benar pada bayi usia 0-12 bulan. Apa saja?
Cara Pijat Bayi yang Benar, Ini yang Perlu Diperhatikan
- Bayi cukup bulan sebenarnya sesegera mungkin setelah bayi stabil. Untuk bayi kurang bulan harus diperiksa terlebih dahulu oleh tenaga kesehatan apakah sudah dapat diberikan pijat bayi atau tidak.
- Hindari memijat setelah minum susu/makan
- Jangan memijat bayi saat bayi lapar
- Tunda saat bayi menunjukkan tanda-tanda enggan untuk dipijat
- Hindari membangunkan bayi dari tidur hanya untuk dipijat
- Bayi yang sakit sebaiknya dikonsultasikan dulu ke tenaga kesehatan untuk dipastikan apakah memerlukan perawatan khusus atau tidak.
Agar proses pemijatan nyaman dan aman, Bidan Ani juga mengingatkan agar orang tua bisa memilih waktu yang tepat.Jangan melakukan pijat bayi ketika bayi sedang rewel, atau dalam kondisi lapar atau terlalu kenyang.
“Sebelum memulainya juga jangan lupa cuci tangan dan lepaskan perhiasan agar tidak mengganggu atau melukai bayi. Siapkan juga peralatan yang dIbutuhkan, mulai dari NIVEA Creme, handuk, popok bersih, dan pakaian, tempat yg nyaman untuk memijat. Pastikan ruangan hangat dan pencahayaan tidak terlalu terang,” tegasnya.
Tahapan dan Cara Pijat Bayi yang Benar
Selanjutnya, Bidan Ani juga mengingatkan bahwa ada beberapa tahapan yang perlu dipahami oleh Parents saat melakukan pemijatan bayi.
-
Cara Pijat Bayi yang Benar, Awali dengan Komunikasi
Langkah awal untuk melakukan pemijatan, jangan lupa untuk minta izin pada si Kecil dulu, ya. Parents bisa mengatakan, “Sayang, Bunda/ Ayah izin mau pijat badan kamu dulu. Selain itu, pastikan bayi kondisi rileks dan melakukan di area dengan suhu nyaman.
-
Pijat Area Telapak Kaki
Awali dengan memijat area kaki lebih dulu. Ibu bisa oleskan baby oil atau NIVEA Creme di telapak tangan, kemudian dibalurkan dan pijat area kaki. Gunakan pijatan yang lembut, mulai dari tumit hingga ujung kaki
-
Tungkai Kaki
Kemudian, lakukan sapuan halus panjang pada kaki bayi, pijat dari pergelangan kaki, hingga paha dan di atas pinggul, Pijat kedua kaki, satu per satu, dan hindari area genital.
-
Pijatan Area Dada
Selanjutnya, Parents bisa mulai pijat tubuh bagian atas. Mulai lakukan sapuan atau pijatan lembut dari arah bahu atau bagian lengan ke arah dada.
-
Pijat Lengan
Mulai dengan membelai dari bahu ke bawah menuju pergelangan tangan.
-
Cara Pijat Bayi yang Benar di Area Perut
Pijat dengan gerakan melingkar searah jarum jam. Jika bayi gelisah, lanjutkan ke langkah berikutnya. Hindari memijat area pusar jika tali pusat bayi belum sembuh. Jangan menekan area antara puting dan perut.
-
Area Wajah
Wajah merupakan salah bagian tubuh bayi satu yang bisa dipijat. Saat memijat, gunakan bantalan jari, usap dari tengah dahi ke arah luar wajah dan pipinya
-
Punggung Bayi
Pijatan berikutnya bisa dilakukan di area punggung bayi. Mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan sapuan panjang. Sebelum memulai, pastikan kondisi bayi masih dalam keadaan nyaman.
Pijat bayi ini memang sangat dianjurkan bisa dilakukan sendiri oleh ayah ataupun ibu, Sebab, orang tua lebih peka terhadap isyarat bayi sehingga stimulasi yang diberikan pun bisa sesuai dan lebih menbangun kedekatan.
Tak mengherankan jika pijat bayi ini sangat dianjurkan bisa dilakukan pada bayi sehat sedini mungkin, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menyebutkan kalau pijat bayi tergolong aman. Namun, memberikan pijat kepada bayi yang belum cukup bulan atau prematur tentunya berbeda tentu saja berbeda.1 Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pijat bayi tergolong aman dan belum ada laporan kasus yang berbahaya. Namun, memberikan pijat kepada bayi cukup bulan dan prematur tentunya berbeda. Maka itu, ketahui penjelasan tentang boleh atau tidaknya pijat bayi prematur lewat ulasan berikut ini.1
Hal ini juga disampaikan oleh Bidan Ani, ia mengatakan sebenarnya pijat pada bayi prematur juga memiliki banyak manfaat. Mulai dari meningkatkan frekuensi menyusu, membuat bayi tidur lebih nyenyak, dan tentu saja menguatkan batin antara bayi dan orang tua.
Di balik banyaknya manfaatnya, Bidan Ani juga menyarankan agar Ibu lebih dulu melakukan konsultasi dengan dokter spesialis anak yang merawat si kecil, memastikan boleh atau tidaknya pijat bayi dilakukan pada bayi prematur.
Tessa Indira Putri selaku Brand Manager NIVEA Body & Creme juga menambahkan bahwa, peran NIVEA Creme di sini, selain menjadi produk terpercaya bagi Ibu saat memberikan sentuhan untuk buah hatinya, NIVEA Creme juga membantu menutrisi kulit bayi agar tetap lembap.
“Tak hanya melembabkan kulit, NIVEA Creme juga meningkatkan daya tahan kulit (skin barrier), melindungi dari faktor eksternal, termasuk melindungi kulit sensitif dari iritasi dan melembutkan kulit bayi,” tegas Tessa Indira Putri.
Dengan program Sentuhan Ibu ini, Tessa juga berharap jika banyak orang tua yang sadar pentingnya membangun bonding dengan anak, dimulai dengan sentuhan lewat pijatan karena bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, secara kognitif maupun sosial.
Jadi, sudahkah memberikan #SentuhanIbu pada anak hari ini?
Referensi:
- IDAI. Stimulasi Pijat: Keamanan dan Manfaat. Diakses melalui: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/stimulasi-pijat-keamanan-dan-manfaat