Merasa insecure (merasa tidak aman), takut kehilangan, minder, yang dialami oleh suami kadang membuat ia jadi galau. Karena Anda sudah resmi menjadi istrinya, maka Anda juga harus berusaha keras untuk mengurangi kegalauan dirinya agar pernikahan Anda baik-baik saja.
Rasa tidak percaya diri yang dialami suami bisa berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari kondisi fisik, finansial, dan mentalnya. Faktor eksternal berasal dari lingkungan pergaulan dan hal lainnya yang membuat ia cemas.
Barangkali, suami merasa “kalah” dalam hal seks, keuangan, maupun kedudukan sosial dengan Anda. Atau bisa jadi juga, ia merasa cemburu, atau hal lain yang membuat ia cemas.
Kegalauan yang dialami oleh suami biasanya berawal dari rasa ketidakpercayaan dirinya sendiri. Apalagi jika secara fisik, finansial, dan psikologis, kondisinya tidak sebaik yang dulu.
Ada perasaan khawatir akan ditinggalkan, perasaan merasa bersalah karena tidak cukup “hebat” dalam banyak hal, maupun perasaan bahwa ia tak cukup “pantas” bersama Anda.
Anda dapat membantu suami mengurangi kegalauan dan rasa tidak percaya dirinya dengan cara berikut:
1. Minta ia berhenti untuk berimajinasi soal kemungkinan terburuk
Dalam pikiran orang insecure, segala macam kemungkinan buruk yang akan terjadi pada dirinya, yang akan dilakukan oleh pasangannya, maupun yang terjadi dalam rumah tangga. Sekalipun ia tahu bahwa apa yang ada di pikirannya adalah hal negatif, ia tetap tak bisa menghilangkan pikiran itu.
Minta ia untuk menuliskan semua pikiran buruk yang ada di imajinasinya. Simpan rapat-rapat kertas tersebut dalam sebuah toples transparan sambil katakan padanya bahwa kekhawatirannya sudah disimpan rapat-rapat.
Kemudian, ajaklah bicara mengenai apa yang saat ini sedang terjadi di antara kalian, bukan untuk membahas masa lalu, bukan untuk membicarakan hal yang belum terjadi di masa depan. Tapi benar-benar membicarakan yang saat ini sedang terjadi.
Jangan lupa untuk menggenggam tangan maupun memeluk suami erat-erat. Katakan padanya berulang kali bahwa Anda ada di sini, bersamanya dalam suka dan duka. Anda tak akan meniggalkannya apapun yang terjadi.
2. Bersikap tenang atas segala ketidakpastian
Meyakinkan suami bahwa Anda akan selalu mendukungnya bisa jadi usaha yang sulit. Apalagi jika ia sudah terlarut dengan perasaan galaunya.
Katakan padanya bahwa di dunia ini, segala sesuatu memang tidak pasti. Ia perlu mengingat bahwa kondisi sebelum menikah, di awal pernikahan, dan di masa depan akan berbeda.
Jika ia bisa memikirkan kondisi tidak pasti itu dengan kemungkinan terburuk, maka ingatkan dia bahwa ada kemungkinan terbaik juga. Mewujudkan datangnya kemungkinan terbaik dalam hubungan kalian.
Terlalu memikirkan ketidakpastian dari sisi negatif hanya akan menimbulkan keraguan. Keraguan tersebut jika berkembang akan menimbulkan kecemasan yang akan berujung pada rasa galau berkepanjangan.
3. Berikan ruang untuknya
Hubungan pernikahan kalian butuh “udara segar”. Sebagai pasangan, tak masalah jika kalian memberikan waktu untuk diri sendiri agar sama-sama berpikir. Siapa tahu, saat habiskan waktu sendiri tersebut, akan timbul rasa kangen seperti di awal pernikahan dulu.
4. Berhenti “membaca pikiran”
Hentikan berasumsi macam-macam tentang apa yang diperbuat oleh pasangan. Ini berlaku untuk suami maupun Anda sendiri.
Mulailah bertanya dan saling bicara agar segalanya jelas dan tanpa prasangka. Kebiasaan membaca pikiran akan membuat kesalah pahaman dan rasa galau bertambah.
berhenti membaca pikiran memang bukanlah hal yang mudah. Selalu dampingi ia mengurangi kegalauan dalam dirinya dengan mengingatkannya soal ini.
5. Berhenti untuk membanding-bandingkan dengan pasangan di masa lalu
Apakah suami orang yang sering bertanya, “Dulu kamu melakukan hal ini juga ya ke pasanganmu?” atau, “dulu kamu gimana sama pasanganmu?”
Bisa jadi ia memang penasaran dengan cara Anda menjalin hubungan dengan pasangan Anda di masa lalu. Namun, katakan padanya bahwa dari semua lelaki, Anda memilihnya dan Ia memilih Anda.
Jika hubungan yang lama sudah berakhir, berarti memang hubungan tersebut tak memiliki kecocokan. Katakan padanya, bahwa hubungan di masa lalu sudah menjadi masa lalu dan Anda merasa lebih baik menjalani masa kini dan masa depan bersama suami yang sekarang.
Setiap kali ia berusaha untuk membandingkan dirinya dengan orang lain, cegahlah ia dengan kata cinta termanis dari Anda. Karena bisa jadi, secara tak sengaja suami yang sedang insecure itu ikut membuka luka lama Anda yang sudah ditanam dalam-dalam.
Anda juga perlu menjaga perasaan diri sendiri sambil berusaha mengurangi kegalauan dirinya, bukan?
6. Memikirkan kepastian yang ada di dalam diri sendiri
Dari segala yang tidak pasti, selalu ada hal yang merupakan kepastian dalam hubungan Anda dan Suami. Katakan pada suami bahwa saat ini, Anda sudah bersamanya, memilihnya, berbahagia dengannya, dan berjuang bersamanya.
Untuk mengurangi kegalauan, tak perlu memikirkan hal-hal lainnya lagi. Kebahagiaan dan rasa aman dalam hubungan itu patut diperjuangkan.
Ingatkan padanya bahwa hal itu tidak dapat didapatkan secara instan. Butuh perjuangan bersama untuk menggapainya.
7. Fokus pada hal yang baik
Orang yang sedang galau dan insecure selalu melihat sesuatu dari hal-hal yang tidak berjalan dengan baik. Ada rencana yang tertunda, ada hal-hal yang gagal, segala sesuatunya tak berjalan sesuai dengan bayangannya.
Suami akan lupa bahwa ada hal baik di dirinya saat ini yang membuat keadaan bertambah baik. Ingatkan ia tentang jasa suami pada Anda hingga Anda bisa jadi istri dan ibu yang bahagia saat ini untuk mengurangi kegalauan di dalam dirinya..
Pernikahan adalah usaha bersama yang harus diperjuangkan bersama. Jika salah satunya down yang lain wajib menyemangatinya. Tidak mungkin pernikahan berjalan dengan baik hanya dengan usaha satu pihak semata.
Baca juga:
Sekalipun Tak Mengatakan, Ini 3 Hal yang Diinginkan Suami dari Istrinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.