Anak susah BAB? Simak cara mengatasi konstipasi pada anak

Wajar jika anak sesekali mengalami konstipasi. Namun, tetap saja sedih melihatnya tersiksa ya, Bun? Coba praktekkan tips berikut ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mengalami sembelit memang tidak menyenangkan. Buat orang dewasa, susah BAB sungguh menyiksa, apalagi jika anak-anak yang mengalami. Bagaimana cara mengatasi konstipasi pada anak?

Raka (5) pergi ke kamar mandi karena perutnya mulas ingin BAB. Ia duduk di toilet tapi tidak ada yang terjadi.

Ia menunggu dan menunggu, tetap tidak ada yang keluar meskipun perutnya sudah mulas. Ia mencoba mendorong sekuat tenaga sambil mengerang tapi tetap tidak ada yang keluar.

Badannya sudah berkeringat. Akhirnya, dengan dorongan sekuat tenaga, kotoran yang keras pun keluar.

Raka keluar dari kamar mandi tapi masih merasa tidak nyaman. Ia tahu masih ada yang tersisa di perutnya. Ia mengalami konstipasi dan merasa tersiksa.

Apakah ini terdengar familiar?

Konstipasi pada anak adalah hal yang normal. Namun meskipun begitu, tetap saja merupakan hal yang membuat frustasi bagi si anak dan kita sebagai orang tua.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Konstipasi disebabkan oleh gerakan usus yang keras dan menyakitkan. Setiap anak memiliki kebiasaan BAB yang berbeda-beda.

Normalnya memang sehari sekali, namun 2 atau 3 hari sekali masih di batas wajar. Anda baru bisa mencurigai anak Anda mengalami konstipasi jika ia tidak BAB dalam jangka waktu yang melebihi biasanya. Selain itu perhatikan jika anak mengeluh sakit perut atau kram pada perutnya.

Merupakan hal yang normal jika anak mengalami konstipasi sesekali. Namun jika ia mengalaminya hampir setiap hari selama 2-3 minggu, segera konsultasikan kepada dokter.

Anak bisa mengalami konstipasi karena kekurangan serat, kekurangan cairan, mengonsumsi terlalu banyak susu, atau menahan BAB terlalu lama. Hati-hati ya karena semakin lama kotoran berada di dalam tubuh anak, materialnya akan semakin beracun untuk mereka.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Balita yang merintih ketika mereka BAB merupakan hal normal dan kemungkinan mereka tidak mengalami konstipasi. Bayi yang masih disusui ASI ekslusif juga bisa mengalami berhari-hari tanpa BAB karena ASI dicerna dengan baik di tubuhnya, jadi Bunda tidak usah khawatir.

Bagaimana cara mengatasi konstipasi pada anak?

Cara mengatasi konstipasi pada anak #1: Ubah pola makan anak

Pastikan anak mengonsumsi banyak serat. Kebutuhannya perhari adalah 25 gram.

Tingkatkan asupan buah dan sayur-sayuran. Kacang-kacangan, ubi, jagung, dan tomat mentah adalah sumber serat yang baik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hindari memberi anak makanan yang dapat menyebabkan konstipasi seperti susu sapi, keju, pisang, dan yogurt. Bunda bisa memberi anak susu kedelai karena bisa membantu pergerakan usus.

Cara mengatasi konstipasi pada anak #2: Tingkatkan asupan cairannya

Pastikan anak minum minimal 8 gelas sehari. Anda juga bisa memberinya jus buah.

Cara mengatasi konstipasi pada anak #3: Bergerak aktif setiap hari

Biarkan anak berolahraga atau mencoba olahraga baru. Jika dirasa terlalu berat, bermain secara aktif dengan teman-temannya juga cukup kok.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Cara mengatasi konstipasi pada anak #4: Cek apakah ada pengobatannya yang menyebabkan konstipasi

Jika anak sedang dalam pengobatan tertentu, tanyakan pada dokter anak apakah ada pengobatannya yang menyebabkan konstipasi dan apakah ada alternatif lain jika memungkinkan.

Cara mengatasi konstipasi pada anak #5: Dorong anak untuk memiliki jadwal teratur BAB

Biasakan anak untuk BAB setiap pagi, alih-alih menunggu sampai perutnya mulas.

Jika anak masih sering konstipasi bahkan setelah mengikuti semua saran di atas, sebaiknya konsultasikan pada dokter. Bisa jadi konstipasi tersebut merupakan gejala dari penyakit lain.

 

Artikle disadur dari tulisan Karen Mira di theAsianparent Singapura.

Baca juga:

id.theasianparent.com/cara-mengatasi-sembelit-pada-anak/

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan