Anak mencuri, cara orangtua ini menghukum anaknya patut dicontoh
Lihat cara orangtua ini memberikan pelajaran berharga untuk anak yang ketahuan mencuri.
Jika melihat anak melakukan kesalahan, apa yang akan Parents lakukan? Apakah cara menghukum anak dengan memarahi, berteriak atau bahkan malah memukul mereka?
Ketahuilah, bahwa sebenarnya cara menghukum anak tidak perlu emosi dan bisa menghemat semua energi sekaligus bisa mengajarkan pelajaran berharga pada anak ketika mereka melakukan kesalahan di luar batas.
Meskipun mungkin akan terasa sulit mengendalikan amarah, tapi apa yang dilakukan orangtua dari anak lelaki Tionghoa yang mencuri dari neneknya ini bisa dijadikan pelajaran penting. Cara orangtua ini memberikan pelajaran bagi sang anak bisa kita contoh.
Bocah di Cina mencuri dari neneknya untuk membeli game online
Sejumlah laporan menunjukkan tidak sedikit anak-anak yang akhirnya mencuri atau mengambil uang orangtuanya untuk membeli games favoritnya, atau sekadar ingin menyaksikan video streaming berbayar. Setidaknya hal ini telah dilaporkan oleh South China Morning Post.
Dan hal inilah yang telah dilakukan Hang Hang, bocah lelaki berusia sembilan tahun, dua minggu lalu.
Orangtua Hang Hang menemukan, secara diam-diam anaknya menggunakan ponsel neneknya untuk membeli fitur game online. Dia memanfaatkan akun WeChat Pay milik neneknya untuk melakukan pembelian game di dalam sebuah aplikasi. Bahkan ia telah menghabiskan sekitar 2.000 yuan (US $ 290 atau sekitar Rp4 juta).
Saat mengetahui perbuatan buruk anaknya, orangtua sang bocah sangat marah. “Reaksi pertama saya tentu saja merasa sangat marah dan saya merasa ingin menamparnya,” kata ibu Hang Hang.
Namun ia menyadari bahwa bentuk marah dengan cara demikian sebenarnya tidak berefek baik. Pada akhirnya ia pun mencari cara menghukum anak yang berbeda dan dirasa lebih efektif.
Dalam kasus seperti itu, kebanyakan orangtua akan memilih untuk mencari cara untuk mengembalikan dana dari operator games atau situs web. Namun, langkah ini tidak dilakukan oleh orangtua Hang Hang. Mereka memutuskan bahwa ada pelajaran penting yang harus diterima anaknya.
Untuk memperbaiki kesalahannya, mereka pun akhirnya meminta Hang Hang untuk mengumpulkan kardus, koran dan botol untuk didaur ulang. Orangtuanya merasa ini adalah cara menghukum anak yang paling tepat.
Upaya-upaya ini dilakukan agar Hang Hang memahami nilai uang. Bagaimana seseorang harus lebih dulu bekerja keras untuk mendapatkan uang. Orangtua ingin Hang Hang bisa melihat betapa sulitnya menghasilkan 2.000 yuan.
Perubahan positif pada anak yang mencuri dari nenek
Selama dua minggu terakhir, Hang Hang menghabiskan waktu luangnya bersama ibunya untuk mengumpulkan barang daur ulang, seperti kardus, kertas dan botol dari rumah tetangga-tetangganya dan kemudian menukarnya dengan uang.
Bahkan ia tetap harus melakukannya di hari libur. Bagi orangtuanya, tidak ada pengecualian untuk anak berusia sembilan tahun. Dikatakan oleh ibu Hang Hang, bahwa kini putranya semakin mahir dalam pekerjaannya.
Pelajaran seperti ini tentu saja tidak mudah untuk dilakukan, bahkan membutuhkan waktu satu tahun untuk membayar kembali uang yang telah dicuri olehnya. Namun Hang Hang justru bertekad untuk melakukannya sampai akhir.
Setelah mengalami perjuangan mengetahui bahwa mencari uang tidaklah mudah, Hang Hang pun akhirnya mengakui bahwa dirinya tidak akan pernah mau mencuri uang lagi.
Selain itu, ia juga berharap dapat mengumpulkan barang yang bisa didaur ulang lebih banyak setiap harinya. Dengan begitu, ia dapat melunasi utangnya lebih cepat.
Bahkan, ketika Hang Hang tidak di sekolah, dia mengumpulkan dan menyortir sampah dan mengubahnya menjadi uang. Dia bilang dia tidak akan membuat kesalahan yang sama lagi.
Melihat apa yang dilakukan Hang Hang, banyak masyarakat termasuk warganet yang membaca kisahnya di sosial media memberikan apresiasi pada orangtuanya.
“Jika ada lebih banyak orangtua seperti ini, Cina tidak akan memiliki begitu banyak ‘kaisar kecil,’” ungkap salah salah seorang pengguna Weibo. Komentar ini memang mengacu pada generasi anak-anak yang dianggap sangat manja di Cina.
Memang, upaya orangtua Hang Hang telah membuahkan hasil. Dan ini menunjukkan bahwa kreativitas sebenarkan sangat diperlukan untuk mendidik anak-anak. Selain itu, seringkali keputusan marah bahkan melakukan kekerasan fisik pada anak-anak sebenarnya tidak memecahkan masalah.
Anda ingin anak-anak belajar sesuatu yang berharga dari kesalahan yang mereka lakukan? Jika ya, Anda sebenarnya bisa melakukan beberapa hal, apa saja?
-
Jadilah contoh yang baik, berikan perhatian dan fokus pada perilaku positif
Kadangkala, orangtua cenderung berfokus pada hal-hal negatif yang dilakukan anaknya. Bukan hal positif. Untuk itu, tidak ada salahnya untuk mulai mengubah cara pandang.
Adalah normal untuk memerhatikan perilaku negatif anak daripada berfokus pada yang baik. Tetapi, sebagai orangtua, kita tentu saja bisa membantu anak-anak dengan mulai memerhatikan perilaku positif.
-
Berikan pujian namun tak perlu berlebihan
Jika memang perilaku anak dirasa sangat bermanfaat, menyenangkan, dan baik hati, tak ada salahnya untuk memberikan pujian. Tapi ingat, tak perlu berlebihan.
Tekankan bahwa Anda menghargai perilaku positif yang dilakukan anak, kemudian ekspresikan melalui pelukan dan pujian lisan. Bahkan sesekali merayakan dengan menikmati es krim bisa sangat menyenangkan!
Kemudian, jangan lupa untuk membuat aturan yang telah disepakati bersama dan lakukan secara konsisten.
-
Tak perlu ‘mengagungkan’ anak
Kadang sebagai orangtua, kita sering kali mengagungkan anak. Apa yang diinginkan anak selalu berusaha untuk dipenuhi, padahal hal ini tidak perlu dilakukan. Anak pun perlu dilatih untuk merasa kecewa dan sedih.
Anak perlu belajar memahami bahwa tidak semua keinginannya bisa dipenuhi. Jika anak terbiasa menjadi raja dan ratu, sampai besar tentu saja tidak bisa mengendalikan emosinya dan selalu berusaha mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan cara tidak tepat.
Jadi bagaimana, semoga setelah ini kita sebagai orangtua bisa mencari cara menghukum anak dengan lebih bijak, dan tentunya lebih kreatif.
Disadur dari artikel Jia Ling theAsianparent Singapura
Baca juga :
Tips Parenting: 5 Cara Mendisiplinkan Anak Tanpa Harus Memukul