Setiap orang tua tentu ingin tahu bagaimana cara mendidik anak hebat hingga menjadi sukses. Namun untuk mendukung si Kecil mengembangkan potensi hebatnya dan tumbuh besar menjadi anak yang hebat memang bukan tugas yang mudah. Apalagi untuk si Kecil yang masuk ke dalam Generasi Alpha.
Apa #kataexpert mengenai generasi Alpha? Bagaimana cara mendidik anak hebat?
Mark McCrindle, seorang peneliti sosial, menyebut si Kecil yang lahir mulai tahun 2010 sebagai Generasi Alpha. Si Kecil yang masuk ke dalam Generasi Alpha dikatakan memiliki kecerdasan yang tinggi dan memiliki potensi tumbuh besar menjadi anak yang hebat.
Mereka hidup sangat dekat dengan internet dan teknologi sehingga ruang, waktu, dan jarak tak lagi jadi batasan dalam hidup mereka. Mams dan Paps mungkin sering melihat betapa cepatnya si Kecil memahami cara mengoperasikan gadget, bahkan kadang keterampilan teknologinya melebihi Mams dan Paps. Tak heran jika Generasi Alpha diprediksi menjadi generasi paling terdidik berkat kemajuan teknologi dan informasi yang dapat mereka akses.
Salah satu contoh Generasi Alpha yang sukses tumbuh menjadi sosok Anak Hebat adalah Rayner Setiawan. Di umur 10 tahun, Rayner sudah menjadi Podcaster Science termuda dari Indonesia. Ia memulai podcast-nya sejak dini, dari usia 5 tahun. Berawal dari kebiasaan Rayner yang sering merekam video seputar sains dan kemudian di-upload ke Youtube, akhirnya ia membuat sebuah Podcast yang diberi nama ScincloPodia. Podcast ini memiliki topik bahasan seputar STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics).
Jika berkunjung ke podcast SciencloPodia milik Rayner, Mams dan Paps bisa melihat bahwa Rayner sangat fasih dan percaya diri ketika mengupas tuntas berbagai pembahasan seputar STEM menggunakan Bahasa Inggris. Tak main-main, bahasan dalam podcast milik Rayner ini tergolong topik ‘berat’ yang tidak umum dibahas anak berusia 10 tahun.
Namun, meski topik dan narasumber podcast milik Rayner tergolong sulit, kecerdasan Rayner membuatnya tak kesulitan mengimbangi pembahasan dari narasumber podcast-nya yang sangat beragam, mulai dari ilmuwan roket hingga ilmuwan biomedis.
Bagaimana Rayner yang bahkan belum beranjak remaja sudah bisa menunjukkan kecerdasan dan potensi hebatnya sejak usia dini? Menurut Rayner yang memiliki ketertarikan terhadap dunia sains, kesukesannya tak lepas dari dukungan orang tuanya sejak ia kecil. Sejak usia dini Rayner ternyata dibiasakan oleh orang tuanya untuk menerapkan proses belajar yang progresif.
Si Kecil tercinta di rumah juga memiliki potensi untuk tumbuh besar menjadi Anak Hebat seperti Rayner, Mams. Cara mendidik anak hebat telah dilakukan orang tua Rayner yang menerapkan metode belajar progresif.
Mams dan Paps juga bisa mendidik si Kecil menggunakan metode belajar ini. Apalagi menurut #kataexpert, anak Generasi Alpha memang lebih cocok belajar menggunakan metode belajar progresif yang sebagai salah satu cara mendidik anak hebat.
Yuk simak penjelasan bagaimana metode belajar ini dapat menggali dan mengasah potensi hebat si Kecil.
Cara Mendidik Anak Hebat
Metode belajar progresif adalah sarana pembelajaran yang memiliki 4 pilar: Child Centered Learning, Personalize Learning, Experiential Learning, dan Collaborative and Cooperative Learning. Yuk, simak penjelasan singkat empat pilar metode belajar progresif yang bisa Mams dan Paps terapkan untuk mendidik si Kecil di rumah tumbuh menjadi Anak Hebat.
1. Child Centered Learning
Pilar ini berhubungan dengan metode belajar dua arah. Tidak seperti metode belajar di sekolah yang lebih banyak satu arah, Child Centered Learning melibatkan anak dalam proses berpikir saat belajar. Dengan menerapkan cara pembelajaran ini, anak jadi memiliki kecintaan untuk belajar dan rasa ingin tahu yang besar, sehingga saat ia tumbuh dewasa ia akan tumbuh menjadi Anak Hebat yang terlatih untuk memecahkan masalah.
Sebagai contoh cara mendidik anak hebat, orang tua Rayner menerapkan metode Child Centered Learning dengan berusaha menumbuhkan minat membaca Rayner dan mengajaknya untuk menceritakan ulang isi dari bacaannya dengan gaya dan bahasanya sendiri.
2. Personalized Learning
Berbeda dengan metode belajar konvensional, dalam metode belajar progresif anak memiliki kebebasan mengeksplorasi berbagai hal yang mereka sukai. Mams dan Paps sebagai orang tua, menyediakan fasilitas yang sudah disesuaikan dengan kemampuan belajar si Kecil.
Pilar kedua metode belajar progresif ini juga diterapkan orang tua Rayner sejak usia dini. Rayner selalu diberikan kebebasan untuk memilih bacaan yang sesuai minatnya. Dengan membebaskan Rayner memilih bahan bacaaan, rasa ingin tahunya justru jadi semakin tinggi dan memotivasinya untuk mempraktikkan apa yang ia baca. Berbekal rasa ingin tahu yang besar, Rayner selalu mencoba untuk terus menambah pengetahuan dan pengalaman yang baru, menjadikannya sebagai long-life learners atau pembelajar sejati.
3. Experiential Learning
Pilar ke-3 dalam metode belajar progresif adalah Experiential Learning. Di mana saat belajar si Kecil lebih diutamakan mengalami langsung atau melakukan eksperimen yang berkaitan dengan hal-hal yang dipelajarinya. Dengan mengajak si Kecil belajar lewat pengalaman yang dialaminya sehari-hari, potensi hebat si Kecil dalam memecahkan masalah juga akan terus terasah.
4. Collaborative and Cooperative Learning
Metode belajar progresif memiliki pilar ke-4 yang mengutamakan pentingnya si Kecil belajar kerjasama sehingga ia memiliki social skill yang baik sejak berusia dini. Mampu berinteraksi dengan orang lain, memiliki empati, percaya diri, dan rasa tanggung jawab tentu merupakan sifat yang penting dimiliki si Kecil agar ia tumbuh menjadi Anak Hebat di masa depan.
Menerapkan metode belajar progresif untuk mendidik si Kecil adalah salah satu cara mendidik anak hebat yang bisa Mams dan Paps lakukan untuk mengasah potensi hebat anak dan mendukungnya tumbuh menjadi Anak Hebat. Dengan metode belajar progresif, Mams bisa terus mendukung si Kecil agar ia #DariBelajarJadiHebat.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.