Banyak cara yang dapat Parents lakukan untuk mengurangi sampah. Semua ini bisa dimulai dari rumah, dengan memilah sampah anorganik yang dapat di daur ulang. Sedangkan sampah oranik atau yang berasal dari sampah rumah tangga, dapat Anda ‘disulap’ menjadi pupuk kompos. Nah, sudah tahu bagaimana cara membuat pupuk kompos?
Sebenarnya, cara membuat pupuk kompos tidak sesulit yang kita bayangkan, lho. Pupuk kompos bisa dibuat dengan bahan-bahan yang cukup mudah didapat. Meskipun begitu, membuatnya harus diawali dengan niat dan konsisten agar menjadi kebiasaan yang baik.
Perlu diketahui, pupuk kompos yang terbuat dari sampah organik sangat bagus untuk pertumbuhan tanaman. Jadi, selain dapat mengurangi sampah rumah tangga juga bisa membuat tumbuhan subur.
Berikut ini cara membuat pupuk kompos dari sampah rumah tangga.
Artikel terkait: Ini 3 alasan mengapa tanaman lidah mertua perlu ada di rumah Anda
Cara membuat pupuk kompos dari sampah rumah tangga
1. Siapkan bahan yang diperlukan
Bahan-bahan yang diperlukan adalah:
- Wadah berukuran besar dengan penutup (ember, baskom atau tong)
- Sarung tangan
Bahan yang dibutuhkan:
- Sampah rumah tangga
- Pupuk kandang (bila ada)
- Alumunium foil atau plastik
- Tanah
- Larutan gula
- EM4 (dapat dibeli di toko tanaman hias)
- Air
2. Siapkan sampah organik atau sampah rumah tangga
Beberapa jenis sampah apa yang dapat menjadi bahan pupuk kompos, yaitu sebagai berikut:
- Sampah sisa makanan misalnya, sayur-sayuran hingga daging busuk
- Kertas bekas maupun tisu yang sudah tak terpakai
- Dedauanan serta rumput
- Potongan kayu
- Bumbu dapur kadaluarsa
- Bulu hewan yang rontok
- Debu dari belakang lemari es
- Potongan rambut
- Kotoran hewan peliharaan
Pisahkan terlebih dahulu jenis sampah di atas dengan sampah kering yang masih bisa didaur ulang.
Artikel terkait: Parents, ini tips dari Hamish Daud untuk tumbuhkan kecintaan lingkungan pada anak
3. Siapkan wadah dan campur bahan membuat pupuk kompos
Bila Anda memilih menggunakan wadah baskom, ember atau tong, Anda perlu melubangi bagian bawah di beberapa titik. Kemudian tempatkan wadah di atas sususan batu atau bata agar tidak langsung menyentuh tanah. Tujuannya agar meminimalisir terkena air.
Kemudian, masukkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang telah disiapkan. Lalu, masukkan sampah organik, larutan gula dan EM4, dan pupuk kandang ke dalamnya. Ukuran keduanya bisa disesuaikan dengan ukuran wadah yang digunakan. Setelah itu, tambahkan kembali tanah untuk menutupi sampah organik tersebut.
Jika sudah, siram kembali permukaan tanah menggunakan air secukunya, dan tutup wadah dengar rapat agar tidak terkontaminasi denganpartikel lain seperti air hujan ataupun hewan yang tak sengaja masuk.
Wadah juga dapat ditutup dengan plastik atau alumunium foil agar bahan di dalamnya cepat membusuk. Alumunium foil nantinya akan membuat hawa panas di dalam wadah sehinga proses penguraian akan lebih cepat.
Supaya hasilnya sempurna, pupuk kompos dari sampah organik ini sebaiknya didiamkan selama hampir 3 bulan. Bila Bunda ingin mempercepat proses, bisa mengaduk tanah yang dicamput sampah organik secara rutin.
Dengan begitu, pupuk kompos bisa segera digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanaman.
Ciri-ciri pupuk kompos yang berkualitas baik
Ada beberapa ciri bila kompos yang memiliki kualitas baik, yaitu sebagai berikut:
- Berwarna cokelat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah
- Tidak larut dalam air
- Tidak berbau
- Suhunya kurang lebih sama daengan suhu lingkungan
- Berefek baik di tanah
Bila Anda mendapati hasil pupuk kompos seperti ciri di atas, berarti pupuk dapat Anda gunakan sebagai penyubur tanaman. Nah, selamat mencobanya di rumah, ya. Jangan lupa libatkan si kecil dalam mengolah sampah ini, ya.
Semoga kegiatan membuat kompos ini dapat menjadi kebiasaan baik untuk menjaga lingkungan dan bumi yang akan kelak kita wariskan untuk anak cucu.
***
Referensi: 99.co, liputan6
Baca juga
Cara mudah mengolah sampah rumah tangga, sudahkah Parents terapkan?