Cara mendeteksi autisme pada bayi sebaiknya diketahui orangtua agar bisa secara cepat dan tepat melakukan penanganan. Bunda, biasanya gejala awal autisme ini bisa muncul antara rentang usia 6 bulan-1 tahun.
Apakah Bunda sudah mengetahui definisi autisme?
Autism Spectrum Disorder (ASD) atau autisme adalah salah satu kecacatan berbasis neurologis yang memengaruhi keterampilan sosial, komunikasi, hingga perilaku anak. Kondisi ini bisa dideteksi secara dini melalui perilaku dan kebiasaan sejak bayi.
Namun pada beberapa anak memang ada yang tidak memiliki gejala sama sekali karena memiliki fase perkembangan yang normal untuk anak seusianya seperti kemampuan duduk, merangkak, dan berjalan. Namun para ahli memang menyarankan untuk skrining terkait ASD ini pada saat anak berusia 18-24 bulan.
Tanda-tanda autisme pada bayi
Ada beberapa tanda dini autisme pada bayi yang sebaiknya diketahui. Inlah 7 cara mendeteksi autisme pada bayi.
Cara mendeteksi autisme pada bayi #1: Perhatikan kontak mata
Sebagian besar bayi dilahirkan dengan minat bawaan dalam memerhatikan wajah manusia, terutama orang tua dan keluarga mereka. Waspada, bila bayi kurang atau tidak melakukan kontak mata karena bisa jadi tanda dari autisme.
Cara mendeteksi autisme pada bayi #2: Perhatikan interaksi saat diajak bermain
Berbagai hal dalam keseharian bisa juga menjadi salah satu cara Bunda dalam mendeteksi dini. Normalnya, bayi akan tertarik dengan permainan seperti cilukba.
Respon bayi pun biasanya akan lebih beragam, mulai dari tertawa atau melakukan berbagai gerakan yang menunjukkan ketertarikan. Bila anak tidak menanggapi saat usianya menginjak 6-9 bulan, sebaiknya segera konsultasikan pada ahli.
Cara mendeteksi autisme pada bayi #3: Lihat senyum sosialnya
Bayi mengembangkan dua jenis senyuman yakni senyum refleks pada bulan pertama dan senyum sosial pada bulan-bulan berikutnya. Kemampuan senyum sosial pada bayi ini yang bisa menjadi salah satu indikator autisme.
Biasanya seorang bayi dengan kondisi normal akan tersenyum kembali saat orang sekitar tersenyum padanya. Bunda bisa melakukan tes sederhana untuk ini.
Cobalah berekspresi dengan wajah netral, kemudian tersenyum lebar selama beberapa detik. Bunda dapat mencoba tiga atau empat kali. Bayi yang mengalami perkembangan dengan baik biasanya akan tersenyum balik walau tidak setiap kali pengulangan.
Cara mendeteksi autisme pada bayi #4: Coba panggil namanya
Sebagian besar bayi normal akan merespons nama mereka saat Bunda memanggilnya, paling lambat saat usianya 9 bulan. Untuk mengeceknya, coba panggil namanya Bun.
Seorang anak yang mungkin menderita ASD bisa saja tidak menngok saat dipanggil, bahkan setelah diulang beberapa kali. Justru, anak dengan kondisi ini malah akan menanggapi suara lain.
Cara mendeteksi autisme pada bayi #5: Tidak senang mengoceh
Bayi normal lebih suka mengoceh saat diajak bicara atau di awal perkembangan bahasanya. Sebaliknya, bayi dengan autisme lebih sulit mengembangkan kemampuan verbal dan menjadi lebih pendiam.
Cara mendeteksi autisme pada bayi #6: Perhatikan fokusnya
Bayi yang didiagnosis ASD biasanya akan lebih fokus pada hal-hal dan benda-benda yang tidak biasa. Pada umumnya bayi mungkin akan tertarik pada mainan.
Fokus bayi dengan kondisi ini biasanya akan lebih teralihkan pada benda di sekitar seperti pola lantai atau langit-langit serta hal-hal yang tak biasa lainnya.
Cara mendeteksi autisme pada bayi #7: Berikan warna cerah
Memberikan mainan atau sesuatu dengan warna cerah bisa menjadi indikator lain yang digunakan. Pada bayi normal biasanya akan cepat tertarik, mata mereka pun biasanya mengikuti mainan yang digerakkan.
Berbeda dengan penderita ASD, bayi akan lebih cepat kehilangan minatnya walau diperlihatkan mainan dengan warna yang menarik.
Bila Bunda mencuriga hal yang tidak biasa pada bayi Anda, segera berkonsultasi dengan dokter anak ya Bun.
Referensi: Autism Awareness Centre, Healthy Children, Autism Science Foundation
Baca juga:
Anak autis cenderung lebih pintar, penelitian ini membuktikannya