Memuji anak atas prestasi yang ia capai adalah hal yang lumrah dilakukan oleh orangtua, tapi Anda perlu berpikir ulang tentang bagaimana cara Anda memuji anak. Karena hal ini berpengaruh terhadap pola pikir anak yang menentukan sukses tidaknya ia di masa depan.
Dilansir dari situs smartparenting.com, Carol Dweck Ph.D melakukan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa cara kebanyakan orangtua memuji anak mereka membuat anak memiliki pola pikir yang salah terhadap proses belajar.
Pola pikir fixed mindset
Pola pikir yang disebut fixed mindset (pola pikir tetap) oleh Carol Dweck membuat anak merasa bosan di sekolah atau bahkan tidak merasa tertarik saat mereka harus mengeluarkan usaha lebih keras untuk melakukan sesuatu.
Dweck menjelaskan bahwa dengan pola pikir yang tetap ini anak akan menganggap bahwa jika seseorang dilahirkan dengan kecerdasan maka mereka tidak perlu bersusah payah untuk belajar agar bisa sukses di sekolah.
Sayangnya, anak dengan pola pikir seperti ini juga menganggap bahwa tujuan mereka di sekolah adalah terlihat pintar setiap saat apapun caranya. Mereka benci terlihat bodoh sehingga mereka akan menghindari tugas-tugas yang tidak mereka kuasai sehingga membuat mereka terlihat kurang cerdas.
“Mereka percaya jika kau butuh usaha untuk melakukan sesuatu, itu artinya kau tak memiliki cukup kemampuan,” ujar Dweck. “Ini adalah salah satu kepercayaan yang buruk, aku yakin inilah alasan mengapa banyak sekali murid yang tidak memenuhi potensi terbesar mereka.”
Pola pikir growth mindset
Lebih lanjut, Dweck menyatakan orangtua juga menginginkan anaknya memiliki pola pikir dewasa yang disebut growth mindset. Pola pikir ini berakar dari keyakinan bahwa kepintaran diperoleh dan dikembangkan dari gabungan usaha, kerja keras, dedikasi, pembelajaran dan pengajaran dari pihak lain.
Anak-anak yang memiliki pola pikir dewasa percaya seseorang harus bekerja keras jika ingin mendapatkan sesuatu. Seorang anak yang memiliki pola pikir ini akan berusaha selalu belajar di setiap waktu tak peduli apapun.
Anak dengan pola pikir dewasa juga meyakini bahwa kerja keras membuat kemampuan mereka semakin aktif dan kegagalan adalah proses alami dari sebuah pembelajaran. Mereka tidak bersembunyi atau lari dari masalah saat membuat kesalahan, kecuali anak-anak yang memiliki fixed mindset.
Penelitian Dweck ini juga menunjukkan bahwa pujian dari orang tua adalah faktor terbesar yang memengaruhi kedua pola pikir ini.
Sayangnya, kebanyakan orangtua tidak menyadari bahwa cara mereka memuji anak malah menempatkan anak pada pola pikir fixed mindset. Hal ini terjadi ketika Anda memuji hasil akhir dari apa yang dilakukan anak tanpa memuji usahanya, atau sekedar memuji bahwa dia anak pintar.
Akibatnya, anak dengan fixed mindset akan menghindar saat menemui tantangan yang ia pikir takkan bisa ia lewati, atau menemui hal yang ia tahu diluar kemampuannya.
Anak akan memiliki growth mindset jika kita memuji usaha dan kerja keras atas hasil yang ia raih, menghargai apa yang ia lakukan demi mendapat prestasi tersebut. Anak dengan pola pikir ini akan selalu tangguh menghadapi tantangan apapun karena mereka percaya, dengan kerja keras apapun bisa mereka raih.
Berikut ini adalah cara memuji anak agar ia memiliki growth mindset dan menjadi orang yang sukses di masa depan dengan kerja keras.
1. Pujilah proses atau strategi yang ia lakukan dibandingkan hanya memuji hasil akhirnya saja
Dibandingkan hanya memuji nilai mereka saat anak Anda menjadi ranking pertama, cobalah untuk memuji bagaimana mereka bekerja keras untuk belajar siang dan malam demi mendapat predikat tersebut.
2. Pujilah kerja kerasnya, bukan orangnya
Saat anak Anda membuat sebuah lukisan atau gambar, jangan katakan bahwa ia adalah seniman yang hebat. Tapi pujilah kerja kerasnya dalam membuat gambar tersebut sehingga bisa menjadi terlihat indah.
3. Pujilah tindakan tertentu dari anak bukan hanya perilakunya secara keseluruhan
Tentunya Anda sudah mengajari anak Anda bagaimana cara mereka berperilaku di depan tamu atau di depan orangtua. Saat anak Anda bersikap manis dan baik di depan tamu, pujilah ia atas tindakan tertentu yang ia lakukan, bukan hanya perilaku baiknya secara keseluruhan.
Dibandingkan berkata, “Ibu bangga kau bersikap baik hari ini.”
Katakanlah seperti ini, “Ibu bangga padamu karena kau meminta ijin dengan sopan untuk mengambil makanan di depan tamu tadi.”
4. Memuji anak secara deskriptif dan jangan segan memberi evaluasi
Saat anak Anda menunjukkan gambar yang ia buat, jangan hanya mengatakan “Wow, gambarnya bagus.”
Katakanlah seperti ini, “Wah, gambar hewannya detil sekali seperti hidup.”
Atau tanyakan bagaimana cara ia menunjukkannya. Tentunya Bunda harus meluangkan waktu lebih banyak untuk ini, tapi jika Bunda ingin anak tumbuh dengan pola pikir growth mindset, hal ini sangat sepadan.
5. Buat sebuah observasi yang positif, dan cobalah untuk tidak mengritik anak
Saat anak Anda pertamakali belajar melakukan sesuatu seperti mengikat tali sepatunya sendiri. Buatlah sebuah observasi positif, jangan bergegas membantunya, biarkan dia melakukan sendiri.
Bila dia gagal, jangan mengritiknya. Katakan, “Kau sudah hampir bisa melakukannya, tinggal sedikit lagi.”
Bila dia berhasil jangan katakan, “Kerja bagus.” Tapi katakanlah, “Wah kau berhasil mengikat tali sepatumu sendiri.”
Jika Anda ingin anak Anda memiliki pola pikir dewasa, kuncinya adalah jujur dengan tidak menutupi kekurangan atau malah berlebihan dalam memuji. Tujuan Anda adalah untuk menanamkan pola pikir pada anak bahwa mereka mampu untuk mempelajari apapun yang mereka mau.
Dengan begitu, anak akan menyadari bahwa mereka harus bekerja keras jika ingin mencapai suatu prestasi yang mereka inginkan. Setelah berhasil melakukannya, mereka juga akan memiliki tambahan pelajaran hidup.
Anak-anak dengan growth mindset memiliki kemungkinan lebih besar untuk sukses saat mereka dewasa, karena mereka percaya pada semua kemungkinan dan tak menyerah saat melihat adanya rintangan.
Jadi Bunda, mulai sekarang cobalah cara berbeda untuk memuji anak Anda. Agar mereka selalu yakin pada kemampuan mereka untuk mengalahkan semua tantangan dan meraih apa yang mereka inginkan.
Anda sebagai orangtua juga akan merasa bangga saat anak menjadi sukses dengan memaksimalkan potensi terbesarnya berkat dukungan dari Anda sejak ia berusia dini.
Baca juga:
Anak Tidak Sukses Umumnya Karena 8 Kebiasaan Orangtua Berikut